WHO: Sudah 6 Negara Laporkan Covid-19 Terkait Cerpelai

Reporter

Terjemahan

Minggu, 8 November 2020 08:30 WIB

Seorang penjual tertidur di bawah bulu cerpelai yang digantung di tembok di sebuah pasar bulu hewan di Chongfu, Cina (13/9). Di pasar ini terdapat industri bulu hewan terbesar di Cina. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jenewa - Denmark dan Amerika Serikat kini berada di antara enam negara yang melaporkan kasus baru infeksi positif virus corona Covid-19 terkait dengan peternakan cerpelai. Menurut data dari WHO, empat negara telah lebih dulu menemukan SARS-CoV-2 pada cerpelai yakni Italia, Belanda, Spanyol, dan Swedia.

Pengendalian ketat langsung diterapkan di bagian utara Denmark menyusul peringatan bahwa virus corona jenis baru telah melompat dari mamalia kecil berbadan panjang dan kaki pendek tersebut dan menginfeksi 12 orang di negara itu. Pemerintahan Kopenhagen mengatakan, mutasi virus itu bisa mengancam efektivitas vaksin yang sedang dikembangkan. Perintah pemusnahan seluruh populasi cerpelai yang diperkirakan berjumlah 15-17 juta ekor pun telah dikeluarkan.

Atas perkembangan itu, Inggris, per Sabtu, melarang warga asing yang datang dari Denmark menyeberang ke negaranya. Seperti diketahui, Denmark adalah pemilik peternakan cerpelai terbesar di Eropa dan sentra produksinya ada di Denmark Utara.

Para ilmuwan sebenarnya mengatakan bahwa mutasi virus corona biasa terjadi dan sering kali tidak berbahaya. Namun otoritas kesehatan di Denmark menyebut varian baru genetik yang ditemukan, yang disebut 'Klaster 5', ini memiliki kemampuan berbeda melewati hadangan antibodi dalam tubuh.

Dalam pernyataan yang dibuatnya, Jumat 6 November 2020, WHO memastikan infeksi virus corona varian baru diduga dari cerpelai telah menyebabkan penularan, gejala klinis, dan tingkat keparahan yang sama dengan SARS-CoV-2 lain yang telah bersirkulasi di dunia. Meski begitu, sebuah catatan menyertai bahwa ada kombinasi mutasi pada varian Klaster 5 tersebut.

Advertising
Advertising

"Perubahan yang sebelumnya tidak pernah didapati. Implikasi dari perubahan yang sudah teridentifikasi itu belum benar-benar bisa dijelaskan," bunyinya. WHO mengatakan temuan awal mengindikasikan varian atau mutasi terkait cerpelai ini telah, "cukup menurunkan sensitivitas hingga menetralisir antibodi-antibodi."

Petugas mendorong puluhan cerpelai yang dimusnahkan di pertanian Henrik Nordgaard Hansen dan Ann-Mona Kulsoe Larsen dekat Naestved, Denmark, 6 November 2020. Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen mengungkap temuan 12 orang terinfeksi mutasi virus Covid-19. Ritzau Scanpix/Mads Claus Rasmussen via REUTERS.

WHO menyerukan lebih banyak studi untuk memverifikasi hasil temuan awal itu dan untuk memahami segala potensi implikasi dari temuan itu terkait pengembangan diagnosa, terapi, dan vaksin. "Meski virus corona diyakini berasal dari varian yang terkait dari yang ada di kelelawar, tapi asal muasal dan inang perantara dari SARS-CoV-2 ini belum terindetifikasi," bunyi bagian lain dari catatan WHO.

Baca juga:
Tertinggi Sejak Pandemi, Prancis Catat 60 Ribu Kasus Covid-19 dalam Sehari

Sejak Juni 2020, tercatat 214 kasus Covid-19 di Denmark teridentifikasi dengan mutasi SARS-CoV-2 yang terkait dengan ternak cerpelai. Temasuk 12 kasus dengan varian yang unik yang dilaporkan 5 November lalu.

CTV

Berita terkait

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

6 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

11 jam lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

13 jam lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

23 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

4 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya