Drone Perahu Akan Awasi Cuaca Sampai Pencari Suaka di Laut Australia

Reporter

Terjemahan

Senin, 3 Agustus 2020 20:21 WIB

Ocean drone berpatroli di perairan pantai Australia. dronedj.com

TEMPO.CO, Jakarta - Drone tak hanya identik dengan baling-baling dan terbang. Di Australia, drone akan dioperasikan di laut dalam rupa perahu robotik. Departemen Pertahanan negeri itu berencana mengerahkannya untuk berpatroli di perairan pantainya hingga ke batas Samudera Hindia, mengawasi mulai dari ikan-ikan, cuaca, sampai perahu asing yang biasa menyelundupkan para pencari suaka ke negara itu.

Satu armada terdiri dari enam drone laut itu sedang dikerjakan Ocius Technology, perusahaan yang berbasis di Sydney, dalam sebuah kontrak Defence Innovation Hub senilai 5,5 juta dolar Australia. Kontrak diberikan setelah satu prototipe final drone itu teruji dalam pelayaran antara Botany Bay di Sydney dan Ulladulla Harbour di New South Wales South Coast sejauh 100 mil pada awal Juli lalu.

Perahu sepanjang lima meter yang disebut Bluebottles, nama jenis ubur-ubur di Australia, itu terlihat seperti yacht mini. Sumber energinya adalah kombinasi energi angin, ombak, dan matahari untuk mentenagai kecepatan 5 knot, stabil di segala kondisi. Seperti yang sudah terbukti dalam uji, kombinasi energi itu membuat perahu tak perlu merapat ke pantai untuk isi ulang bahan bakar.

Robert Dane, chief executive OCIUS, mengatakan idenya adalah menciptakan sebuah drone di laut yang bisa dikerahkan untuk menggantikan manusia dalam misi berbahaya. "Pekerjaan-pekerjaan yang selama ini menempatkan saudara-saudara kita, personel berseragam, di posisi yang berbahaya," katanya sambil menambahkan perahu robotik yang ideal karena akan persisten, tidak perlu pulang untuk isi bahan bakar, ataupun merasa jenuh.

Insinyur mekatronik OCIUS, Mathew Kete, optimistis kontrak dari Departemen Pertahanan akan bisa dipenuhi dan aramda enam drone sudah bisa berlayar tahun depan. "Dia bisa berlayar dengan baik," katanya.

Advertising
Advertising

Drone juga nantinya akan mampu mengirim data peristiwa cuaca besar. Mereka bisa berlayar memasuki siklon untuk mengukur kekuatannya atau meraba naik-turun muka air laut saat terjadi gempa sehingga berperan sebagai alat peringatan dini tsunami.

Ruth Patterson, kandidat doktor di Charles Darwin University, Australia, mengaku telah menggunakan data cuaca yang dikirim drone untuk risetnya saat prototipe menjalani uji awal Juli lalu. Dia membayangkan, "Jika terjadi siklon kita bisa mengirim drone ini untuk mengukur tekanan udara yang tidak mungkin kita lakukan dengan mengirim petugas."

NEW SCIENTIST | ABC

Berita terkait

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

9 jam lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

1 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya

KCIC Sebut Cuaca Buruk Picu Keterlambatan Perjalanan Kereta Cepat Whoosh

1 hari lalu

KCIC Sebut Cuaca Buruk Picu Keterlambatan Perjalanan Kereta Cepat Whoosh

Cuaca buruk membuat perjalanan kereta cepat Whoosh mengalami keterlambatan. PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memberi kompensasi makanan dan minuman untuk penumpang.

Baca Selengkapnya

Jumlah dan Jenis Senjata Iran yang Digunakan Saat Serang Israel

3 hari lalu

Jumlah dan Jenis Senjata Iran yang Digunakan Saat Serang Israel

Iran meluncurkan 320 hingga 350 senjata yang membawa bahan peledak seberat total 85 ton ke Israel pada Sabtu dinihari, 13 April 2024.

Baca Selengkapnya

Presiden Ebrahim Raisi Janji Akan Balas Jika Diserang Israel

3 hari lalu

Presiden Ebrahim Raisi Janji Akan Balas Jika Diserang Israel

Ebrahim Raisi tidak akan diam jika negaranya diserang Israel, bahkan akan melakukan pemusnahan.

Baca Selengkapnya

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

3 hari lalu

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

3 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Wartawan Perang Semyon Yeryomin Dapat Penghargaan dari Moskow

3 hari lalu

Wartawan Perang Semyon Yeryomin Dapat Penghargaan dari Moskow

Wartawan Semyon Yeryomin gugur akibat serangan drone Ukraina pada akhir pekan lalu. Dia mendapat penghargaan dari Moskow

Baca Selengkapnya

Persenjataan Komplet Militer Iran, Punya Rudal Balistik hingga Drone Tempur

4 hari lalu

Persenjataan Komplet Militer Iran, Punya Rudal Balistik hingga Drone Tempur

Iran belum memperlihat semua senjata tempur udaranya ketika membalas serangan Israel. Apa saja alat tempur canggih Iran?

Baca Selengkapnya

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

4 hari lalu

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.

Baca Selengkapnya