Api Abadi Mrapen Padam, Warga di Lokasi Lain Mual

Reporter

Antara

Sabtu, 3 Oktober 2020 14:59 WIB

Kepala Seksi Energi Dinas ESDM wilayah Kendeng Selatan Sinung Sugeng Arianto (tengah) mengecek kadar gas di lokasi semburan air dan gas di Desa Manggarmas, Godong, Grobogan, Jawa Tengah, Jumat 2 Oktober 2020, Lokasi semburan air dan gas yang berjarak 200 meter dari lokasi Api Abadi Mrapen akibat pengeboran untuk mencari sumber mata air pada 12 September 2020 itu diduga menjadi penyebab berhentinya suplai gas ke situs Api Abadi Mrapen. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho

TEMPO.CO, Grobogan - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berusaha menyelamatkan situs api abadi Mrapen. Api dari semburan gas alam yang berlokasi di Desa Manggarmas Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan ini untuk pertama kalinya padam dan belum menyala kembali seminggu terakhir.

"Kami tengah berupaya mencari langkah-langkah yang tepat agar situsnya tetap terjaga karena selama ini tempat tersebut juga menjadi ritual tahunan umat Budha pada upacara Hari Raya Waisak," kata Kasi Energi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Wilayah Kendeng Selatan, Sinung Sugeng Arianto, Sabtu 3 Oktober 2020.

Baca juga:
Semburan Lumpur Liar di Bekasi Diperkirakan Punya Efek 1-2 Bulan

Dalam upaya penyelamatan itu, Sugeng menyatakan sudah menghubungi berbagai pihak, seperti Universitas Diponegoro, Akademi Perindustrian Yogyakarta, dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Hasilnya, mengerucut ke beberapa opsi yang belum bersedia dibeberkan Sugeng.

Dia hanya mengatakan kalau semua alternatif langkah penyelamatan berisiko. Dia merujuk kepada upaya pencarian sumber gas metan untuk dialirkan ke situs untuk menjaga api tetap menyala besar pada 1990-an. Saat itu, debit gas mulai berkurang sehingga nyala api mengecil. Penyebabnya, ada retakan yang lebih besar sehingga tekanan gas alam bergeser.

Advertising
Advertising

Sugeng optimistis bisa mencari sumber gas metan di lokasi sekitar untuk penyelamatan situs api abadi Mrapen. Berdasarkan peta gas dari rekanan PT Pertamina yang pernah mengerjakan blok barat Purwodadi sampai Mranggen, potensi gas alam di daerah itu cukup besar, namun ada retakan.

"Retakan itulah yang menjadi kewaspadaan masyarakat agar dalam melakukan pengeboran untuk kepentingan air bersih jangan sampai lebih dari 30 meter," ujarnya.

Itu sebabnya, Sugeng memperingatkan warga setempat tak membuat sumur bor lebih dalam dari 30 meter. Seperti yang selama ini juga sudah terjadi, sumur bor yang dalam akan menyemburkan gas.

Padamnya api abadi Mrapen pun diduganya terkait pengeboran sumur yang lokasinya tidak jauh dari situs itu pada 12 September 2020. Dari lokasi sumur itu dilaporkan muncul semburan gas bersama air. Tepat pada hari yang sama debit gas di Situs Api Abadi Mrapen menurun dan apinya mengecil, sebelum benar-benar padam tiga hari kemudian.

Anggota BPBD mengecek kondisi situs Api Abadi Mrapen yang padam di Desa Manggarmas, Godong, Grobogan, Jawa Tengah, Jumat 2 Oktober 2020. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho

Berdasarkan keterangan warga sekitar sumur bor tersebut, Sugeng mengatakan, kedalaman sumur di atas 30-an dan 70-an meter. Keterangan lain yang didapatkannya adalah ada warga sekitar sumur yang mual karena aroma gas setiap pagi.

"Kemungkinan memang kedalamannya lebih dari 30 meter karena semburan gasnya cukup besar dan kadungan gas methanenya juga cukup tinggi, lebih dari 100 ppm dari hasil pengecekan dengan alat," ujarnya.

Baca juga:
BMKG Sebut Prediksi Gempa oleh UGM bak Tes Covid-19 Hanya Ukur Suhu

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, di lokasi sekitar sumur bor itu dipasang garis polisi karena dianggap mudah tersulut api.

Berita terkait

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

2 hari lalu

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

Iran dikenal memiliki sumber daya alam dan potensi kekayaan yang tinggi. Termasuk saffron, apakah itu?

Baca Selengkapnya

Guru Besar UGM Anjurkan Daun Pegagan untuk Terapi Daya Ingat, Begini Cara Kerjanya

5 hari lalu

Guru Besar UGM Anjurkan Daun Pegagan untuk Terapi Daya Ingat, Begini Cara Kerjanya

Tanaman liar pegagan dianggap bisa membantu terapi daya ingat. Senyawa aktifnya memulihkan fungsi hipokampus, bagian krusial pada otak.

Baca Selengkapnya

Usai Putusan Sengketa Pilpres, Zainal Arifin Mochtar Sebut MK Punya Banyak PR

6 hari lalu

Usai Putusan Sengketa Pilpres, Zainal Arifin Mochtar Sebut MK Punya Banyak PR

Pakar hukum tata negara UGM, Zainal Arifin Mochtar, menilai MK punya banyak pekerjaan rumah alias PR pasca-putusan sengketa pilpres.

Baca Selengkapnya

UGM Buka Pendaftaran Seleksi Mandiri, Simak Syarat dan Panduan Pendaftaran

6 hari lalu

UGM Buka Pendaftaran Seleksi Mandiri, Simak Syarat dan Panduan Pendaftaran

Universitas Gajah Mada buka pendaftaran online seleksi mandiri UGM sejak 17 April hingga 7 Mei 2024. Lokasi ujian mandirinya?

Baca Selengkapnya

Pakar Hukum UGM Sebut Ada 3 Genre Hakim dalam Putusan MK

6 hari lalu

Pakar Hukum UGM Sebut Ada 3 Genre Hakim dalam Putusan MK

Pakar hukum di UGM sebut ada 3 genre hakim dalam memutus perkara. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakar Hukum UGM Nilai Ada 3 Kejanggalan Putusan MK soal Sengketa Pilpres

6 hari lalu

Pakar Hukum UGM Nilai Ada 3 Kejanggalan Putusan MK soal Sengketa Pilpres

MK sebelumnya telah menolak gugatan sengketa pilpres 2024 yang diajukan kubu Anies dan Ganjar.

Baca Selengkapnya

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

7 hari lalu

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Penulisan jurnal ilmiah bagi dosen akan membantu menyumbang angka kredit dosen, meskipun tak wajib publikasi di jurnal Scopus.

Baca Selengkapnya

Dosen dan Mahasiswa UGM Gelar Aksi Kampus Menggugat, Tuntut Putusan MK yang Adil

8 hari lalu

Dosen dan Mahasiswa UGM Gelar Aksi Kampus Menggugat, Tuntut Putusan MK yang Adil

Sejumlah aktivis perempuan termasuk dosen dan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menggelar aksi Kampus Menggugat dalam peringatan Hari Kartini di Balairung UGM Yogyakarta Minggu 21 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gelar Kampus Menggugat di Hari Kartini, Guru Besar UGM: Kita Bagian Kerusakan Demokrasi di Era Jokowi

8 hari lalu

Gelar Kampus Menggugat di Hari Kartini, Guru Besar UGM: Kita Bagian Kerusakan Demokrasi di Era Jokowi

Kegiatan Kampus Menggugat ini menyorot kondisi demokrasi di penghujung kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang merupakan alumnus UGM.

Baca Selengkapnya

Aktivis hingga Dosen Perempuan Kumpul di UGM Gelar Kampus Menggugat Kawal Putusan MK

8 hari lalu

Aktivis hingga Dosen Perempuan Kumpul di UGM Gelar Kampus Menggugat Kawal Putusan MK

Dia mengatakan MK adalah anak kandung Reformasi, yang dilahirkan dengan harapan bisa menjaga negara agar tetap berpijak pada konstitusi.

Baca Selengkapnya