Imun Bayi Baru Lahir Caesar Didorong dengan Racikan Feses Ibu

Reporter

Terjemahan

Minggu, 4 Oktober 2020 19:09 WIB

Ilustrasi operasi caesar. Babycenter.com

TEMPO.CO, Jakarta - Bayi baru lahir dari proses persalinan caesar mesti diberikan sedikit kotoran atau feses ibunya, dicampur di air susu ibu, untuk membantu mendorong sistem imun tubuhnya. Rekomendasi ini datang dari hasil studi yang dipublikasikan tim peneliti di Finlandia di Jurnal Cell.

Selama ini diketahui kalau bayi baru lahir bukan dari vagina ibunya memiliki jumlah biota mikro seperti bakteri lebih sedikit. Padanya lalu akan berkembang risiko asma dan alergi yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang lahir lewat persalinan normal.

Para ilmuwan mengatakan perbedaan itu bisa jadi karena bayi lahir caesar tidak terpapar mikrobiota di vagina dan perineum (area kulit antara liang vagina dan anus) ibunya saat proses persalian. Itu dianggap berpengaruh negatif kepada bagaimana sistem imun tubuh mereka berkembang kemudian.

Problem atau risiko tersebut coba diatasi lewat beberapa studi yang mengusap kulit bayi baru lahir dengan cairan vagina ibunya. Tapi, studi terbaru di Finlandia ini menawarkan cara yang lebih drastis untuk memaparkan bayi baru lahir caesar kepada mikrobiota ibunya, yakni memberi sedikit feses sang ibu sebagai asupan pertama si bayi.

Asumsinya, dengan melarutkan sebagian kecil ekskresi sang ibu ke dalam ASI dan memberikannya kepada bayi yang baru lahir caesar bisa menolong sistem imun bayi itu berkembang menyerupai bayi lahir lewat persalinan normal.

Advertising
Advertising

Tiga bulan dari studi itu, hasil yang didapat menunjukkan pada bayi baru lahir caesar terbangun mikrobial yang terlihat lebih mirip dengan bayi yang lahir lewat persalinan normal lewat vagina ibunya. Pada bayi lahir caesar yang mencicipi feses ibunya itu, mikrobial berbeda dari sesama bayi caesar lainnya.

Anggota tim peneliti dari studi itu, Sture Andersson dari Pusat Riset Pediatrik di Universitas Helsinki, Finlandia, mengatakan kalau, dari sudut pandang klinis, proses yang disebut transfer materi mikrobial terjadi saat bayi 'menerobos' vagina ibunya. "Proses ini adalah pemberian dari ibu kepada bayinya," katanya.

Menjadi pemberian karena saat bayi baru lahir, sistem imun tubuhnya belum berkembang. Sistem imun itu akan belajar dan berkembang menjadi matang dengan cara merespons paparan mikrobial.

Baca juga:
Guru Besar di Unesa Kembangkan Minuman Kesehatan untuk Covid-19

Meski mikrobiota setiap orang sangat khas, tapi secara umum bisa dibedakan antara jenis-jenis bakteri yang hidup di saluran pencernaan pada bayi lahir normal dan mereka yang lewat operasi caesar. Perbedaan itu yang kelihatannya membuat perbedaan dalam bagaimana sistem imun belajar merespons stimulan dari luar, "Termasuk terhadap alergen potensial," kata peneliti.

<!--more-->

Willem de Vos, anggota tim peneliti lainnya, mengatakan studi yang mereka lakukan tidak bisa sembarangan dan tergolong berisiko sekalipun hasilnya ditemukan efektif dan mendukung konsep transfer vertikal dari ibu ke bayi. Dia memperingatkan, praktik serupa tidak untuk dicoba dengan bebas.

"Sangat penting untuk memperingatkan kepada semua orang kalau ini bukan sesuatu yang bisa mereka lakukan sendiri. Sampel yang digunakan harus diuji untuk keselamatan dan kesesuaiannya," kata peneliti senior dari Human Microbiome Research Program di University of Helsinki dan Laboratory of Microbiology di Wageningen University, Belanda, itu.

Dia menerangkan, para ibu yang terlibat dalam studi di Helsinki direkrut dari selebaran yang disebar di ruang-ruang tunggu praktik dokter kandungan. Ada sekitar 30 perempuan yang kemudian menghubungi tim peneliti tapi akhirnya 17 yang setuju untuk berpartisipasi.

Dari 17 itu, 10 di antaranya ditemukan memiliki kontraindikasi. Misalnya, baru saja mengkonsumsi antibiotik atau mikroba yang berpotensi berbahaya.

Hanya tujuh yang kemudian menjalani studi diawali dengan pengumpulan feses tiga bulan sebelum jadwal operasi caesar. Saat hari persalinan, bayi-bayi langsung menerima transplantasi mikrobiota feses (FMT) dari sampel yang sudah dikumpulkan dan melalui proses pemeriksaan sebelumnya itu.

Bayi-bayi itu tetap berada di rumah sakit selama dua hari setelah transplantasi untuk memastikan tidak ada komplikasi. Mikrobiota dari feses bayi lalu diuji masing-masing pada hari kelahiran, usia dua hari, satu minggu, dua minggu, tiga minggu, dan tiga bulan. Tes darah bayi juga dilakukan pada usia dua hari.

Hasilnya, tim peneliti menemukan, pada bulan ketiga, mikrobiota dari bayi-bayi penerima FMT mirip dengan bayi yang lahir lewat vagina ibunya. Sebaliknya, mereka berbeda dari sesama bayi yang lahir dari proses operasi caesar. Pada bayi tak menerima FMT itu juga berbeda mirobiotanya dari ibu mereka.

"Sebagai pembanding, kami menggunakan data yang dikumpulkan sebelumnya di rumah sakit yang sama," kata peneliti.

Baca juga:
Begini Gambar Satelit Cuaca Sebelum Banjir Bandang Sapu Cianjur Selatan

Ke depan, tim peneliti berencana mempelajari perkembangan sistem imun pada bayi lahir caesar penerima FMT itu dan membandingkannya dengan mereka yang tidak. Berbeda dengan studi yang baru saja dilakukan yang observasional, studi ke depannya itu akan membuat kelompok kontrol dan acak.

MIRROR | NEW SCIENTISTS

Berita terkait

Bayi di Gaza Lahir dari Rahim Ibu Hamil yang Tewas Diserang Israel

7 hari lalu

Bayi di Gaza Lahir dari Rahim Ibu Hamil yang Tewas Diserang Israel

Tim medis di Gaza berhasil melakukan operasi caesar untuk membantu lahirnya bayi dari rahim seorang ibu yang tewas dalam serangan Israel.

Baca Selengkapnya

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

15 hari lalu

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

Penelitian menyebut kebiasaan main ponsel di toilet tentu saja tidak baik karena membuat tubuh lebih mudah terpapar bakteri dan kuman berbahaya.

Baca Selengkapnya

Olahraga 15 Menit Sehari Bantu Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

20 hari lalu

Olahraga 15 Menit Sehari Bantu Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

Ternyata olahraga ringan selama 15 menit dapat meningkatkan kekebalan dengan meningkatkan kadar sel pembunuh alami bernama raising natural killer (NK)

Baca Selengkapnya

Penembakan Massal di Finlandia, Satu Tewas dan Dua Luka Serius

26 hari lalu

Penembakan Massal di Finlandia, Satu Tewas dan Dua Luka Serius

Kementerian Pendidikan Finlandia terkejut dengan peristiwa penembakan massal di sebuah sekolah di Vantaa, Finlandia

Baca Selengkapnya

Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

28 hari lalu

Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

Beberapa titik bisa menjadi tempat berkumpulnya kuman dan bakteri di kantor sehingga Anda harus selalu menjaga kebersihan diri setelah menyentuhnya.

Baca Selengkapnya

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

33 hari lalu

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?

Baca Selengkapnya

Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

33 hari lalu

Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

Anak penderita TBC harus menjalani pengobatan sampai tuntas agar bakteri penyebab infeksi bisa dibasmi sampai habis.

Baca Selengkapnya

Inilah 7 Kunci Finlandia Langganan Jadi Negara Paling Bahagia di Dunia

33 hari lalu

Inilah 7 Kunci Finlandia Langganan Jadi Negara Paling Bahagia di Dunia

Finlandia langganan jadi negara paling bahagia di dunia. Lantas, apa kuncinya?

Baca Selengkapnya

Jessica Mila Tak Bisa Melahirkan Normal, Apa itu Operasi Caesar dan Alasan Harus Dilakukannya?

34 hari lalu

Jessica Mila Tak Bisa Melahirkan Normal, Apa itu Operasi Caesar dan Alasan Harus Dilakukannya?

Jessica Mila tidak dapat melahirkan normal dan harus menjalani operasi caesar. Bagaimana prosedurnya dan apa alasan harus dilakukannya?

Baca Selengkapnya

Ragam Makanan yang Dibutuhkan Sistem Imun Sehat

38 hari lalu

Ragam Makanan yang Dibutuhkan Sistem Imun Sehat

Kurang gizi adalah penyebab paling umum sistem imun yang buruk. Berikut 10 jenis makanan yang mudah didapat dan sangat membantu kesehatan imun.

Baca Selengkapnya