Tua-tua Keladi Pesawat Mata-mata Amerika Dragon Lady

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 15 Agustus 2020 12:19 WIB

Pesawat mata-mata Amerika Serikat yang terkenal, U-2 Dragon Lady tiba di Pangkalan Udara Osan, Pyeongtaek, Korea Selatan, 4 Desember 2017. Dragon Lady akan mengikuti latihan besar-besaran Angkatan Udara Amerika Serikat dan Korea Selatan, Vigilant Ace. AP/Ahn Young-joon

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu pesawat tua yang masih dipertahankan militer Amerika Serikat hingga kini adalah pesawat mata-mata U-2 yang dijuluki Dragon Lady. Jenis pesawat ini pernah ditembak jatuh dua kali oleh Uni Soviet di masa peran dingin lalu: pertama di Uni Soviet pada 1960 dan kedua selang dua tahun di wilayah udara Kuba.

Dua insiden itu pula yang menjadi momentum Amerika mengembangkan teknologi drone yang tak berawak. Tapi toh, meski ada catatan dan perkembangan itu, Dragon Lady masih terus disayang. Usia pakainya bahkan bisa lebih panjang ketimbang saudara mudanya sesama pesawat intai berawak, Blackbird SR-71, yang lebih canggih dan dengan catatan yang lebih bersih. Pesawat mata-mata yang terakhir itu telah lebih dulu dimuseumkan.

Baca juga:
CIA Buka Dokumen Rahasia Proyek Gagal Drone Spionase Aqualine

Pesawat mata-mata atau intai U-2 pertama dibangun pada 1954 oleh Badan Intelejen Amerika (CIA) dan Angkatan Udara Amerika. Dua tahun kemudian, pesawat dengan mesin tunggal ini mulai terbang melintasi Uni Soviet dan Eropa Timur di atas Terusan Suez, Mesir. Sejak saat itu, U-2 mulai dioperasikan hingga ke Asia.

Insiden ditembak jatuh terjadi pada pesawat U-2 yang dipiloti Gary Powers. Saat itu, 1960, pesawat sedang mengambil foto udara di wilayah Uni Soviet. Amerika sempat mengelak dengan mengatakan bahwa pesawat tersebut merupakan pesawat penelitian cuaca.

Advertising
Advertising

U-2 Dragon Lady merupakan pesawat intai warisan perang dingin. Pesawat ini tergolong dalam pesawat jet bermesin tunggal dan beroperasi di ketinggian. Dirancang oleh Lockheed Martin, yang juga merancang SR-71, dan diciptakan oleh maestro Clarence "Kelly" Johnson. Pesawat ini pernah beroperasi di wilayah Indonesia, saat operasi Trikora. Bahkan salah satu agen intel Indonesia yang beroperasi di Jepang, berhasil memperoleh hasil foto udara dari U-2 Dragon Lady. hufingtonpost.com

Pernyataan tersebut tidak diterima Uni Soviet yang kemudian merilis foto pilot U-2 beserta peralatan spionase di pesawat tersebut. Tidak sampai disitu, berselang dua tahun kemudian, Uni Soviet kembali menembak jatuh U-2, kali ini di wilayah Kuba.
Sejak insiden tersbut, militer Amerika mulai meragukan kemampuan Lady Dragon dalam melaksanakan misi pengintaian. Mereka juga mulai menyadari U-2 yang dapat terbang lebih dari 70 ribu kaki tidak cukup untuk bertahan dari rudal musuh begitu tertangkap radar.

CIA kemudian mengembangkan teknologi pesawat yang sulit dideteksi radar. Beberapa hasil dari proyek tersebut antara lain Lockheed A-12 dan Blackbird SR-71 yang mampu terbang lebih tinggi dengan kecepatan lebih superior pula.

Meski begitu, militer Amerika masih mengandalkan pesawat U-2 dalam beberapa misi meskipun hanya di daerah tertentu. Pada 1966, terdapat rekomendasi yang menyebutkan U-2 hanya bisa dikirim ke wilayah yang tidak memiliki rudal kendali udara, itu pun dengan persetujuan bagian pertahanan. Hal ini diperkuat dengan proposal yang dikeluarkan Badan Pengintaian Nasional Amerika (NRO) mengenai rencana pemantauan perbatasan Cina-Vietnam.

Satu di antara alasan pesawat ini masih dipertahankan ialah biaya operasional yang lebih murah ketimbang Lockheed A-12 maupun Blackbird SR-71. Dalam satu jam penerbangan, U-2 menghabiskan biaya US$ 38 ribu, hampir setengah lebih irit dibandingkan A-12 dan SR-71.

Baca juga:
Rusia Percepat Produksi Si Pemburu, Drone Tempur S-70 Okhotnik

Selain itu, pilot penunggang Dragon Lady bisa membagikan data dan informasi secara langsung ke pangkalan. Ini memberi alasan lain pesawat itu masih diberi kesempatan hidup. Tercatat dalam kurun 2005 sampai 2015, Angkatan Udara AS sudah empat kali membatalkan rencana untuk memensiunkan pesawat ini.

Reruntuhan pesawat mata-mata U-2 "Dragon Lady" yang terjatuh setelah lepas landas dari Pangkalan Udara Beale, Northern California, 21 September 2016. Angkatan Udara Amerika Serikat melaporkan satu pilot tewas dan satu lagi cidera setelah mereka keluar dengan kursi lontar. Hector Amezcua/The Sacramento Bee via AP

Pilot U-2, Mayor Travis Patterson, juga menyampaikan kalau keberadaan pilot manusia memiliki keunggulan karena lebih cepat dan lebih murah ketimbang drone-drone. “Saya bisa ditempatkan di mana saja di dunia, karena saya tidak perlu memprogram wilayah terbang baru,” ujarnya.

Patterson menambahkan, varian Dragon Lady U-2 yang sekarang masih dipertahankan tidak setua yang mungkin dibayangkan di kepala banyak orang. Menurutnya, sudah banyak bagian-bagian pesawat yang dimodifikasi. “Secara signifikan U-2 yang sekarang lebih kuat daripada yang asli yang anda lihat ketika Gary Powers terbang di atas Uni Soviet,” ujar Patterson.

MUHAMMAD AMINULLAH | ZW | BUSINESS INSIDER | THE DRIVE

Berita terkait

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

2 hari lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

7 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Jumlah dan Jenis Senjata Iran yang Digunakan Saat Serang Israel

10 hari lalu

Jumlah dan Jenis Senjata Iran yang Digunakan Saat Serang Israel

Iran meluncurkan 320 hingga 350 senjata yang membawa bahan peledak seberat total 85 ton ke Israel pada Sabtu dinihari, 13 April 2024.

Baca Selengkapnya

Presiden Ebrahim Raisi Janji Akan Balas Jika Diserang Israel

11 hari lalu

Presiden Ebrahim Raisi Janji Akan Balas Jika Diserang Israel

Ebrahim Raisi tidak akan diam jika negaranya diserang Israel, bahkan akan melakukan pemusnahan.

Baca Selengkapnya

Wartawan Perang Semyon Yeryomin Dapat Penghargaan dari Moskow

11 hari lalu

Wartawan Perang Semyon Yeryomin Dapat Penghargaan dari Moskow

Wartawan Semyon Yeryomin gugur akibat serangan drone Ukraina pada akhir pekan lalu. Dia mendapat penghargaan dari Moskow

Baca Selengkapnya

Persenjataan Komplet Militer Iran, Punya Rudal Balistik hingga Drone Tempur

11 hari lalu

Persenjataan Komplet Militer Iran, Punya Rudal Balistik hingga Drone Tempur

Iran belum memperlihat semua senjata tempur udaranya ketika membalas serangan Israel. Apa saja alat tempur canggih Iran?

Baca Selengkapnya

Ali Khamenei Perintahkan Pasukan Iran Pelajari Taktik Musuh

12 hari lalu

Ali Khamenei Perintahkan Pasukan Iran Pelajari Taktik Musuh

Pemimpin tertinggi Iran Ali Khamenei meminta tentara mempelajari taktik musuh. Pernyataan itu tak lama setelah serangan Israel ke Iran.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Pertahanan Udara Iran hingga 6 Fakta Serangan yang Diklaim oleh Israel

14 hari lalu

Top 3 Dunia: Pertahanan Udara Iran hingga 6 Fakta Serangan yang Diklaim oleh Israel

Top 3 dunia adalah pertahanan Iran disebut menua, fakta serangan Israel ke Iran hingga Menlu Iran menganggap remeh.

Baca Selengkapnya

Menlu Iran Klaim Serangan Drone ke Isfahan dari Dalam Negeri

14 hari lalu

Menlu Iran Klaim Serangan Drone ke Isfahan dari Dalam Negeri

Iran mengatakan serangan drone ke Isfahan berasal dari dalam negeri. Iran membantah Israel terlibat.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Kecanggihan Rudal dan Drone Iran hingga Warga Israel Ogah Balas Iran

17 hari lalu

Top 3 Dunia: Kecanggihan Rudal dan Drone Iran hingga Warga Israel Ogah Balas Iran

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 17 April 2024 diawali oleh kabar kecanggihan drone dan rudal Iran yang mampu lewati dua negara sebelum tiba di Israel

Baca Selengkapnya