Tuding Agen Militer, Trump Target Cabut 4 Ribu Visa Pelajar Cina di AS

Reporter

Antara

Jumat, 2 Oktober 2020 23:05 WIB

Demonstrasi anti Donald Trump di Austin, Texas, 10 November 2016. Ratusan mahasiswa University of Texas melakukan long march di pusat kota Austin. Jay Janner/Austin American-Statesman via AP

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menolak mengeluarkan visa pelajar bagi sebagian warga Cina. Alasannya, mereka dianggap mengancam keamanan nasional AS. "Ini adalah pendekatan yang akurat," kata Wakil Penasihat Keamanan Gedung Putih, Matt Pottinger, dalam sebuah acara yang digelar daring, Rabu waktu setempat, 30 September 2020.

Pottinger adalah satu di antara sosok utama dalam perkembangan kebijakan Amerika Serikat terhadap Cina di era Presiden Trump saat ini. Seperti diketahui AS dan Cina terlibat bentrok dalam serangkaian masalah, mulai dari perdagangan, hak asasi manusia, hingga soal Hong Kong dan asal usul pandemi virus corona Covid-19.

Pottinger mengatakan, sekitar satu persen dari 400 ribu pelajar atau mahasiswa Cina di AS saat ini telah menjadi target untuk tindakan menghalangi upaya Beijing mengumpulkan teknologi dan informasi lainnya dari Amerika. Mereka disebut Pottinger terhubung dengan militer, "Yang dalam beberapa kasus berada di AS di bawah alasan atau bahkan identitas palsu."

Dia menambahkan bahwa orang-orang yang ditarget tersebut telah datang ke AS untuk sengaja mendapatkan akses kepada teknologi yang akan berguna bagi kemajuan militer Cina atau terhadap represi atas rakyat di dalam negeri. Namun Pottinger menyebutkan kalau mayoritas pelajar atau mahasiswa Cina adalah orang-orang yang diterima dengan senang di Amerika. "Banyak yang akan tinggal di sini dan memulai bisnis yang hebat."

Tindakan AS terhadap para pelajar Cina berlangsung saat hubungan antara kedua negara anjlok ke titik terendah dalam beberapa dekade, menjelang upaya Trump untuk terpilih kembali pada pilpres 3 November.

Advertising
Advertising

Departemen Luar Negeri AS mengatakan sepanjang September ini visa bagi lebih dari 1.000 pelajar dan peneliti Cina yang dianggap menimbulkan risiko keamanan telah dicabut. Cina menyebut tindakan tersebut sebagai pelanggaran terhadap hak asasi manusia.

Baca juga:
Hakim Batalkan Laragan Trump untuk TikTok Beberapa Jam Sebelum Berlaku Efektif

Namun Washington mengatakan tindakan itu merupakan tindak lanjut dari pernyataan Trump pada 29 Mei, sebagai tanggapan atas pembatasan Cina pada demokrasi di Hong Kong.

Banyaknya mahasiswa Cina yang belajar di Amerika Serikat mendatangkan pendapatan yang signifikan bagi universitas-universitas AS, meskipun pandemi Covid-19 sangat mengganggu kegiatan kembali ke kampus pada musim gugur ini.

Berita terkait

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

3 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

4 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

5 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

9 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

12 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

23 jam lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

1 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya