Menteri Nadiem Izinkan Sekolah Tatap Muka, Yogya: Sudah Berjalan di SMK

Jumat, 20 November 2020 20:40 WIB

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim di Sukabumi, Jawa Barat, Rabu 8 Juli 2020. (ANTARA/HO- Humas Kemendikbud)

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merespons kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim yang mengizinkan tiap kepala daerah menentukan sendiri jadwal pembelajaran atau sekolah tatap muka di wilayahnya. Pemberian izin tatap muka itu bisa dilakukan tiap daerah secara serentak ataupun bertahap, tergantung kesiapan masing-masing wilayah.

“Maksudnya serentak tatap muka itu tentu tak bisa seperti dulu, semua sekolah serentak masuk. Kami akan mengatur sistem tatap mukanya tetap secara terbatas sesuai protokol kesehatan,“ kata Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga DIY, Didik Wardoyo, saat dihubungi Jumat 20 November 2020.

Baca juga:
Yogyakarta Izinkan Sejumlah SMK Gelar Belajar Tatap Muka

Didik mengatakan untuk DIY sejak akhir Oktober lalu, sudah mulai mensimulasikan sejumlah pertemuan tatap muka terutama dari jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Mereka yang tatap muka itu utamanya yang sudah menghabiskan materi teorinya dan tinggal menuntaskan materi praktikum.

“Tingkat SMK sudah melakukan tatap muka untuk materi pelajaran praktik, itu pun secara terbatas jumlah siswanya atau tidak semua,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Sedangkan untuk jenjang SMA sifat pertemuan tatap mukanya lebih terbatas lagi. Hanya jika ada siswa yang merasa perlu berkonsultasi dengan guru secara langsung jika kesulitan memahami suatu materi yang disampaikan dengan cara jarak jauh.

“Jadi tatap muka secara terbatas itu sebenarnya sudah kami lakukan. Nanti kami akan lihat hasilnya seperti apa, mudah-mudahan tidak menimbulkan klaster Covid-19 baru,” ujarnya.

Baca juga:
Mendikbud Nadiem Luncurkan Program SMK-D2 Jalur Cepat

Ihwal pemberlakuan kebijakan tatap muka yang akan berlaku pada semester genap tahun ajaran 2020/2021 atau mulai Januari 2021 nanti, Didik menegaskan DIY akan lebih condong menempuh model pembelajaran secara terbatas. Sifat terbatas itu misalnya membagi per shift pertemuan bagi siswa dengan durasi pertemuan tak lebih dari tiga jam.

"Atau menempuh dengan model dua shif pagi dan siang berdasarkan nomor absensi siswa ganjil genap. Intinya DIY belum berencana membuat satu kelas full siswa," katanya sambil menambahkan cara pembelajaran tatap muka tapi tak menghilangkan model jarak jauhnya.

Baca juga:
Nadiem: Pembukaan Sekolah Tergantung Pemda, Bukan Zona Merah-Hijau

Menurut Didik, selama uji coba praktik tatap muka yang dijalankan sejauh ini belum ada klaster Covid-19 baru. Pihaknya sudah memantau sejumlah sekolah untuk memastikan adaptasi kebiasaan baru dan penerapan protokol kesehatan berjalan.

Berita terkait

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

4 jam lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

17 jam lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

3 hari lalu

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Permendikbud Nomor 1/2021 Soal Syarat Usia Peserta Didik Baru dari TK hingga SMA, Masuk SD Umur Berapa?

3 hari lalu

Permendikbud Nomor 1/2021 Soal Syarat Usia Peserta Didik Baru dari TK hingga SMA, Masuk SD Umur Berapa?

Setiap periode penerimaan peserta didik baru, usia masuk sekolah anak selalu jadi perbincangan. Berikut Permendikbud Nomor 1/2021 mengaturnya.

Baca Selengkapnya

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

3 hari lalu

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.

Baca Selengkapnya

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

3 hari lalu

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.

Baca Selengkapnya

Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

4 hari lalu

Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

Massa menggelar aksi di depan kantor KPU Yogyakarta hari ini. Usman Hamid yang hadir di aksi itu menyinggung tentang nepotisme.

Baca Selengkapnya