Studi CDC: Penumpang OTG Bisa Tularkan Covid-19 dalam Pesawat

Jumat, 28 Agustus 2020 09:52 WIB

Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) berada di pesawat Garuda yang disewa khusus di Bandar Udara Internasional Velana, Maldives, Jumat 1 Mei 2020 malam. KBRI Colombo merepatriasi mandiri geelombang kedua dengan memulangkan 347 Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Sri Lanka dan Maladewa ke Indonesia akibat pandemi Virus Corona (COVID-19). ANTARA FOTO/Lutfi Andaru

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah laporan baru yang diterbitkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyebut kalau virus corona Covid-19 dapat disebarkan pasien tanpa gejala atau asimptomatik di dalam pesawat. Para peneliti memeriksa bukti penularan Covid-19 dalam penerbangan oleh pasien tanpa gejala karena data sebelumnya tidak meyakinkan.

Penerbangan evakuasi yang dipelajari terbang dari Milan, Italia, ke Korea Selatan pada akhir Maret. Sebanyak 310 orang pada awalnya dijadwalkan untuk menumpang perjalanan 11 jam itu tapi belakangan 11 ditolak setelah menunjukkan gejala Covid-19. Selanjutnya, baik di darat maupun sepanjang penerbangan, awak mengikuti prosedur pengendalian infeksi ketat dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea.

Fox News, Kamis 27 Agustus 2020, melaporkan, ketika terbang, semua penumpang itu mengenakan masker N95, kecuali saat makan dan menggunakan kamar kecil. Setelah tiba di Korea Selatan, 299 penumpang dikarantina selama dua minggu di fasilitas karantina pemerintah, dalam isolasi total satu sama lain, di mana mereka sering diperiksa untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala Covid-19.

Pada 2 April 2020, hari pertama karantina, enam penumpang dinyatakan positif Covid-19 dan dirawat di rumah sakit. Dua minggu kemudian, keenam penumpang itu tidak menunjukkan gejala penyakit virus dan dikatakan tidak terinfeksi.

Namun, pada 15 April, hari ke-14 karantina, seorang penumpang perempuan yang awalnya dites negatif berubah positif infeksi virus corona. Si penumpang termasuk yang mengenakan masker N95 selama penerbangan, kecuali saat menggunakan kamar kecil, yang digunakan bersama oleh penumpang terdekat--termasuk satu dari enam penumpang yang asimptomatik.

Baca juga:
Ragu Virus Corona Menular Lewat Udara? Simak 3 Kasus Ini

Penumpang perempuan yang dites positif Covid-19 pada 15 April itu duduk tiga baris di belakang penumpang OTG. Untuk itu, para peneliti menduga bahwa infeksi pada penumpang perempuan tersebut kemungkinan besar ditularkan melalui kontak dalam penerbangan.

<!--more-->

Selain itu, sepuluh anggota awak dan delapan staf medis dari KCDC juga dikarantina di fasilitas yang sama selama dua minggu dan dites Covid-19 pada hari pertama dan ke-14 karantina. Seluruh 18 awak dan staf itu dinyatakan negatif dua kali tes virus corona.

Dalam penyelidikan lebih lanjut, para peneliti meninjau data dari penerbangan evakuasi lain, yang melakukan perjalanan dari Milan ke Korea Selatan pada 3 April di bawah prosedur pengendalian infeksi ketat yang sama yang dipandu KCDC. Selama perjalanan itu, tiga penumpang didapati OTG dan satu penumpang lainnya didapati positif pada hari ke-14 karantina.

"Berdasarkan penyelidikan epidemiologi, penulis dan KCDC menduga bahwa infeksi ini juga ditularkan melalui kontak dalam pesawat," kata penulis dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal peer-review Emerging Infections Diseases.

Para penulis menyimpulkan bahwa masih belum jelas bagaimana virus ditularkan di pesawat dan butuh penelitian lebih lanjut. Diduga permukaan yang terkontaminasi atau orang yang terinfeksi mungkin memiliki peran penting dalam penularan penyakit dalam penerbangan.

Melihat dari temuan itu, para penelitinya menyarankan strategi pencegahan penularan SARS-CoV-2 di pesawat dengan beberapa langkah. "Pertama, masker harus dipakai selama penerbangan. Kedua, karena kontak dengan permukaan yang terkontaminasi meningkatkan risiko penularan virus di antara penumpang, kebersihan tangan diperlukan untuk mencegah infeksi," tulis mereka.

Baca juga:
Studi: Hati-hati Tertular Covid-19 di Toilet Umum Pria

Ketiga adalah jarak fisik harus dijaga sebelum naik dan setelah turun dari pesawat. Sebagai penutup, penulis mendesak bahwa peraturan global yang ketat untuk pencegahan penularan Covid-19 di pesawat dapat membantu mencegah keadaan darurat kesehatan masyarakat seperti itu di masa depan.

FOX NEWS | EMERGING INFECTIONS DISEASES

Advertising
Advertising

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

23 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

3 hari lalu

Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

Jendela wine diperkenalkan pada 1600-an, pada saat wabah bubonic menyebar ke seluruh Florence. Kembali populer saat pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

7 hari lalu

5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

Atraksi terkenal adalah salah satu tempat beraksi bagi pencopet karena perhatian wisatawan cenderung terganggu.

Baca Selengkapnya

Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

8 hari lalu

Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

Mulai 25 April, wisatawan harian di Venesia harus beli tiket masuk sebesar Rp86.000.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

9 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya