Pasien Sembuh Covid-19 Hanya 75 persen, Ini Kata RSD Wisma Atlet

Reporter

Antara

Jumat, 2 Oktober 2020 13:36 WIB

Tim dokter memeriksa awal pasien terkait wabah corona atau COVID-19 di ruang IGD Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Jakarta, Sabtu 28 Maret 2020. (ANTARA/HO/Tim Kesehatan Kogasgabdap Wisma Atlet)

TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Operasional Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran Jakarta, Stephanus Dony, mengatakan tingkat kesembuhan pasien di rumah sakit itu mencapai 75,1 persen. Angka itu sedikit lebih tinggi daripada angka nasional sebesar 72,3 persen, tapi lebih rendah dari data pasien sembuh global yang sebesar 96 persen menurut hitungan worldometers.

Dony menjelaskan, pasien sembuh sangat dipengaruhi oleh pola terapi yang diberikan dan hasil tes dari laboratorium bisa cepat didapatkan atau tidak. Sedang di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, yang saat ini merawat 2.370 pasien, hanya ada dua alat tes reaksi rantai polimerase (PCR).

Menurut Dony, alat PCR butuh lima jam untuk bisa memberikan hasil pemeriksaan setiap spesimen atau sampel pasien. Bahkan, dokter yang juga anggota TNI berpangkat kolonel ini mengakui kalau beberapa tes memerlukan waktu yang lebih lama daripada itu.

"Pemulangan pasien juga memerlukan prosedur, misalnya harus melengkapi surat-surat yang diperlukan, sehingga meskipun sudah dinyatakan sembuh tetap memerlukan waktu untuk bisa dipulangkan," katanya dalam acara bincang-bincang Satuan Tugas Penanganan Covid-19 yang disiarkan akun Youtube BNPB Indonesia dari Gedung Graha BNPB, Jakarta, Kamis 1 Oktober 2020.

Secara kumulatif, kata Dony, pasien Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran mencapai 13 ribu lebih dan yang sudah sembuh dan dipulangkan lebih dari 10 ribu. Mereka terdiri dari pasien tanpa gejala (OTG) untuk melakukan isolasi dan pasien dengan gejala infeksi yang ringan dan sedang.

Advertising
Advertising

Berdasarkan data seminggu terakhir, mulai ada penurunan jumlah pasien yang dirawat, meskipun menurut Dony masih belum signifikan. "Pasien yang datang dengan gejala ringan dan sedang tetap lebih banyak dibandingkan yang sembuh dan dipulangkan," jelasnya.

Terpisah, juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan pemerintah akan menggunakan alat tes cepat Covid-19 berbasis antigen sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurutnya, rekomendasi sudah diberikan untuk alat tes deteksi antigen yang kualitasnya baik.

Tes Covid-19 dengan cara deteksi antigen lebih cepat yaitu 15-30 menit. Selain juga lebih mudah, lebih murah, dan dapat digunakan untuk pemeriksaan di sekolah, universitas dan tempat kerja. WHO juga berencana membagian 120 juta alat rapid test ini untuk negara-negara berpendapatan menengah ke bawah.

Baca juga:
Hasil Uji Klinis, Vaksin Covid-19 Sinovac Bisa Tak Disetujui WHO jika ...

"Kami telah memohon untuk bisa dapat dipertimbangkan mendapatkan bantuan dari WHO untuk tes cepat ini agar bisa mendeteksi lebih cepat dari kasus atau masyarakat yang menderita Covid-19," kata Wiku.

Berita terkait

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

14 jam lalu

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

2 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

3 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

3 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya