Cerita BMKG Melacak Gempa Lewat Alat dan Media Sosial

Rabu, 4 November 2020 09:16 WIB

Petugas BMKG memantau perkembangan gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo 7,2 yang mengguncang wilayah Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, di kantor Stasiun Geofisika Kelas I Karang Panjang, Ambon, Maluku, Ahad, 17 Juli 2019. ANTARA/izaac mulyawan

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG tidak menginfokan semua kejadian gempa kepada publik. Ini berlaku terutama untuk kejadian gempa dengan magnitudo di bawah 5, sekalipun seluruhnya terekam dan dicatat dalam basisdata miliknya.

"Kami menginfokan itu berdasarkan laporan dari masyarakat yang merasakan, laporannya bisa lewat telepon langsung, kemudian kami analisis, lalu diinfokan balik," ujar Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono kepada Tempo.co, Selasa 3 November 2020.

Rahmat menjelaskan itu untuk menanggapi kritik yang berkembang di media sosial pasca kejadian gempa menggoyang Pangalengan, Kabupaten Bandung, pada Minggu malam. Saat itu sebagian warganet dingin saja dan bahkan kecewa merespons informasi yang disampaikan di akun milik BMKG.

Baca juga:
Gempa 4,0 M di Kabupaten Bandung, Kenapa Netizen Kritik BMKG?

BMKG merilis info gempa berkekuatan 4,0 M itu pukul 22.10 WIB, lebih dari setengah jam dari kejadian pada 21.34 WIB. Salah satu kritik dicuitkan pemilik akun @AlvinOktriadi di media sosial Twitter, "Ni kalo ada gempa besar gimana ya, 30 menit baru update." Atau akun @awcharming yang menulis, "Tumben banget set jam-an baru update, biasanya abis berasa dan buka akun ini langsung ada."

Rahmat menerangkan cara BMKG memantau kejadian gempa termasuk lewat media sosial. Menurutnya, gempa dengan Magnitudo 5 atau lebih, secara otomatis diumumkan atau diinfokan ke publik dalam 3 sampai dengan 5 menit setelah kejadian.

Informasi dibagikan melalui berbagai moda komunikasi, yaitu melalui Aplikasi Mobile Phone INFO BMKG yang dapat diinstal dari Play Store atau Apple Store, Sosial Media Twitter, Instagram dan Facebook @info bmkg, website www.bmkg.go.id ataupun melalui SMS.

Advertising
Advertising

Sedang untuk gempa dengan Magnitudo kurang dari 5, sesuai prosedur yang dimilikinya, BMKG tak mesti mengumumkan meskipun alat deteksi gempa BMKG mencatat dan merekamnya. Gempa dengan skala ini akan diinfokan apabila dirasakan oleh publik ataupun terjadi kerusakan karena gempa itu.

Laporan publik ini juga diserap dari berbagai moda komunikasi, termasuk media sosial. "Kami, misalnya, memiliki jaringan WhatsApp Group, kami juga ada di grup BPBD seluruh Jawa Barat, sehingga bisa kami akses informasi gempa dirasakan atau tidak," kata Rahmat.

Intinya, dia berujar, jika ada gempa dengan kekuatan magnitudo di atas 5, BMKG akan segera mengumumkannya kurang dari 5 menit, bahkan bisa 2-3 menit. Sedang informasi gempa lemah kepada publik bisa terlambat, menurut dia, karena terlambat pula adanya laporan dari masyarakat yang merasakannya.

"Tapi jika dari (petugas) BMKG langsung yang merasakannya langsung, kami pasti langsung infokan. Terkadang kami kebut untuk menganalisisnya, apalagi gempa di laut. Karena jika terlambat kami kehabisan waktu," kata Rahmat menuturkan.

Baca juga:
Masih Misterius, Sesar Garsela Bisa Bikin Kerusakan Serius Meski Gempanya Kecil

Rahmat menambahkan, BMKG hanya memiliki kantor beserta stasiun pemantauannya tersebar hanya di 36 lokasi di seluruh Indonesia. Menurut prosedur standar yang telah ditetapkan pula, gempa di bawah magnitudo 5 ditugaskan kepada BMKG daerah untuk pemantauan dan penyampaiannya kepada publik.

"Keterlambatan juga bisa terjadi karena tidak adanya kantor BMKG di daerah tertentu, sehingga kami bisa saja mendapatkan info gempa yang dirasakan masyarakat dua jam kemudian setelah gempa terjadi," kata Rahmat lagi.

KOREKSI:
Artikel ini telah diubah pada Jumat 6 November 2020, pukul 11.40 WIB, untuk melengkapi keterangan prosedur BMKG dalam melacak dan menginformasikan gempa berkekuatan kurang dari 5 Magnitudo. Terima kasih.

Berita terkait

Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

7 jam lalu

Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan awan atau terjadinya hujan di sebagian wilayah Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

8 jam lalu

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada

Baca Selengkapnya

Gempa Terkini Kembali Getarkan Bawean, Kenapa Masih Terus Terjadi?

14 jam lalu

Gempa Terkini Kembali Getarkan Bawean, Kenapa Masih Terus Terjadi?

BMKG mencatat gempa terkini yang guncangannya bisa dirasakan terjadi di Bawean, Gresik, Jawa Timur, pada Minggu pagi ini, 5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Kelembapan Udara Bisa Sampai 100 Persen

16 jam lalu

Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Kelembapan Udara Bisa Sampai 100 Persen

Prediksi cuaca Jakarta hari ini, Minggu 5 Mei 2024, diawali dengan cerah berawan merata di seluruh wilayahnya pada pagi ini.

Baca Selengkapnya

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

1 hari lalu

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

Kabupaten Luwu turut dilanda banjir dan longsor akibat hujan sejak Jumat dinihari, 3 Mei 2024. BNPB melaporkan 14 warga lokal meninggal dunia.

Baca Selengkapnya

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

1 hari lalu

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

Banjir merendam 33 desa di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan pada Jumat, 3 Mei 2024, pukul 03.03 WITA.

Baca Selengkapnya

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

1 hari lalu

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

Gempa M4,9 di area Bima, NTB, dipicu aktivitas lempeng Indo-Australia. Tidak ada gempa susulan dan tidak berpotensi tsunami.

Baca Selengkapnya

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

1 hari lalu

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

Saat tubuh terpapar suhu ataupun hawa panas, respons alami tubuh adalah dengan memproduksi keringat untuk mendinginkan diri.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

1 hari lalu

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

1 hari lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya