Gajah Liar di Aceh Timur Dilacak via Satelit, Nadia Hutagalung Sumbang Alat GPS

Reporter

Antara

Minggu, 13 September 2020 22:53 WIB

Tim BKSDA Aceh dan Forum Konservasi Leuser saat memasang alat pelacak posisi GPS Collar pada seekor gajah di Ranto Peureulak, Aceh Timur, Jumat 11 September 2020. Antara Aceh/HO

TEMPO.CO, Banda Aceh - Sebanyak tiga Gajah Sumatera liar di Kabupaten Aceh Timur dipasangi alat pelacak posisi atau GPS Collar. Tujuannya, untuk mengetahui posisi kawanan atau kelompok masing-masing dari ketiga gajah liar itu secara berkala melalui satelit.

"Sehingga mempermudah proses mitigasi konflik satwa liar dengan manusia yang kerap terjadi terutama di Kabupaten Aceh Timur," kata Kepala Pusat Latihan Gajah (PLG) Aceh Saree Andi Aswinsyah, di Idi, Minggu 13 September 2020. Andi memberi keterangan mewakili Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Agus Arianto.

Andi menerangkan, BKSDA bekerja sama dengan Forum Konservasi Leuser (FKL) untuk pemasangan GPS Collar itu. Tim gabungan berjumlah 20 orang, termasuk tenaga medis, pawang gajah atau mahot, dan penembak, menyusur mencari kawanan gajah liar di hutan dan perkebunan sawit sejak Selasa 8 September lalu.

Pemasangan pertama dilakukan pada gajah betina dengan berat hampir empat ton. Gajah ini ditemui di dalam kawasan hak guna usaha (HGU) PT Atakana Company di Desa Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur.

"Gajah yang berhasil dipasangi GPS Collar tersebut kemudian diberi nama Nadia mengingat GPS Collar itu merupakan sumbangan dari Nadia Hutagalung, seorang model dan presenter yang peduli konservasi," kata Andi.

Advertising
Advertising

Pemasangan GPS Collar kedua dilakukan pada kelompok gajah yang ditemukan oleh tim gabungan di Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur. Gajah ini juga berjenis kelamin betina.

"Gajah yang diperkirakan berumur sekitar 20 tahun dengan berat lebih dari dua ton ini ditemukan setelah tim gabungan melakukan pencarian seharian pada Rabu 9 September," katanya.

Terakhir, tim BKSDA dan FKL memasang GPS Collar pada satu di antara anggota kawanan gajah liar, juga berjenis kelamin betina, dengan bobot 3,6 ton, pada Jumat 11 September. Kawanan gajah ini juga ditemukan di kawasan HGU PT Atakana Company.

"HGU perusahaan yang telah ditumbuhi semak belukar memang membuat gajah menyukai tempat seperti ini. Kotoran gajah terlihat berserakan di beberapa lokasi, bahkan ada yang berada di jalanan," kata Edi Syahputra, tim supervisor proteksi gajah FKL.

Baca juga:
Studi GPS, Banyak Penyu Salah Jalan Pulang di Lautan

Di hari keempat, Edi menerangkan, tim gabungan menemukan kawanan gajah itu sedang beristirahat. Setelah dilumpuhkan dengan bius, gajah betina tersebut dipasangi GPS Collar.

"Gajah dipasangi GPS Collar tersebut diperkirakan baru melahirkan. Ini terlihat dari susu yang penuh. Setelah alat dipasang, gajah betina itu dilepaskan kembali," kata Edi.

Berita terkait

Benarkah Pernah Diperingatkan Berulang Akan Bencana di Lembah Anai? Ini Jawab BKSDA Sumbar

1 hari lalu

Benarkah Pernah Diperingatkan Berulang Akan Bencana di Lembah Anai? Ini Jawab BKSDA Sumbar

Terpisah, Bupati Tanah Datar Eka Putra mengaku sudah sering memberikan peringatan kepada pengusaha yang berada di kawasan Lembah Anai.

Baca Selengkapnya

Satwa Liar Cepat Musnah Akibat Pesatnya Pembangunan

4 hari lalu

Satwa Liar Cepat Musnah Akibat Pesatnya Pembangunan

37 persen populasi satwa liar diprediksi bakal punah pada 2050.

Baca Selengkapnya

Walhi Sudah Peringatkan Bencana di Lembah Anai, Tuntut BKSDA Bertanggung Jawab

4 hari lalu

Walhi Sudah Peringatkan Bencana di Lembah Anai, Tuntut BKSDA Bertanggung Jawab

Bencana berulang di Lembah Anai, Sumatera Barat, sudah diprediksi sebelumnya. Bagaimana Walhi bisa melakukan itu?

Baca Selengkapnya

Ketahui Kelebihan dan Kekurangan Starlink Sebelum Memakainya

5 hari lalu

Ketahui Kelebihan dan Kekurangan Starlink Sebelum Memakainya

Sebelum menggunakannya, ada baiknya Anda mengetahui kelebihan dan kekurangan Starlink. Salah satu kelebihannya adalah speed tinggi.

Baca Selengkapnya

Kawanan Beruang Jarah Sarang Madu di Aceh, Peternak Rugi Lebih dari Rp 100 Juta

11 hari lalu

Kawanan Beruang Jarah Sarang Madu di Aceh, Peternak Rugi Lebih dari Rp 100 Juta

Kawanan tiga beruang dilaporkan merusak puluhan sarang madu dari kayu di Kecamatan Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, dalam sepekan terakhir

Baca Selengkapnya

Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

11 hari lalu

Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

BRIN mengembangkan konstelasi satelit untuk observasi bumi. Satelit NEO-1 kini memasuki tahap penyelesaian akhir.

Baca Selengkapnya

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

11 hari lalu

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

Sejak 7 Oktober, 16 pekerja medis tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon, dan 380 orang lainnya tewas termasuk 72 warga sipil.

Baca Selengkapnya

Cerita Pemuda Asal Bandung Gunakan Starlink: Unlimited dan Lebih Stabil

12 hari lalu

Cerita Pemuda Asal Bandung Gunakan Starlink: Unlimited dan Lebih Stabil

Melalui situs resminya, Starlink mematok harga layanan internet sebesar Rp 750 ribu per bulan.

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

15 hari lalu

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

Menteri Luhut menyebutkan layanan internet berbasis satelit Starlink bakal diluncurkan dalam dua pekan ke depan atau pertengahan Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

15 hari lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya