Meluas, Temuan Cerpelai Bawa Virus Corona Covid-19 di Eropa

Reporter

Antara

Senin, 23 November 2020 08:00 WIB

Puluhan cerpelai dimusnahkan setelah keputusan pemerintah untuk memusnahkan seluruh kawanannya karena penyakit virus corona (COVID-19) di pertanian Hans Henrik Jeppesen dekat Soroe, Denmark 5 November 2020. Menteri Kesehatan Denmark Magnus Heinicke mengatakan ratusan kasus Covid-19 di Denmark berasal dari binatang pengerat tersebut. REUTERS/Jacob Gronholt-Pedersen

TEMPO.CO, Paris - Cerpelai terinfeksi virus corona jenis baru, SARS-CoV-2, ditemukan di sebuah peternakan di kawasan Eure-et-Loire, Prancis sebelah barat. Pemerintahan setempat menyatakan akan memusnahkan sekitar 1.000 cerpelai di lokasi itu karenanya.

Kementerian Pertanian Prancis, pada Minggu 22 November 2020, menyatakan mulai memeriksa empat peternakan cerpelai miliknya pada pertengahan November. Itu dilakukan setelah dugaan virus penyebab Covid-19 pada warga di sejumlah negara tetangganya berasal dari hewan mamalia kecil yang diternak untuk dipanen bulunya tersebut.

Kasus yang dimaksud dilaporkan di Swedia, Italia, Spanyol, Belanda dan Denmark di Eropa serta Amerika Serikat di luar Eropa. Di Denmark bahkan dilaporkan kalau virus corona itu telah bermutasi menjadi jenis yang berbeda sehingga dikhawatirkan dapat membuat vaksin Covid-19 nantinya kurang efektif jika virus tersebut ditularkan kembali ke manusia.

Total belasan juta cerpelai akan dikorbankan dengan cara dimusnahkan demi mencegah itu terjadi. Sebanyak 15 juta ekor di antaranya akan disumbang dari Denmark sebagai sentra peternakan cerpelai terbesar di Eropa.

Di Prancis, hasil pemeriksaan baru mendapati indikasi virus beredar di peternakan Eure-et-Loire. "Peternakan kedua aman. Pemeriksaan masih berlangsung di dua peternakan terakhir, yang hasilnya diperkirakan selama sepekan," bunyi pernyataan Kementerian Pertanian Prancis.

Advertising
Advertising

Dalam pernyataan yang dibuatnya, Jumat 6 November 2020, WHO memastikan infeksi virus corona varian baru diduga dari cerpelai telah menyebabkan penularan, gejala klinis, dan tingkat keparahan yang sama dengan SARS-CoV-2 lain yang telah bersirkulasi di dunia. Meski begitu, sebuah catatan menyertai bahwa ada kombinasi mutasi pada varian Klaster 5 tersebut.

"Perubahan yang sebelumnya tidak pernah didapati. Implikasi dari perubahan yang sudah teridentifikasi itu belum benar-benar bisa dijelaskan," bunyinya. WHO mengatakan temuan awal mengindikasikan varian atau mutasi terkait cerpelai ini telah, "cukup menurunkan sensitivitas hingga menetralisir antibodi-antibodi."

Baca juga:
Stop Penyebaran Virus Corona Mutan, Denmark akan Musnahkan 15 Juta Cerpelai

WHO menyerukan lebih banyak studi untuk memverifikasi hasil temuan awal itu dan untuk memahami segala potensi implikasi dari temuan itu terkait pengembangan diagnosa, terapi, dan vaksin. "Meski virus corona diyakini berasal dari varian yang terkait dari yang ada di kelelawar, tapi asal muasal dan inang perantara dari SARS-CoV-2 ini belum terindetifikasi," bunyi bagian lain dari catatan WHO.

Sumber: Reuters

Berita terkait

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

4 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

20 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

1 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

1 hari lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

2 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya