34 Barak Pengungsian Disiapkan untuk Hadapi Erupsi Gunung Merapi

Selasa, 3 November 2020 20:37 WIB

Bukit Klangon lereng Gunung Merapi Sleman Yogyakarta. Tempo | Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta: Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Joko Supriyanto mengatakan pemerintah daerah telah melakukan sejumlah mitigasi demi persiapan menghadapi kemungkinan erupsi Gunung Merapi berikutnya.

Persiapan itu menyusul informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta yang memprediksi siklus erupsi Gunung Merapi akan terjadi lagi dalam waktu dekat seiring peningkatan aktivitasnya yang terbaca beberapa waktu terakhir.

“Terutama untuk barak pengungsian warga yang kami siapkan, totalnya sekarang ada 34 unit barak baik yang kami kelola dan dikelola oleh desa,” ujar Joko, Selasa, 3 November 2020.

Joko merinci, untuk 12 barak yang dikelola BPBD daya tampungnya masing-masing sekitar 300 orang. Sedangkan barak yang dikelola dusun/desa terdekat Merapi berjumlah 22 barak dengan kapasitas beragam 100-200 orang.

“Untuk pandemi Covid-19 ini, kemungkinan satu barak akan dibatasi kapasitasnya jika terjadi erupsi. Misalnya yang kapasitas 300 orang dibuat maksimal hanya 100 orang, “ ujar Joko.

Advertising
Advertising

Selain itu dengan status Merapi yang ada di level II atau waspada itu, pemerintah daerah juga telah melatih mitigasi bencana khususnya upaya penyelamatan diri darurat bagi warga lereng, baik tingkat RT atau dusun.

“Termasuk saat evakuasi, jumlah kendaraan yang tersedia untuk mengangkut berapa, siapa naik kendaraan yang mana, jalurnya di mana, titik kumpulnya di tempat siapa,” ujarnya.

Joko menuturkan, dari informasi BPPTKG yang diterima pihaknya, erupsi Merapi selanjutnya skalanya tidak akan lebih dahsyat dibanding erupsi 2010 silam. Namun persiapan mitigasi yang dilakukan pihaknya tetap maksimal, berkaca skala erupsi Merapi satu dasawarsa lalu.

Erupsi Merapi selanjutnya, ujar Joko, skala kekuatannya diprediksi hanya sepersepuluh dari erupsi tahun 2006 lalu atau seperseratus dari skala erupsi 2010.

“Jadi jangan bayangkan erupsi berikutnya akan sama tahun 2010 silam, karena banyak yang sudah berubah,” ujar Joko.

Salah satu faktor yang menyebabkan erupsi Merapi berikutnya relatif lebih kecil skalanya karena saat ini di puncak Merapi sudah tidak ada tumpukan kubah lava yang berpotensi memicu pergerakan awan panas yang mematikan itu.

Yang ada di puncak saat ini, menurut Joko, adalah material kubah lava sebanyak 200 ribu meter kubik yang proses pembentukannya terpantau mulai 2018, namun sudah berhenti sejak 2019 silam.

Hasil monitoring BPBD Sleman untuk berbagai jalur evakuasi di desa-desa terdekat Merapi yang dianggap rawan bencana juga masih layak dilalui.

Menurut Joko, jika sewaktu-waktu kondisi gawat darurat karena terjadi erupsi, perlu satu komando untuk warga agar segera turun ke bawah di jalur evakuasi yang sudah disiapkan itu.

Pendataan pada keluarga yang saat ini masih tinggal di permukiman terdekat puncak Merapi atau wilayah Kawasan Rawan Bencana III yang berjarak sekitar 5 kilometer juga sudah dilakukan, terutama untuk warga yang tinggal di wilayah, seperti Dusun Srunen, Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul, juga Turgo.

“Ada sekitar 300 KK (kepala keluarga) yang saat ini tinggal di wilayah terdekat puncak Merapi, kami juga sudah melakukan pendataan dan simulasi tanggap darurat,” ujarnya.

Sekretaris Pemerintah DIY Kadarmanta Baskara Aji mengatakan mitigasi untuk menjamin keselamatan warga di sisi selatan gunung itu, khususnya di Kabupaten Sleman, terus dimonitoring.

"Informasi soal prediksi erupsi Merapi dari BPPTKG itu menjadi peringatan dini bagi semua untuk mulai bersiap," ujar Aji.

Dalam Peringatan Dasawarsa Merapi 2010 yang disiarkan secara daring, Senin, 26 Oktober 2020, BPPTKG melansir aktivitas vulkanik Merapi terus terjadi semenjak letusan 21 Juni 2020.

Data electronic distance measurement (EDM) Pos Pengamatan Babadan menunjukkan terjadi inflasi pada tubuh Gunung Merapi. Hal ini menunjukkan bahwa siklus erupsi Gunung Merapi berikutnya sudah semakin dekat.

“Saat ini Gunung Merapi masih mengalami kenaikan kegempaan, status aktivitas tetap waspada,” ujar Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Gunung Merapi Lima Kali Semburkan Awan Panas Kurang dari 24 Jam

13 jam lalu

Gunung Merapi Lima Kali Semburkan Awan Panas Kurang dari 24 Jam

Gunung Merapi menyemburkan sebanyak tiga kali awan panas guguran pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Kurang dari 24 Jam, Gunung Merapi Semburkan Dua Kali Awan Panas

1 hari lalu

Kurang dari 24 Jam, Gunung Merapi Semburkan Dua Kali Awan Panas

Sebelumnya, Gunung Merapi menyemburkan awan panas pada Selasa sore pukul 14.57 WIB.

Baca Selengkapnya

Alasan Gunung Merapi Belum Dibuka untuk Pendakian, Sepekan 3 Kali Awan Panas

5 hari lalu

Alasan Gunung Merapi Belum Dibuka untuk Pendakian, Sepekan 3 Kali Awan Panas

Meski masih aktif meluncurkan awan panas dan lava pijar, cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari.

Baca Selengkapnya

Gempa Yogya Dinilai Tidak Berpengaruh pada Gunung Merapi

23 hari lalu

Gempa Yogya Dinilai Tidak Berpengaruh pada Gunung Merapi

Pusat gempa bumi itu berada di titik koordinat 8.78 LS dan 110.27 BT pada kedalaman 30 kilometer.

Baca Selengkapnya

Pasca-Gempa Malam di Yogya: Genting Pasar Berhamburan, Gunung Merapi Landai

24 hari lalu

Pasca-Gempa Malam di Yogya: Genting Pasar Berhamburan, Gunung Merapi Landai

Sebelum gempa M5,5 dari laut selatan, Gunung Merapi muntahkan awan panas. Setelah gempa?

Baca Selengkapnya

Gempa Malam Runtuhkan Atap Pasar Prambanan Yogyakarta, BPBD: Gunung Merapi Tetap Landai

24 hari lalu

Gempa Malam Runtuhkan Atap Pasar Prambanan Yogyakarta, BPBD: Gunung Merapi Tetap Landai

Gempa bumi dirasakan sebagian besar warga DI Yogyakarta pada Senin malam pukul 19.57 WIB, 26 Agustus 2024. Genting di Pasar Prambanan berjatuhan.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Sering Luncurkan Awan Panas, Warga Diimbau Selalu Waspada

25 hari lalu

Gunung Merapi Sering Luncurkan Awan Panas, Warga Diimbau Selalu Waspada

Potensi bahaya Gunung Merapi saat ini dilaporkan berupa guguran lava dan awan panas.

Baca Selengkapnya

Pakai Data Satelit, BRIN Teliti Dampak Erupsi Gunung Merapi terhadap Kekeruhan Atmosfer

32 hari lalu

Pakai Data Satelit, BRIN Teliti Dampak Erupsi Gunung Merapi terhadap Kekeruhan Atmosfer

Peneliti BRIN tengah meneliti efek erupsi berulang Gunung Merapi terhadap kekeruhan atmosfer. Bisa mengganggu kejernihan udara dan jarak pandang.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Luncurkan Guguran Lava 13 Kali Hingga 1,6 Km

32 hari lalu

Gunung Merapi Luncurkan Guguran Lava 13 Kali Hingga 1,6 Km

Gunung Merapi meluncurkan guguran lava 13 kali dengan jarak luncur hingga 1,6 kilometer, Ahad, 18 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Kembali Muntahkan Awan Panas, 2 Hari Berturut-turut

33 hari lalu

Gunung Merapi Kembali Muntahkan Awan Panas, 2 Hari Berturut-turut

Gunung Merapi mengeluarkan awan panas tepat di Hari Kemerdekaan RI, Sabtu 17 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya