Studi CDC: Penumpang OTG Bisa Tularkan Covid-19 dalam Pesawat
Reporter
Moh Khory Alfarizi
Editor
Zacharias Wuragil
Jumat, 28 Agustus 2020 09:52 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah laporan baru yang diterbitkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyebut kalau virus corona Covid-19 dapat disebarkan pasien tanpa gejala atau asimptomatik di dalam pesawat. Para peneliti memeriksa bukti penularan Covid-19 dalam penerbangan oleh pasien tanpa gejala karena data sebelumnya tidak meyakinkan.
Penerbangan evakuasi yang dipelajari terbang dari Milan, Italia, ke Korea Selatan pada akhir Maret. Sebanyak 310 orang pada awalnya dijadwalkan untuk menumpang perjalanan 11 jam itu tapi belakangan 11 ditolak setelah menunjukkan gejala Covid-19. Selanjutnya, baik di darat maupun sepanjang penerbangan, awak mengikuti prosedur pengendalian infeksi ketat dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea.
Fox News, Kamis 27 Agustus 2020, melaporkan, ketika terbang, semua penumpang itu mengenakan masker N95, kecuali saat makan dan menggunakan kamar kecil. Setelah tiba di Korea Selatan, 299 penumpang dikarantina selama dua minggu di fasilitas karantina pemerintah, dalam isolasi total satu sama lain, di mana mereka sering diperiksa untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala Covid-19.
Pada 2 April 2020, hari pertama karantina, enam penumpang dinyatakan positif Covid-19 dan dirawat di rumah sakit. Dua minggu kemudian, keenam penumpang itu tidak menunjukkan gejala penyakit virus dan dikatakan tidak terinfeksi.
Namun, pada 15 April, hari ke-14 karantina, seorang penumpang perempuan yang awalnya dites negatif berubah positif infeksi virus corona. Si penumpang termasuk yang mengenakan masker N95 selama penerbangan, kecuali saat menggunakan kamar kecil, yang digunakan bersama oleh penumpang terdekat--termasuk satu dari enam penumpang yang asimptomatik.
Baca juga:
Ragu Virus Corona Menular Lewat Udara? Simak 3 Kasus Ini
Penumpang perempuan yang dites positif Covid-19 pada 15 April itu duduk tiga baris di belakang penumpang OTG. Untuk itu, para peneliti menduga bahwa infeksi pada penumpang perempuan tersebut kemungkinan besar ditularkan melalui kontak dalam penerbangan.
<!--more-->
Selain itu, sepuluh anggota awak dan delapan staf medis dari KCDC juga dikarantina di fasilitas yang sama selama dua minggu dan dites Covid-19 pada hari pertama dan ke-14 karantina. Seluruh 18 awak dan staf itu dinyatakan negatif dua kali tes virus corona.
Dalam penyelidikan lebih lanjut, para peneliti meninjau data dari penerbangan evakuasi lain, yang melakukan perjalanan dari Milan ke Korea Selatan pada 3 April di bawah prosedur pengendalian infeksi ketat yang sama yang dipandu KCDC. Selama perjalanan itu, tiga penumpang didapati OTG dan satu penumpang lainnya didapati positif pada hari ke-14 karantina.
"Berdasarkan penyelidikan epidemiologi, penulis dan KCDC menduga bahwa infeksi ini juga ditularkan melalui kontak dalam pesawat," kata penulis dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal peer-review Emerging Infections Diseases.
Para penulis menyimpulkan bahwa masih belum jelas bagaimana virus ditularkan di pesawat dan butuh penelitian lebih lanjut. Diduga permukaan yang terkontaminasi atau orang yang terinfeksi mungkin memiliki peran penting dalam penularan penyakit dalam penerbangan.
Melihat dari temuan itu, para penelitinya menyarankan strategi pencegahan penularan SARS-CoV-2 di pesawat dengan beberapa langkah. "Pertama, masker harus dipakai selama penerbangan. Kedua, karena kontak dengan permukaan yang terkontaminasi meningkatkan risiko penularan virus di antara penumpang, kebersihan tangan diperlukan untuk mencegah infeksi," tulis mereka.
Baca juga:
Studi: Hati-hati Tertular Covid-19 di Toilet Umum Pria
Ketiga adalah jarak fisik harus dijaga sebelum naik dan setelah turun dari pesawat. Sebagai penutup, penulis mendesak bahwa peraturan global yang ketat untuk pencegahan penularan Covid-19 di pesawat dapat membantu mencegah keadaan darurat kesehatan masyarakat seperti itu di masa depan.
FOX NEWS | EMERGING INFECTIONS DISEASES