Planet Ini Ditemukan Tanpa Bintang, Sendirian Tak Tentu Arah

Reporter

Terjemahan

Sabtu, 10 Oktober 2020 19:48 WIB

Ilustrasi Rogue Planet. wikipedia.org

TEMPO.CO, Jakarta - Jika sebuah sistem tata surya adalah sebuah keluarga, ini artinya beberapa planet diketahui telah minggat dari rumahnya. Apakah itu karena keinginannya sendiri atau tidak, sekali mereka lepas dari gaya gravitasi keluarganya, nasib mereka sudah pasti akan berujung sebatang kara, mengembara sendirian selamanya, tanpa bintang induk.

Para ahli astronomi menyebut planet-planet yang melayang tak tentu arah (rogue planets). Menemukannya di belantara alam raya adalah tantangan yang ekstrem karena jelas obyek itu tak bercahaya. Tapi inilah pekerjaan tim peneliti di kolaborasi OGLE (Optical Gravitational Lensing Experiment) dan kolaborasi KMTN (Korean Microlensing Telescope Network).

Satu tim dari kedua kelompok itulah yang mengumumkan penemuan terbaru, sebuah planet tak tentu arah bermassa rendah, seukuran Bumi atau Mars. Tim itu memastikan tak menemukan bintang di sekitarnya, dan jaraknya dari Bumi tak terkonfirmasi. "Teknik microlensing efektif untuk menemukan planet-planet seukuran massa Bumi yang melayang bebas di alam raya," bunyi pernyataan tim penelitinya.

Makalah berisi penemuan itu berjudul “A terrestrial-mass rogue planet candidate detected in the shortest-timescale microlensing event” dan dimuat dalam situs makalah pra-publikasi, arxiv.org, pada 29 September 2020. Di sana dicantumkan 30 anggota tim penelitinya yang terlibat penemuan itu dengan ketua tim Przemek Mróz, mahasiswa postdoktoral bidang astronomi di Caltech, Amerika Serikat.

Tentang asal muasal rogue planets, para ahli astronomi berpikir kalau di awal usia sebuah sistem tata surya, beberapa planet yang bermassa rendah pastik akan terlepas dari cengkeraman gravitasi bintang induk. Berdasarkan teori yang ada, planet yang kemungkinan terlempar ke luar itu adalah yang seukuran Bumi hingga yang berukuran 30 persen dari Bumi.

Advertising
Advertising

Diduga ada miliaran, malah triliunan planet-planet 'sebatang kara' yang melayang bebas di Galaksi Bima Sakti. Teknik microlensing menawarkan metode untuk menemukan mereka. Tapi tentu tidak mudah. Bukan saja karena mereka gelap dan tak bercahaya. Tapi juga peristiwa microlensing untuk obyek sekecil itu terjadi pada skala waktu yang sangat singkat.

Obyek rogue planet yang baru, diberi nama OGLE-2016-BLG-1928, ditemukan dalam sebuah peristiwa microlensing yang bertahan hanya 41,5 menit. Itu disebut sangat singkat untuk bisa mengumpulkan data yang detail.

Baca juga:
Bintang Kecil di Langit yang Tinggi, Mana yang Terkecil?

Hanya empat rogue planet serupa ini yang pernah ditemukan sebelumnya, masing-masing juga dalam skala waktu microlensing yang singkat. "Tapi secara keseluruhan ini cukup untuk menyediakan bukti keberadaan populasi rogue planets di Galaksi Bima Sakti," tulis tim penelitinya.

UNIVERSE TODAY | ARXIV.ORG

Berita terkait

Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

20 hari lalu

Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

Awal Syawal atau hari Lebaran 2024 diperkirakan akan seragam pada Rabu, 10 April 2024. Berikut ini penjelasan astronom BRIN soal posisi hilal terkini.

Baca Selengkapnya

Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

25 hari lalu

Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

Kondisi cuaca, polusi cahaya, dan sempitnya durasi bisa menghambat pengamatan Komet Setan.

Baca Selengkapnya

Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

26 hari lalu

Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

Sejumlah fenomena astronomi langka bakal terjadi sepanjang April 2024. Ada hujan meteor, gerhana matahari total, sampai okultasi bintang Antares.

Baca Selengkapnya

Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

27 hari lalu

Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

Komet 12P/Pons-Brooks alias komet setan menuju titik terdekatnya dengan matahari dan bumi. Pakar astronomi membantah isu tanda kiamat.

Baca Selengkapnya

AS Mendarat Lagi di Bulan, Sempat Absen Lebih dari Lima Dekade

23 Februari 2024

AS Mendarat Lagi di Bulan, Sempat Absen Lebih dari Lima Dekade

Ini merupakan pendaratan pertama AS di permukaan bulan dalam lebih dari setengah abad dan yang pertama dicapai oleh sektor swasta.

Baca Selengkapnya

Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

2 Februari 2024

Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

Ingin bekerja di Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika? Berikut 5 program studi di perguruan tinggi yang dibutuhkan BMKG.

Baca Selengkapnya

Petualangan Robot Helikopter Ingenuity di Mars Telah Berakhir

28 Januari 2024

Petualangan Robot Helikopter Ingenuity di Mars Telah Berakhir

Dari misi awal terbang lima kali selama 30 hari, Ingenuity telah terbang 72 kali dan berumur hampir tiga tahun di Mars.

Baca Selengkapnya

NASA Pensiunkan Helikopter Robot Mini Ingenuity setelah Bertugas 3 Tahun di Mars, Ini Sebabnya

26 Januari 2024

NASA Pensiunkan Helikopter Robot Mini Ingenuity setelah Bertugas 3 Tahun di Mars, Ini Sebabnya

NASA menghentikan operasional helikopter robot Mars Ingenuity, kendaraan pertama yang terbang di planet lain, setelah terbang puluhan kali 3 tahun ini

Baca Selengkapnya

Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

6 Januari 2024

Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

Ada lima gerhana bulan dan matahari yang akan terjadi pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

5 Desember 2023

Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

Beberapa fenomena astronomi mewarnai langit malam Desember 2023.

Baca Selengkapnya