Plasma Konvalesen Ditetapkan Pengobatan Darurat Covid-19 di Amerika

Selasa, 25 Agustus 2020 16:58 WIB

Petugas medis memeriksa kantong berisi plasma konvalesen dari pasien sembuh COVID-19 di Unit Tranfusi Darah (UTD) Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta, Selasa 18 Agustus 2020. Pengambilan plasma konvalesen pasien sembuh COVID-19 yang menggunakan alat apheresis bertujuan untuk membantu penyembuhan pasien terkonfirmasi COVID-19. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

TEMPO.CO, Jakarta - Pada Minggu, 23 Agustus 2020, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) di negara itu telah menetapkan terapi darurat pengobatan pasien Covid-19 menggunakan plasma konvalesen. Langkah itu dinilai tepat oleh ahli radiologi Nicole Saphier.

Plasma adalah cairan darah yang tersisa setelah seluruh sel yang terkandung di dalamnya disaring. Cairan itu, asal pasien Covid-19 yang sudah sembuh, disebut mengandung antibodi penting yang memblokir protein lonjakan SARS-CoV-2, vius corona penyebab Covid-19, dan pada akhirnya mencegah replikasi sel dan invasi virus ke jaringan manusia.

"Plasma diambil dari orang-orang yang telah pulih dari Covid-19 dan memiliki antibodi IgG yang bersirkulasi dalam aliran darah mereka," ujar Saphier seperti dikutip Fox News, Senin 24 Agustus 2020.

Menurutnya, orang-orang dalam penelitian yang paling diuntungkan dari pengobatan plasma konvalesen ini adalah mereka yang berusia di atas 80 tahun yang tidak menggunakan ventilator. Dia menyebut penelitian itu dilakukan terhadap lebih dari 30 ribu dari total 70 ribu orang di Amerika yang pernah menerima donor plasma tersebut.

Direktur di Memorial Sloan Kettering (MSK) Monmouth itu juga menyatakan kalau saat ini dia berusaha mengeksplorasi terapi antibodi, antibodi monoklonal (buatan laboratorium) (mAbs) untuk menjelaskan perannya dalam mengobati Covid-19. Saat anak-anak kembali ke sekolah usai libur musim panas--dan wabah masih terjadi, Saphier berharap sudah berhasil membuat kemajuan dalam penelitiannya itu.

"Untuk lebih dari 1 juta orang Amerika yang telah pulih dari Covid-19, mohon pertimbangkan mendonasikan plasma Anda, sehingga pengobatan yang berpotensi menyelamatkan nyawa ini dapat tersedia secara nasional," katanya menambahkan.

Sebelumnya, mantan komisaris FDA Robert Califf mengungkapkan, hanya sedikit bukti kalau plasma darah benar-benar membantu pasien. Menurutnya, baru obat antivirus remdesivir dan obat antiperadangan dexamethasone yang telah teruji menghambat Covid-19 lewat uji klinis.

Advertising
Advertising

Satu hal yang pasti, plasma konvalesen dari setiap orang disebutnya tidak sama kandungan atau konsentrasi antibodinya, sehingga memberi tantangan untuk mempelajarinya. Juga para peneliti tidak mungkin mengukur dan menerapkan standar konsentrasi antibodi di setiap sampel.

Baca juga:
Cegukan Gejala Baru Covid-19? Simak yang Terjadi dalam Kasus Ini

Bahkan saat ini, para peneliti di beberapa bagian dunia tidak mampu menguji apakah plasma darah mengandung 'antibodi penetralisir' yang kuat yang bisa mencegah replikasi virus. "Karena untuk mengurainya sangat mahal dan membutuhkan prosedur pemisahan khusus," kata Fazle Chowdhury, spesialis penyakit menular di Bangabandhu Sheikh Mujib Medical University di Dhaka, Bangladesh.


FOX NEWS | MAYO CLINIC


Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

2 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

6 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

9 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

10 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

16 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

17 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

20 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

21 hari lalu

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

Indofarma ambruk karena salah perhitungan kapan pandemi COvid-19 berakhir, sehingga banyak obat sakit akibat virus corona tak terjual

Baca Selengkapnya