Ilmuwan Jelaskan Mutasi Varian G Virus Covid-19, Lebih Menular?

Rabu, 1 Juli 2020 10:19 WIB

Ilustrasi virus Corona atau Covid-19. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Para ilmuwan berusaha memahami mutasi virus corona Covid-19 yang diyakini sebagian kalangan telah membuat virus itu lebih menular. Mutasi itu, secara resmi disebut D614G atau hanya 'G', ditemukan mempengaruhi protein paku virus, struktur yang memungkinkannya bisa menginfeksi sel manusia lebih cepat.

Semakin efektif protein paku itu, maka semakin mudah virus memasuki tubuh inang alias menular. Ini yang diduga berada di balik tingginya kasus Covid-19 yang tinggi di Eropa dan Amerika.

Hasil penelitian menduga bahwa mutasi yang mengubah asam amino 614 dari 'D' (asam aspartat) menjadi 'G' (glisin) itu membuat protein paku pada SARS-CoV-2, virus corona penyebab Covid-19, lebih efektif. Para peneliti menemukannya pada 70 persen dari sekitar 50 ribu genom virus jenis itu yang telah diunggah ke basisdata.

Ahli virus di Scripps Research Institute, Hyeryun Choe, menerangkan bahwa studi epidemiologis dan data itu secara bersama menjelaskan mengapa mutasi varian G menyebar di Eropa dan Amerika Serikat sangat cepat. "Ini bukan hanya kebetulan," ujar dia seperti dikutip laman Fox News, Selasa 30 Juni 2020.

Choe merupakan penulis utama dari makalah penelitian yang belum dipublikasikan tentang peningkatan kemampuan infeksi SARS-CoV-2 varian G dalam kultur sel di laboratorium. Dia mengatakan, ada dua alasan mengapa varian G lebih efektif dalam menyebarkan infeksi.

Dia menerangkan, dalam mutasi, bagian luar dari protein yang berikatan dengan reseptor sel manusia sulit putus atau pecah. Itu dianggap kelemahan dari SARS-CoV-2 yang berkembang dari Wuhan, Cina. Choe menambahkan bahwa varian G memiliki lebih banyak protein paku daripada D, dan mengatakan alasan itu membuat mutasi varian ini 10 kali lebih menular dalam percobaan laboratorium.

"Saya pikir mutasi ini terjadi sebagai kompensasi," kata Choe. Dia menambahkan mutasi itu tidak berdampak mematikan virus bagi mereka yang terinfeksi, hanya bagaimana cara menularkannya.

Mutasi juga ditemukan lebih menular dalam empat studi yang belum ditinjau oleh rekan sejawat atau peer review. Satu studi itu ditemukan para ilmuwan di Los Alamos National Laboratory yang menyimpulkan bahwa pasien memiliki lebih banyak virus varian G dalam tubuhnya, dan membuat mereka lebih mungkin menularkannya kepada orang lain.

Tapi sebagian penelitian lain percaya, perlu lebih banyak penelitian untuk menentukan seberapa efektif mutasi dalam menyebarkan virus. "Intinya adalah, kami belum melihat sesuatu yang pasti," kata Jeremy Luban, ahli virus di University of Massachusetts Medical School.

FOX NEWS | WASHINGTON POST


Advertising
Advertising

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

8 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

10 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

13 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya