Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Top 3 Tekno Berita Kemarin: WHO Bicara Dampak Lockdown Covid-19

Reporter

image-gnews
Pekerja migran India sedang menangis dipinggir jalan. Pekerja migran itu ingin melihat anaknya yang sakit kritis, namun perjalanan pulang masih jauh karena lockdown. Sumber: New Indian Express
Pekerja migran India sedang menangis dipinggir jalan. Pekerja migran itu ingin melihat anaknya yang sakit kritis, namun perjalanan pulang masih jauh karena lockdown. Sumber: New Indian Express
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Kemarin dipuncaki artikel berisi pernyataan Utusan Khusus Direktur Jenderal WHO Urusan Pandemi Covid-19, David Nabarro, yang mengkritisi langkah lockdown untuk penanganan Covid-19. Dia mengimbau semua pemimpin dunia berhenti mengambil pilihan itu.

Berita kedua terpopuler adalah hasil penelitian tim peneliti di Australia yang menyebut virus corona Covid-19 bisa tinggal di uang kertas dan layar kaca smartphone hingga 28 hari. Publikasinya tak lama berselang dari hasil studi di Jepang yang menghitung kemampuan virus yang sama hidup di permukaan kulit manusia.

Tempat terakhir diisi artikel yang menjelaskan tiga kandidat obat Covid-19 dari Korea. Uji klinis obat-obatan ini sampai ke Inggris, India, dan Filipina dan melibatkan jumlah relawan yang besar.

Berikut ini Top 3 Tekno Berita Kemarin, Selasa 13 Oktober 2020, selengkapnya,

1. Tak Lagi Anjurkan Lockdown Covid-19, WHO: Malapetaka Mengerikan

Badan Kesehatan Dunia atau WHO tidak lagi menganjurkan karantina total sebuah wilayah atau lockdown sebagai jalan utama untuk mengendalikan wabah Covid-19. WHO meminta dikembangkan sistem lainnya untuk pengendalian penyebaran penyakit itu. 

"Kami meminta kepada semua pemimpin dunia untuk berhenti menggunakan lockdown sebagai metode utama pengendalian (wabah)," kata Utusan Khusus Direktur Jenderal WHO Urusan Pandemi Covid-19, David Nabarro, dalam sebuah wawancara dengan The Spectator, media berbasis di Inggris.

Nabarro mengkritisi langkah lockdown dalam kaitannya dengan dampak kesulitan ekonomi dan kemiskinan secara global. Ia mengambil contoh sektor pariwisata, seperti di Karibia atau wilayah Pasifik yang terpukul karena tidak ada turis.

2. Diteliti, Kemampuan Virus Corona Covid-19 Tinggal di Layar Kaca Smartphone

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tim peneliti di Australia menemukan virus corona penyebab Covid-19 dapat bertahan di uang kertas, layar kaca smartphone, dan baja antikarat sampai 28 hari. Sepanjang periode itu, virus disebutkan masih bisa menginfeksi apabila terjadi kontak fisik terhadap permukaan benda-benda itu ataupun terhirup lewat saluran pernapasan.

Peneliti badan sains nasional Australia, CSIRO, menemukan kemampuan virus itu pada suhu lingkungan 20 derajat Celsius. Sebagai pembanding, pada suhu dan lingkungan yang sama, virus influenza A ditemukan dapat bertahan selama 17 hari.

Dipublikasikan di Virology Journal, Senin 12 Oktober 2020, hasil penelitian itu menyoroti pentingnya membersihkan dan mencuci tangan untuk membasmi virus corona Covid-19. 

3. Ini 3 Calon Obat Covid-19 dari Korea, Apa Saja?

Tiga kandidat obat Covid-19 datang dari Korea. Ketiganya telah melangkah ke uji klinis pada pekan ini, yang satu di antaranya bahkan sampai ke uji klinis final melibatkan sejumlah besar relawan.

Uji obat yang sudah sampai tahap final itu adalah CT-P59 dari Celltrion Inc. Obat antibodi artifisial ini didesain untuk menyerang permukaan SARS-CoV-2 dan mencegah virus corona penyebab Covid-19 itu menempel ke sel.

Baca juga:
Penyakit Muncul, Uji Klinis Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson Setop Dulu

Celltrion Inc lewat pernyataan tertulisnya menyampaikan uji klinis tahap akhir untuk CT-P59 akan melibatkan kurang lebih 1.000 pasien Covid-19 di Korea Selatan. Uji klinis juga melibatkan mereka yang sempat kontak erat dengan pasien positif.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 jam lalu

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]
Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.


Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

1 hari lalu

Dwina Septiani Wijaya. Dok. Peruri
Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.


7 Influencer Mualaf Terkenal dari Korea

4 hari lalu

Ayana Moon merayakan Idul Fitri bersama adiknya, Aydin Moon yang belum lama menjadi mualaf. Foto IG @aydinmoon.
7 Influencer Mualaf Terkenal dari Korea

Kiprah sejumlah influencer mualaf ikut mewarnai penyebaran Islam di Korea


Kisah Masuknya Islam ke Korea Sebelum Diwarnai Daud Kim dan Influencer Mualaf Lainnya

4 hari lalu

Korea Siap Menerima Wisatawan Muslim
Kisah Masuknya Islam ke Korea Sebelum Diwarnai Daud Kim dan Influencer Mualaf Lainnya

Jauh sebelum viralnya infuencer Mualaf seperti Daud Kim, Islam masuk ke Korea sejak tahun 1950-an.


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

4 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


Band Indie Korea The Poles, Merilis Album Mini Terbaru

7 hari lalu

Band indie Korea The Poles. FOTO/instagram
Band Indie Korea The Poles, Merilis Album Mini Terbaru

Band indie Korea Selatan, The Poles merilis album mini terbaru Anomalies in the Oddity Space


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

8 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

8 hari lalu

Bupati Muna (nonaktif), Muhammad Rusman Emba, menjalani pemeriksaan lanjutan, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2024. Muhammad Rusman, diperiksa sebagai tersangka dalam pengembangan penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pemberian hadiah atau janji terkait pengajuan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional daerah Kabupaten Muna Tahun 2021 - 2022 di Kementerian Dalam Negeri. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.


Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

14 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.


WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

14 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.