Uji Klinis Vaksin Covid-19 Dibekukan, Ini Keterangan Johnson & Johnson

Reporter

Terjemahan

Selasa, 13 Oktober 2020 19:52 WIB

Ilustrasi vaksin COVID-19 atau virus corona. REUTERS/Dado Ruvic

TEMPO.CO, New Jersey - Uji klinis vaksin Covid-19 yang dikembangkan perusahaan Amerika Serikat, Johnson & Johnson (J&J), telah dihentikan sementara. Seperti yang pernah dialami uji vaksin AstraZeneca dari Inggris, uji disetop untuk memberi kesempatan investigasi atas temuan penyakit yang muncul pada relawannya.

Perusahaan Johnson & Johnson mengungkap penghentian sementara itu, Senin 12 Oktober 2020. Dijelaskan, kasus sedang ditinjau dan dievaluasi oleh Data and Safety Monitoring Board (DSMB)--badan pengawas uji klinis independen bentukan otoritas kesehatan di Amerika Serikat--serta dokter dari internal perusahaan.

J&J menegaskan bahwa keputusan jeda merupakan hal biasa dalam uji klinis berskala besar yang bisa melibatkan puluhan ribu partisipan. "Jeda studi karena inisiatif sendiri dalam pemberian dosis calon vaksin berbeda dengan penangguhan terkait aturan atas instruksi otoritas kesehatan," bunyi pernyataan perusahaan itu.

Johnson & Johnson tak membeberkan penyakit yang ditemukan tersebut dengan alasan masalah privasi. "Kami juga sedang mempelajari lebih dalam tentang penyakit itu, dan sangat penting untuk mendapatkan seluruh faktanya sebelum kami menabahkan informasi yang lebih detail."

Menurut perusahaan perawatan kesehatan terbesar di dunia itu, sejumlah partisipan dalam uji klinis menerima plasebo atau air biasa sebagai kontrol. Sehingga, selalu tidak jelas apakah seseorang yang mengalami peristiwa buruk serius dalam uji klinis tersebut penerima vaksin atau plasebo tersebut.

Advertising
Advertising

Reuters mengutip keterangan dari seorang profesor bidang penyakit menular di Vanderbilt University School of Medicine, William Schaffner, yang mengatakan bahwa semua orang kini waspada atas apa yang terjadi dengan AstraZeneca. Menurutnya, bisa butuh waktu sepekan untuk mengumpulkan informasi dalam kasus J&J. "Ini kemungkinan peristiwa neurologis lagi," katanya.

Baik J&J maupun AstraZeneca mengembangkan kandidat vaksin Covid-19 dengan teknik viral vector menggunakan adenovirus. Virus yang telah dimodifikasi tidak berbahaya itu sejatinya akan memerintahkan sel-sel untuk memproduksi protein vaksin penghadang virus corona penyebab Covid-19.

Namun dua kali kasus yang terjadi membuat Olga Smolentseva, analis di Bryan Garnier, bertanya-tanya, "jangan-jangan vaksin pakai adenovirus tidak aman."

Johnson & Johnson pada bulan lalu mengklaim bahwa vaksin Covid-19 buatannya menghasilkan respons imun yang kuat melawan virus corona dalam uji klinis tahap awal hingga menengah. Kemudian perusahaan meluncurkan uji klinis fase tiga atau final pada akhir September yang melibatkan 60 ribu relawan.

Baca juga:
Diam-diam, Badan Ini Bekerja Awasi Uji Klinis Vaksin Covid-19

Menjadi di antara yang terbesar di dunia, uji klinis final itu dilakukan di Amerika Serikat, Afrika Selatan, Argentina, Brasil, Cile, Kolombia, Meksiko dan Peru. Hasilnya baru akan diketahui pada akhir tahun ini atau awal 2021.

REUTERS | BUSINESS INSIDER | GLOBAL NEWS

Berita terkait

Serangan Udara Israel Menghantam Rumah Dekat Wisma Relawan MER-C di Gaza

19 jam lalu

Serangan Udara Israel Menghantam Rumah Dekat Wisma Relawan MER-C di Gaza

MER-C mengatakan serangan udara menyasar ke sebuah rumah dekat wisma yang ditempati para relawan WNI di Rafah, Gaza Selatan.

Baca Selengkapnya

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

20 jam lalu

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

Amerika Serikat mulai mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui dermaga terapung buatannya di lepas pantai Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

1 hari lalu

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

Rancangan undang-undang penerbangan yang ditanda-tangani Joe Biden diharapkan bisa meningkatkan kualitas di sejumlah sektor.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri dan Mer-C Saling Kontak soal Kondisi WNI di Gaza

1 hari lalu

Kementerian Luar Negeri dan Mer-C Saling Kontak soal Kondisi WNI di Gaza

Kementerian Luar Negeri melakukan kontak setiap hari dengan para relawan Mer-C untuk memonitor kondisi mereka

Baca Selengkapnya

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

1 hari lalu

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

26 perusahaan kapas asal Cina tak bisa melakukam impor ke Amerika Serikat karena diduga melakukan kerja paksa ke minoritas warga Uighur.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

1 hari lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

1 hari lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Relawan Kami Gibran Tunggu Arahan soal Dukungan untuk Pilkada 2024

2 hari lalu

Relawan Kami Gibran Tunggu Arahan soal Dukungan untuk Pilkada 2024

Relawan Kawan Militan (Kami) Gibran meresmikan kantor dewan perwakilan daerah (DPD) Solo Raya, Jawa Tengah, Kamis, 16 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

2 hari lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

2 hari lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya