Studi Temukan Antibodi Drop Begitu Pasien Covid-19 Sembuh

Reporter

Terjemahan

Kamis, 22 Oktober 2020 09:42 WIB

Pasien sembuh Covid-19 mendonorkan plasma darahnya di Unit Tranfusi Darah PMI Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu 29 Agustus 2020. Plasma darah itu , yang diharapkan berisi antibodi, nantinya akan diberikan kepada pasien yang masih sakit (plasma konvalesen). ANTARA FOTO/Umarul Faruq/hp.

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika belum ada terapi efektif Covid-19 yang telah disetujui semua kalangan, beberapa rumah sakit telah merawat pasiennya yang bergejala berat dengan plasma konvalesen. Ini adalah praktik donor antibodi lewat plasma darah pasien yang sudah sembuh.

Dicoba juga di Indonesia, belum ada bukti terapi ini efektif dalam sebuah uji yang acak. Namun beberapa studi retrospeksi memberi dugaan terapi ini bisa mengurangi tingkat keparahan penyakit infeksi virus corona 2019 itu dan memangkas periode rawat inap di rumah sakit.

Baca juga:
Terapi Plasma Darah Disebar ke 29 RS untuk Uji Klinis Tahap 2

Masalahnya, satu hasil studi mengungkapkan kalau kadar antibodi dalam darah pasien Covid-19 ikut drop dengan cepat pada pekan-pekan setelah jumlah virus berkurang dalam tubuh dan gejala penyakit mereda. Hasil studi itu dimuat dalam mBio, jurnal umum Masyarakat Mikrobiologi Amerika, edisi 16 Oktober 2020, dan dikutip Scitech Daily.

Tim peneliti dalam studi itu menuliskan, jika memang terapi plasma konvalesen bisa efektif, maka plasma darah harus 'dipanen' pada periode spesifik setelah si pasien sembuh. Catatan disertakan di sana bahwa pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh tidak bisa langsung mendonasikan darahnya, tapi harus menunggu sampai setidaknya 14 hari untuk memastikan tubuhnya sudah bersih dari virus itu.

Advertising
Advertising

"Karena kami tidak ingin transfusi virus, hanya transfusi antibodinya," kata Andrés Finzi dari University of Montreal, Kanada, anggota tim peneliti itu. Dia menambahkan, "Tapi pada waktu yang sama, studi kami menunjukkan kalau kapasitas plasma darah untuk mampu menetralisir partikel virus sudah menurun di pekan-pekan pertama pasca kesembuhan."

Dia menerangkan, protein paku SARS-CoV-2 memiliki peran kunci dalam membantu virus mencengkeram dan menginvasi sel-sel. Antibodi yang diproduksi sistem imun tubuh bekerja mencegah infeksi tersebut dengan mengikatkan diri ke sebagai protein paku itu dan membuatnya 'tumpul'.

Dalam studi sebelumnya, kadar antibodi pelawan virus corona Covid-19 itu memuncak 2-3 minggu setelah munculnya gejala. Sedang temuan dari studi Finzi dkk, yang melibatkan lebih dari 100 pasien, mendapati petunjuk kemampuan plasma untuk menetralisir virus itu mulai berkurang signifikan antara 3 sampai 6 minggu setelah gejala pertama muncul.

Finzi dkk menganalisa sampel darah yang dikumpulkan dalam interval satu bulan dari 31 individu yang telah dinyatakan sembuh dari Covid-19. Mereka mengukur kadar imunoglobulin yang beraksi melawan protein paku virus corona dan menguji kemampuan antibodinya menetralisir virus.

Para peneliti mengamati adanya variasi kadar antibodi di tiap pasien namun mengidetifikasi satu sinyal yang konsisten secara keseluruhan: Kadar imunoglobulin G, A, dan M yang menarget protein paku berkurang antara 6-10 minggu setelah gejala muncul. Dalam periode yang sama, kemampuan antibodi menetralisir virus juga drop.

Baca juga:
Distribusi Plasma Darah untuk Pasien Covid-19 Disoal, Amerika Bimbang

Tim yang beranggotakan 19 peneliti itu telah melanjutkan studinya dengan meneliti sampel darah dari lebih banyak pasien. Mereka meyakini, memahami bagaimana kadar antibodi berubah menurut waktu akan sangat penting tidak hanya untuk optimasi terapi plasma konvelesen. Tapi juga memahami efikasi vaksin dan apakah seseorang yang sudah terinfeksi Covid-19 masih akan berisiko terinfeksi ulang.
Dengan kata lain, Finzi mengatakan, "Berapa lama antibodi akan melindungimu?"

Berita terkait

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

47 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

48 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

53 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

6 Januari 2024

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

Wali Kota Depok menerbitkan surat edaran berisi delapan poin imbauan. Hal yang mendasari SE ini karena kasus Covid-19 di Depok melonjak.

Baca Selengkapnya

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

6 Januari 2024

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

Kendati Covid-19 tidak lagi berstatus pandemi jadi endemi Covid-19, tapi masyarakat diimbau agar tetap waspada. Ini istilah saat Covid-19 mewabah.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Dua Pasien Covid Omicron JN.1 di Batam Meninggal Dunia

26 Desember 2023

Kemenkes: Dua Pasien Covid Omicron JN.1 di Batam Meninggal Dunia

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan dua pasien Covid-19 terinfeksi subvarian Omicron JN.1 dan XBB.2.3.10.1 (GE.1) di Batam meninggal.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

16 Desember 2023

Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

Kementerian Kesehatan Singapura meminta warganya kembali menggunakan masker di tempat-tempat ramai seiring meningkatnya kasus COVID-19.

Baca Selengkapnya

Guru Besar UI Desak Pemerintah Perkuat Surveilans Kasus Covid-19

14 Desember 2023

Guru Besar UI Desak Pemerintah Perkuat Surveilans Kasus Covid-19

Guru Besar FKUI Tjandra Yoga Aditama mendesak pemerintah memperkuat surveilans untuk merespons peningkatan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya

Kasus Pasien Covid-19 Baru di RSHS Bandung, Sebagian Punya Riwayat Pulang Umroh

13 Desember 2023

Kasus Pasien Covid-19 Baru di RSHS Bandung, Sebagian Punya Riwayat Pulang Umroh

Sebanyak empat pasien di antaranya terjangkit virus Covid-19 jenis Omicron.

Baca Selengkapnya