Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Banyak Bintang Kecil di Langit, Mana yang Terkecil?

Reporter

Dua bocah melihat pemandangan gugusan bintang Galaksi Bima Sakti yang terlihat di langit Kota Kupang, NTT, Sabtu, 18 April 2020. Akibatnya padamnya listrik di Kota Kupang, warga pun berbondong-bondong keluar rumah untuk menyaksikan keindahan alam tersebut. ANTARA/Kornelis Kaha
Dua bocah melihat pemandangan gugusan bintang Galaksi Bima Sakti yang terlihat di langit Kota Kupang, NTT, Sabtu, 18 April 2020. Akibatnya padamnya listrik di Kota Kupang, warga pun berbondong-bondong keluar rumah untuk menyaksikan keindahan alam tersebut. ANTARA/Kornelis Kaha
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bintang kecil di langit yang tinggi, amat banyak menghias angkasa...

Seperti petikan lagu anak itu, semua bintang tampak kecil dari Bumi karena jaraknya yang sangat jauh. Tapi manakah yang terkecil di antara yang ada di langit sana saat ini? 

Sebagai ilustrasi, Matahari adalah bintang yang terdekat dari Bumi. Diameternya terukur sekitar 1,4 juta kilometer dan jaraknya dari Bumi sejauh satu tahun cahaya.

Baca juga:
Warga Paris juga Dikejutkan Dentuman Misterius, ternyata ...

Sedang bintang terkecil yang diketahui sejauh ini adalah EBLM J0555-57Ab. Banyak ahli astronomi meyakini tak akan ada lagi yang lebih kecil daripadanya. 

Ukuran EBLM J0555-57Ab tak sampai sebesar planet Jupiter, atau hanya sedikit lebih besar daripada Saturnus yang memiliki diameter 116.460 kilometer. Bintang ini ditemukan oleh sekelompok peneliti di University of Cambridge, Inggris, pada 2017. 

"Bintang ini lebih kecil, dan kemungkinan lebih dingin dari banyak eksoplanet gas raksasa yang sejauh ini telah diidentifikasi," kata penulis utama studi penemuan bintang itu, Alexander Boetticher, mahasiswa program master di Institut Astronomi, Cambridge, seperti dikutip dari laman University of Cambridge.  

Bintang EBLM J0555-57Ab terletak sekitar 600 tahun cahaya dari Bumi dan merupakan bagian dari sistem bintang biner, yaitu dua bintang yang saling mengitari. Diyakini tidak ada bintang yang lebih kecil lagi karena sebuah bintang membutuhkan massa minimum untuk menciptakan reaksi fusi termonuklir yang dibutuhkannya untuk bersinar.

"Seandainya bintang ini terbentuk dengan massa yang sedikit lebih rendah, reaksi fusi hidrogen di intinya tidak dapat dipertahankan, dan bintang itu malah akan berubah menjadi kerdil coklat," kata Boetticher.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bintang EBLM J0555-57Ab memang lebih kecil daripada Jupiter tapi memiliki massa yang jauh lebih besar daripada planet terbesar di tata surya itu, tepatnya 85,2 kali lebih besar. Jika Dibandingkan dengan matahari, bintang terdekat dari Bumi, massa bintang ini hanya lebih rendah sekitar satu persen.

Ilustrasi bintang EBLM J0555-57Ab (kanan) adalah bintang terkecil yang pernah ditemukan. Ukurannya mirip dengan Planet Saturnus. (Science News)

Sedangkan Untuk gaya gravitasinya, bintang kecil ini memiliki tarikan sekitar 300 kali lebih kuat dari apa yang manusia rasakan di Bumi. Jupiter sendiri hanya memiliki tarikan gravitasi sekitar 2,5 kali lebih besar daripada di Bumi.

Baca juga:
Oktober, Bumi Punya Bulan Mini Baru di Luar Angkasa

Ukuran yang dimiliki bintang ini menjadikannya sebagai bintang kerdil ultradingin seperti TRAPPIST-1 yang ditemukan awal 2017. Hanya, radius EBLM J0555-57Ab lebih kecil 30 persen. TRAPPIST-1 sendiri merupakan bintang kerdil ultradingin yang menjadi induk bagi tujuh planet seperti Bumi.

Bintang ultra dingin dianggap sebagai kandidat ideal untuk penemuan planet-planet yang mirip Bumi. Tapi sebelum jauh mempelajari planet-planet, peneliti lebih dulu harus memahami bintang yang menjadi induknya. "Ini adalah hal mendasar," kata Amaury Triaud, peneliti senior di Institut Astronomi, Cambridge. 

MUHAMMAD AMINULLAH | ZW | EARTHSKY | CAM

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Legenda Monster Bintang di Alam Semesta, Jejak Kimianya Sudah Ditemukan

9 hari lalu

Gugus bola Messier 13, atau Gugus Hercules, seperti yang terlihat oleh Teleskop Luar Angkasa Hubble.  Di suatu tempat di tengah kerumunan bintang yang padat ini mungkin terdapat monster kosmik yang dikenal sebagai superstar.  (Kredit gambar: NASA, ESA, dan Hubble Heritage Team (STScI/AURA); Pengakuan: C. Bailyn (Universitas Yale), W. Lewin (Institut Teknologi Massachusetts), A. Sarajedini (Universitas Florida), dan W  .van Altena (Universitas Yale)) Kosmik
Legenda Monster Bintang di Alam Semesta, Jejak Kimianya Sudah Ditemukan

Sebagai perbandingan, bintang-bintang supermasif berukuran 5.000 sampai 10.000 kali lebih besar daripada bintang di tata surya kita, Matahari.


Tahukah Warna Matahari Ternyata Putih, bukan Kuning

15 hari lalu

Ilustrasi fenomena empat matahari alias sun dogs. (worldatlas.com)
Tahukah Warna Matahari Ternyata Putih, bukan Kuning

Apakah warna asli Matahari benar-benar kuning kejinggaan? Jawaban sederhananya, tidak. Mengapa? Simak selengkapnya berikut ini:


Bisakah Manusia Hidup di Planet Lain?

22 hari lalu

Bisakah Manusia Hidup di Planet Lain?

Berapa lama waktu yang dibutuhkan manusia untuk mendiami planet lain? Mungkinkah manusia "menjajah" dunia di luar Bumi atau bahkan tata surya?


Astronom Rekam Detik-Detik Bintang Lahap Planet

23 hari lalu

Astronom Rekam Detik-Detik Bintang Lahap Planet

Sebuah bintang melahap planet yang jaraknya 12.000 tahun cahaya, kemudian mengeluarkan debu-debu sisa serdawa.


Untuk Pertama Kalinya, Terlihat Bintang Sedang Memakan Planetnya

30 hari lalu

Gambar artistik dari sebuah planet yang akan ditelan bintang induknya. K. Miller and R. Hurt/Caltech/IPAC-NewScientist.com
Untuk Pertama Kalinya, Terlihat Bintang Sedang Memakan Planetnya

Astronom menemukan sebuah bintang yang sedang melahap salah satu planetnya. Preview dari nasib planet Bumi.


Asal-usul Hari Surya Sedunia Diperingati Tiap 3 Mei

31 hari lalu

Terhitung per Desember 2022, UGM berhasil menghemat energi dari pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya sebesar 20 ribu kWh. Foto : UGM
Asal-usul Hari Surya Sedunia Diperingati Tiap 3 Mei

Mulanya ide advokat lingkungan Denis Hayes diterima sebagai Hari Surya Nasional, kemudian menjadi peringatan internasional pada 1994


Mengenal Bahaya Sinar UV bagi Kulit dan Kesehatan

33 hari lalu

Pemandangan matahari terbenam dari sudut pandang Greenwich Park, saat gelombang panas di London, Inggris, 18 Juli 2022. REUTERS/Maja Smialkowska
Mengenal Bahaya Sinar UV bagi Kulit dan Kesehatan

Walau memiliki beberapa manfaat bagi manusia, sinar UV juga dapat menimbulkan risiko kesehatan.


5 Manfaat Sinar UV bagi Tubuh

34 hari lalu

Ilustrasi wanita di bawah paparan sinar matahari. Freepik.com
5 Manfaat Sinar UV bagi Tubuh

Meskipun sinar UV dianggap bahaya, namun ada beberapa manfaat kesehatan yang bisa didapat jika seseorang dapat memoderasi paparannya.


Inilah Daftar 10 Kota Terpanas di Asia

38 hari lalu

Seorang pria menyeka keringat dengan handuk di sebuah taman saat suhu bulan Juni terpanas di Tokyo sejak 1875 di Tokyo, Jepang, 30 Juni 2022. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Inilah Daftar 10 Kota Terpanas di Asia

Badan meteorologi di negara-negara Asia melaporkan suhu panas berlangsung lebih dari 40 derajat Celsius.


Peneliti BRIN Bikin Surat Permintaan Maaf ke Muhammadiyah

40 hari lalu

Papan nama Gedung BRIN di Jakarta. Foto: Maria Fransisca Lahur
Peneliti BRIN Bikin Surat Permintaan Maaf ke Muhammadiyah

Peneliti BRIN Andi Pangerang Hasanuddin meminta maaf kepada warga dan pimpinan Muhammadiyah atas postingannya yang bernada ancaman