Covid-19 Mengganas di AS, Google Tetapkan Konten Berbahaya

Reporter

Antara

Sabtu, 18 Juli 2020 12:24 WIB

Ilustrasi mesin pencari Google. (www.j-26.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan induk Google, Alphabet, melarang situs dan aplikasinya menyiarkan iklan teori konspirasi virus corona yang mereka sebut sebagai konten berbahaya. Juga termasuk dalam konten itu adalah obat 'ajaib' dan promosi gerakan antivaksinasi.

Raksasa mesin pencari itu membuat kebijakan terbarunya ketika wabah Covid-19 bertambah parah di seluruh Amerika Serikat, yang ditandai di antaranya dengan rekor kasus infeksi harian 75 ribu pada Kamis lalu. Karena situasi itu perusahaan periklanan digital, seperti Google dan Facebook, menghadapi permintaan untuk berbuat lebih banyak dalam menekan informasi yang salah ataupun hoax.

Dikutip dari Reuters, Sabtu 18 Juli 2020, konten iklan yang tidak diizinkan adalah yang berkaitan dengan teori konspirasi. Contohnya adalah gagasan bahwa virus corona diciptakan di laboratorium Cina sebagai senjata biologis yang dibuat oleh pendiri Microsoft, Bill Gates, atau bahwa virus tersebut adalah hoax.

Google juga telah melarang iklan dengan konten berbahaya lainnya seperti obat penyembuh "ajaib" atau yang mempromosikan gerakan anti-vaksinasi. Kebijakan baru tersebut juga akan melarang pengiklan membuat konten mereka sendiri yang mempromosikan teori konspirasi virus corona.

Google hanya mengizinkan lembaga tertentu yang bisa beriklan tentang pandemi virus corona dalam platformnya. Termasuk organisasi pemerintah dan penyedia layanan kesehatan, untuk mencegah kegiatan seperti menaikkan harga pasokan medis.

Kebijakan itu mengingatkan kepada cerita yang diungkap Methodist Hospital, San Antonio, Texas, tentang satu pasien Covid-19 yang diterimanya. Si pasien tak terselamatkan dan sebelumnya sempat mengaku kepada perawatnya kalau dia sebelumnya terlibat 'Pesta Covid'.

Pesta itu dibuat dengan sengaja mengundang orang yang telah terkonfirmasi positif Covid-19. Tujuannya, menguji apakah ancaman virus itu nyata atau tidak. "Saya kira saya telah membuat kesalahan. Saya kira itu ada hoax, tapi ternyata tidak," katanya seperti yang dituturkan dokter di rumah sakit itu.

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

4 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

9 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

16 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

18 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

8 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

8 hari lalu

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

Chatbot Meta AI dapat melakukan sejumlah tugas seperti percakapan teks, memberi informasi terbaru dari internet, menghubungkan sumber, hingga menghasilkan gambar dari perintah teks.

Baca Selengkapnya

AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

11 hari lalu

AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

AirNav Indonesia memastikan kabar adanya pesawat terbang rendah yang jatuh di perairan Bengga Nagekeo yang tersebar luas adalah tidak benar alias hoax

Baca Selengkapnya