Beidou Cina Klaim Lulus Standar Penerbangan Sipil Dunia

Reporter

Terjemahan

Senin, 23 November 2020 20:20 WIB

Sebuah roket pengangkut yang membawa satelit terakhir dari Sistem Satelit Navigasi BeiDou (BeiDou Navigation Satellite System/BDS) diluncurkan dari Pusat Peluncuran Satelit Xichang di Provinsi Sichuan, China barat daya, pada 23 Juni 2020. Kredit: Xinhua/Jiang Hongjing

TEMPO.CO, Jakarta - Sistem navigasi satelit Cina, BeiDou (BDS-3), telah memenuhi verifikasi teknis pada sejumlah indikator performa kuncinya dalam hal aplikasi di sektor penerbangan sipil. Ini artinya, pekerjaan utama dari sistem BDS-3 telah diselesaikan terkait draf yang diajukan agar sistem ini bisa terintegrasi dalam standar Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO).

Badan Penerbangan Sipil Cina mengungkap itu pada akhir pekan lalu. Mereka menyatakan, untuk pertama kalinya kinerja sinyal penerbangan sipil di sistem BDS-3 mencapai dan melampaui verifikasi teknis sistematik yang ditetapkan organisasi internasional.

Itu, menurut Badan Penerbangan Sipil Cina, telah meletakkan dasar yang solid untuk formulasi standar industri sistem Beidou dan aplikasi dari sistem itu dalam industri penerbangan sipil Cina. Tahapan ini diharapkan bisa dicapai di rencana lima tahunan yang ke-14 saat ini (2021-2025).

Adapun bagi ICAO tahap berikutnya adalah akan mengumpulkan opini dari seluruh negara anggotanya terhadap draf dari Beidou. Mereka akan melakukannya segera setelah panel meloloskannya ke komisi navigasi udara untuk dikaji. Setelah itu semua dilalui, sistem BDS-3 akan secara resmi tergabung ke dalam standar ICAO.

Advertising
Advertising

Satelit terakhir dari BeiDou Navigation Satellite System (BDS) berhasil dikirim ke ruang angkasa, Selasa, yang menandai penyelesaian konstelasi BeiDou yang dikembangkan di dalam negeri Cina. CHINA CENTRAL TELEVISION

Otoritas penerbangan sipil Cina telah mendeklarasi bahwa pengesahan sistem navigasi satelit BeiDou diterima ICAO akan dilakukan pada 31 Juli 2021. Saat itu akan menandai pembukaan resmi dari sistem BDS-3 yang utuh dan baru untuk para pengguna global.

Baca juga:
Militer Korea Utara Diduga Latih Tentara Lumba-lumba Kamikaze

Bersama dengan layanan penentuan posisi, navigasi (arah), dan penetapan waktu, sistem BDS-3 juga bisa menyediakan beragam nilai tambah layanan seperti membantu SAR global, komunikasi pesan pendek, augmentasi berbasis satelit maupun permukaan, juga penentuan titik lokasi yang akurat. Ini adalah pesaing baru bagi sistem navigasi satelit yang sudah ada saat ini seperti GPS milik Amerika

XINHUA

Berita terkait

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

4 jam lalu

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

Simak susunan pemain untuk laga final Piala Thomas 2024 antara Cina vs Indonesia yang akan digelar hari ini, Migggu, mulai 17.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

5 jam lalu

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

Ester Nurumi Tri Wardoyo yang turun di partai ketiga kalah melawan He Bing Jiao sehingga Cina yang jadi juara PIala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

20 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

1 hari lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

2 hari lalu

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

Menteri Luhut menyebutkan layanan internet berbasis satelit Starlink bakal diluncurkan dalam dua pekan ke depan atau pertengahan Mei 2024.

Baca Selengkapnya