Penelitian Kehidupan Sosial Ikan Hiu di Laut Lepas, Ternyata ...

Jumat, 14 Agustus 2020 21:54 WIB

Seorang penyelam yang sedang berfoto di bawah laut dikejutkan dengan kedatangan hiu lemon di pesisir Bahama, Laut Karibia. Dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Ikan Hiu memiliki kehidupan sosial yang lebih kompleks daripada yang diketahui sebelumnya. Dalam sebuah penelitian, hiu karang abu-abu di Samudera Pasifik ternyata mengembangkan jejaring sosial satu sama lain dan mengembangkan ikatan yang dapat bertahan selama bertahun-tahun.

Penelitian tersebut fokus pada perilaku sosial 41 hiu karang di sekitar Palmyra Atoll, sekitar 1.000 mil (1.600 km) barat daya Hawaii. Penelitian menggunakan pemancar akustik untuk melacak hiu-hiu itu dan tagging kamera untuk mendapatkan kejelasan yang lebih baik dalam interaksi ikan predator itu.

Baca juga:
Teknologi Satelit Tangkap Basah Dark Fleets Cina di Laut Korea

Jauh dari makhluk soliter, hiu membentuk komunitas sosial yang tetap stabil dari waktu ke waktu, dengan beberapa individu yang sama tetap bersama selama empat tahun penelitian. "Hiu adalah hewan yang luar biasa dan masih cukup disalahpahami selama ini," kata ahli biologi kelautan di Florida International University, Yannis Papastamatiou, yang juga penulis utama penelitian, Kamis 13 Agustus 2020.

Dalam studi yang hasil-hasilnya telah diterbitkan di jurnal Proceedings of the Royal Society tersebut, para peneliti mendokumentasikan pola harian hiu yang menghabiskan pagi dalam kelompok yang kadang terdiri dari hampir 20 individu di bagian terumbu karang yang sama. Mereka kemudian menyebar sepanjang hari hingga malam, dan berkumpul kembali keesokan paginya.

"Baru belakangan ini kami mengembangkan alat untuk mulai melihat dan memahami kehidupan sosial mereka," kata Papastamatiou. Dia menambahkan, "Tapi tidak semua hiu bersifat sosial dan beberapa cenderung menyendiri."

Hiu karang berukuran sedang, panjangnya mencapai sekitar 6 kaki (2 meter). Sosialitasnya memiliki kemiripan dalam hal stabilitas dari waktu ke waktu dengan burung dan mamalia tertentu, tapi berbeda karena tidak melibatkan bersarang, kawin, bersuara atau interaksi ramah.

Baca juga:
Studi GPS, Banyak Penyu Salah Jalan Pulang di Lautan

Para peneliti menduga hiu berkumpul bersama karena dapat membantu memastikan kalau beberapa individu menemukan mangsa. "Untuk beberapa waktu kami telah mengetahui bahwa hiu mampu mengenali pasangan kelompok tertentu dan memiliki preferensi sosial," kata ahli biologi kelautan dan rekan penulis studi David Jacoby dari Institute of Zoology, London.

Menurut Jacoby, penelitian itu mengungkapkan untuk pertama kalinya bahwa hiu-hiu sebenarnya mampu mempertahankan pasangan sosial selama beberapa tahun. "Kami juga menawarkan mekanisme yang mungkin untuk struktur sosial jangka panjang, yaitu kelompok sosial kemungkinan besar beroperasi sebagai pusat informasi di mana individu dapat mengikuti satu sama lain ke area makan lepas pantai," ujar dia.

REUTER | PROCEEDINGS OF THE ROYAL SICIETY

Berita terkait

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

6 jam lalu

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

5 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

6 hari lalu

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:

Baca Selengkapnya

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

14 hari lalu

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?

Baca Selengkapnya

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

21 hari lalu

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah

Baca Selengkapnya

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

28 hari lalu

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.

Baca Selengkapnya

Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

35 hari lalu

Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

Seperti situs Gunung Padang, ada banyak laporan penelitian yang pernah dicabut dari jurnal ilmiah internasional. Cek asal negaranya yang terbanyak.

Baca Selengkapnya

Heboh Pencabutan Artikel Gunung Padang, Dua Negara Ini Catat Skor Tertinggi Penarikan Makalah di Jurnal

36 hari lalu

Heboh Pencabutan Artikel Gunung Padang, Dua Negara Ini Catat Skor Tertinggi Penarikan Makalah di Jurnal

Pencabutan artikel Gunung Padang pada 18 Maret 2024 didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.

Baca Selengkapnya

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

36 hari lalu

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kronologi Pencabutan Artikel Arkeologi Situs Gunung Padang, Gerhana Bulan, Gempa Bawean

39 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kronologi Pencabutan Artikel Arkeologi Situs Gunung Padang, Gerhana Bulan, Gempa Bawean

Topik tentang kronologi pencabutan artikel arkeologi situs Gunung Padang dari Jurnal Wiley menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya