Terungkap, Kenapa Pasien Parah Covid-19 Alami Penggumpalan Darah

Kamis, 5 November 2020 20:14 WIB

Suasana perawatan pasien virus Corona dengan gejala parah di Hanau, Jerman, 16 April 2020. Peta penyebaran COVID-19 per 17 April 2020 pagi mencatat, jumlah kasus virus Corona di seluruh dunia mencapai 2.158.250 kasus. REUTERS/Kai Pfaffenbach

TEMPO.CO, Jakarta- Sebuah studi baru menemukan kenapa kasus penggumpalan darah ditemukan di separuh jumlah pasien yang terinfeksi parah Covid-19 di rumah sakit. Penyebabnya diduga adalah antibodi autoimun yang beredar dalam darah, menyerang sel-sel dan memicu penggumpalan dalam pembuluh darah arteri, vena, dan pembuluh mikroskopis.

Penggumpalan darah sudah dapat diketahui dampak selanjutnya, yakni dapat menyebabkan stroke yang fatal. Dan, dalam kasus Covid-19, penggumpalan yang mikroskopis mungkin untuk membatasi aliran darah di paru-paru, melumpuhkan kemampuan transaksi oksigen di sana.

Di luar pengaruh infeksi virus corona, antibodi penyebab penggumpalan darah ini bisa ditemukan pada pasien dengan penyakit autoimun sindrom antiphospholipid. Sindrom ini disebabkan sistem kekebalan tubuh justru menyerang sel-sel yang sehat karena salah mendeteksinya sebagai organisme asing seperti bakteri atau virus.

"Koneksi antara autoimun antibodi ini dengan Covid-19 tak terduga sebelumnya," kata anggota tim studi baru itu, Yogen Kanthi, asisten profesor di Pusat Penyakit Jantung di Michigan Medicine Frankel, juga peneliti di Institut Darah, Paru-paru, dan Jantung Nasional Amerika Serikat.

Dalam keterangan yang dibagikan 2 November 2020, Kanthi dan timnya mengatakan mendapati siklus yang menguat antara peradangan dan penggumpalan darah dalam tubuh pasien Covid-19. Mereka di antaranya mendapati itu saat memeriksa sampel darah dari 172 pasien.

Advertising
Advertising

"Sekarang kami memahami kalau autoantibodi mungkin ada di balik lingkaran kejadian penggumpalan darah dan peradangan yang membuat perjuangan si pasien semakin berat karena kondisinya semakin parah."

Ahli rheumatologi di Michigan Medicine, Jason Knight, menyatakan telah mempelajari antibodi sindrom antiphospholipid dalam populasi masyarakat umum selama bertahun-tahun. Menurut profesor bidang kedokteran internis itu, separuh dari jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 terkonfirmasi positif memiliki setidaknya satu di antara autoantibodi itu. "Yang ini adalah cukup mengejutkan," katanya.

Dalam hasil studi yang dipublikasikan di jurnal Science Translational Medicine, mereka menemukan sekitar separuh dari pasien parah Covid-19 menunjukkan gejala kombinasi antibodi berbahaya itu dengan kondisi neutrophils atau jumlah sel darah putih yang meledak.

Pada April lalu mereka telah lebih dulu melaporkan bahwa pasien parah Covid-19 di rumah sakit memiliki kadar neutrophil ekstraseluler lebih tinggi yang terjebak dalam darahnya. Untuk mempelajarinya lebih jauh, mereka menguji neutrophil yang eksplosif itu dan antibodi Covid-19 bersama-sama dalam hewan model tikus. Tujuannya, mencari tahu apakah kombinasinya berbahaya dan menyebabkan penggumpalan darah.

Hasilnya didapati antibodi-antibodi dari pasien yang aktif terinfeksi Covid-19 menyemai penggumpalan darah dalam hewan itu. "Penggumpalan darah terburuk yang pernah kami lihat," kata Kanthi, "Kami telah menemukan sebuah mekanisme baru bagaimana pasien dengan infeksi Covid-19 mungkin mengembangkan penggumpalan darah dalam tubuhnya."

Baca juga:
Studi Temukan Antibodi Drop Begitu Pasien Covid-19 Sembuh

Kanthi dan timnya menyatakan kalau temuan itu belum siap untuk diuji klinis, tapi mereka telah menambah perspektif baru terhadap penelitian peradangan dan thrombosis parah pada pasien Covid-19. Tim ke depan meneliti apakah pasien parah Covid-19 akan lebih baik diobati dengan cara disumbat produksi antibodinya itu.

Sebagai tambahan, temuan ini juga membawa pertanyaan baru seputar penggunaan donor plasma darah (plasma konvalesen) dari pasien yang sudah sembuh untuk mengobati pasien parah Covid-19. "Kami juga sedang meneliti berapa lama antibodi-antibodi ini bertahan dalam darah setelah si pasien sembuh dari infeksi virusnya," kata Knight.

EUREKALERT | JOHNS HOPKINS MEDICINE | FOX NEWS

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

3 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

4 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

5 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

5 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

5 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

5 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

11 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

12 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

12 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

16 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya