Begini TikTok Jawab Ultimatum Trump di Amerika Sampai 15 September

Reporter

Terjemahan

Selasa, 4 Agustus 2020 18:08 WIB

Ilustrasi TikTok. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - TikTok menyatakan masih akan tetap berada di Amerika Serikat selama bertahun-tahun ke depan. Perusahaan aplikasi media sosial berbasis video pendek ini merespons ultimatum dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump tentang batas akhir operasionalnya di negeri itu hingga 15 September mendatang, kecuali TikTok bersedia beralih menjadi perusahaan Amerika.

Dalam pernyataannya Senin sore waktu setempat, atau Selasa subuh waktu Indonesia, TikTok yang menginduk ke ByteDance, perusahaan internet di Cina, mengisyaratkan akan memenuhi perintah itu. Alasannya, TikTok mengaku dicintai oleh 100 juta warga Amerika dan menganggap aplikasi itu rumah untuk hiburan, ekspresi diri, dan koneksi.

TikTok juga mengatakan termotivasi untuk terus menghadirkan kesenangan ke keluarga-keluarga dan karir untuk mereka yang berkreasi di platformnya seiring pengembangan jangka panjang TikTok. "TikTok akan berada di sini (Amerika Serikat) untuk bertahun-tahun ke depan," bunyi pernyataan tersebut.

Sebelumnya, seperti dikutip New York Times, Presiden Donald Trump mengultimatum TikTok harus menjual operasionalnya di Amerika Serikat per 15 September, atau dipaksa tutup. Trump juga menyatakan tak masalah apakah Microsoft atau yang lain yang akan mengakuisisi TikTok. "Yang penting perusahaan Amerika," katanya.

Adapun Microsoft telah secara terbuka mengatakan sedang dalam pembahasan dengan ByteDance untuk pembelian TikTok. Raksasa teknologi itu berharap sudah mencapai kesepatan final pada 15 September nanti.

Advertising
Advertising

Microsoft tak menyebut apakah tenggat itu berasal dari Trump tapi Reuters adanya tambahan waktu 45 hari dari Komite Investasi Luar Negeri AS kepada Microsoft untuk bisa membuat penawaran ke TikTok atau ByteDance.

Dalam unggahan di blog perusahaan, Microsoft hanya mengatakan komitmennya untuk membeli TikTok dan menjadikannya benar-benar aman serta menguntungkan bagi Amerika Serikat, termasuk bagi Kementerian Keuangan. Jika kesepakatan bisa dicapai, bukan hanya TikTok Amerika yang akan digenggam Microsoft tapi bisa juga Kanada, Selandia Baru, dan Australia mengikuti.

Tidak semua orang senang dengan rencana Microsoft dan TikTok Amerika. New York Times melaporkan kalau penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro memilih AS seharusnya melarang TikTok seperti yang telah dilakukan terhadap aplikasi asal Cina lainnya, WeChat.

Menurut Navarro, Microsoft telah mengakomodasi sensor Cina. Dia juga mengatakan kalau raksasa itu harus divestasi unit bisnis nya di Cina sebagai konsekuensi jika skema pembelian TikTok terlaksana.

ENGADGET

Berita terkait

Fakta-fakta TikTok Dilarang di Amerika Serikat

10 jam lalu

Fakta-fakta TikTok Dilarang di Amerika Serikat

ByteDance selaku perusahaan pemilik TikTok memilih untuk menutup aplikasinya di Amerika yang merugi.

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

1 hari lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya

Influencer TikTok Perempuan Irak Ditembak Mati

1 hari lalu

Influencer TikTok Perempuan Irak Ditembak Mati

Seorang pria bersenjata yang mengendarai sepeda motor menembak mati seorang influencer media sosial perempuan terkenal Irak

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

1 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Galih Loss Mengaku Buat Konten yang Diduga Menistakan Agama untuk Menghibur

2 hari lalu

Galih Loss Mengaku Buat Konten yang Diduga Menistakan Agama untuk Menghibur

Niat itu kini berujung penahanan Galih Loss di Rumah Tahanan (Rutan) Polda Metro Jaya.

Baca Selengkapnya

Jadi Tersangka Penistaan Agama, Galih Loss Minta Maaf ke Umat Muslim

2 hari lalu

Jadi Tersangka Penistaan Agama, Galih Loss Minta Maaf ke Umat Muslim

Konten kreator TikTok Galih Loss meminta maaf atas konten video tebak-tebakannya dengan seorang anak kecil yang dianggap menistakan agama.

Baca Selengkapnya

Bahas Pengembangan AI, Microsoft Diagendakan Bertemu Empat Perusahaan Raksasa Teknologi

2 hari lalu

Bahas Pengembangan AI, Microsoft Diagendakan Bertemu Empat Perusahaan Raksasa Teknologi

Microsoft menyusun agenda pertemuan untuk membicarakan artificial intelligence atau AI bersama para eksekutif raksasa teknologi di Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Konflik TikTok dengan AS Makin Panas: ByteDance Mau Jual?

2 hari lalu

Konflik TikTok dengan AS Makin Panas: ByteDance Mau Jual?

Bagaimana nasib TikTok di AS pasca-konflik panas dan pengesahan RUU pemblokiran aplikasi muncul di sana?

Baca Selengkapnya

Alasan Tokopedia Naikkan Biaya Layanan Merchant: Lebih Banyak Campaign untuk Jangkau Konsumen

3 hari lalu

Alasan Tokopedia Naikkan Biaya Layanan Merchant: Lebih Banyak Campaign untuk Jangkau Konsumen

Platform e-commerce Tokopedia membeberkan alasan menaikkan biaya layanan merchant pada 1 Mei 2024 mendatang

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Jokowi Bahas Program Makan Siang Gratis Prabowo di RAPBN 2025 hingga AS Larang TikTok

3 hari lalu

Terpopuler: Jokowi Bahas Program Makan Siang Gratis Prabowo di RAPBN 2025 hingga AS Larang TikTok

Berita terpopuler bisnis pada Kamis, 25 April 2024, dimulai dari program unggulan Prabowo - Gibran telah dibahas oleh Presiden Jokowi di RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya