Pembagian Dosis Vaksin Covid-19 di Stanford Diwarnai Demo Dokter Residen

Reporter

Terjemahan

Senin, 21 Desember 2020 17:55 WIB

Keranjang belanja kecil berisi botol berlabel "COVID-19 - Coronavirus Vaccine" dipasang pada bendera AS dalam ilustrasi yang diambil pada 29 November 2020.[REUTERS / Dado Ruvic / Ilustration]

TEMPO.CO, Jakarta - Universitas dan Fakultas Kedokteran Stanford, AS, meminta maaf atas kekeliruan dalam rencana distribusi dosis vaksin Covid-19 yang dirancangnya. Rencana itu mendapat kecaman karena meninggalkan hampir seluruh dokter residen di rumah sakitnya yang justru setiap hari menangani pasien Covid-19.

Para dokter residen dari Rumah Sakit Stanford menggelar aksi protes terkait rencana pembagian vaksin tersebut pada Jumat lalu. Mereka menuntut penjelasan dari pimpinan di Stanford University, kenapa hanya tujuh dari antara mereka yang seluruhnya berjumlah 1300-an orang yang terpilih di antara 5.000 penerima pertama vaksin Covid-19.

Baca juga:
Vaksin Covid-19 akan Masuk Cina Tahun Depan

Sebuah dewan terdiri dari pimpinan para residen mengirim surat ke universitas pada Kamis malamnya untuk menunjukkan kekecewaan dan kemarahan karena tidak menjadi prioritas dalam alokasi dosis pertama dari vaksin yang sudah datang. Residen adalah para dokter yang masih magang yang baru saja lulus dari fakultas kedokteran.

Mereka membandingkan beda prioritas yang diterima para dokter senior yang disebutkan telah bekerja dari rumah sejak pandemi melanda, tanpa tanggung jawab langsung menangani pasien. "Mereka dipilih untuk diberikan vaksin sementara kami para residen sudah terikat dengan masker N95 hingga bulan kesepuluh selama masa pandemi ini tanpa rencana perlindungan yang jelas dan transparan."

Advertising
Advertising

Dalam suratnya itu, para dokter residen mengkritik alasan yang menyalahkan algoritma pembagian 5.000 dosis pertama vaksin tersebut. Algoritma semula ditujukan untuk memastikan pembagian yang adil. "Lagian 'eror' sudah teridentifikasi Selasa lalu dan mereka tidak langsung mengubahnya sebelum kemudian merilis pernyataan baru hari ini (pasca demonstrasi)."

Setelah unjuk rasa Jumat itu dan perhatian dari media setempat, Stanford Health Care dan Stanford School of Medicine mengirim email kepada seluruh staf berisi permintaan maaf untuk kekacauan yang terjadi karena ketidaksigapan memperbaiki eror.

"Kami akan bekerja secepat mungkin untuk mengatasi kesalahan dalam rencana kami dan membuat versi revisi," tulis para eksekutif dan dekan. Mereka juga berjanji melakukan vaksinasi lebih luas di dalam komunitas universitas itu begitu gelombang dosis berikutnya datang yang diperkirakan pekan ini.

Pada hari itu, pelaksanaan vaksinasi akhirnya berjalan dengan revisi yang tak mulus. Sebagian dokter residen mengaku bisa mendapatkan prioritas dosis tapi sebagian yang lain diminta menunggu.

Menurut email yang dikirim pimpinan residen, pimpinan Stanford menerangkan algoritma sejatinya digunakan untuk memprioritaskan para petugas medis yang berisiko lebih besar terhadap Covid-19, bersama faktor seperti usia dan lokasi atau unit di mana mereka bekerja di rumah sakit.

"Dokter residen kelihatannya tidak memiliki penugasan lokasi atau unit yang spesifik, juga usia mereka yang rata-rata masih muda, sehingga mereka berada terendah dalam daftar prioritas."

Baca juga:
Bio Farma Siapkan Teknologi Cegah Pemalsuan dan Penimbunan Vaksin Covid-19

Seorang dokter residen bidang saraf yang terlibat dalam perencanaan aksi unjuk rasa mengatakan algoritma semestinya tidak dijadikan alasan. "Algoritma itu dibuat orang dan hasilnya pun...dikaji berkali-kali oleh orang," katanya yang meminta identitasnya dirahasiakan karena takut mempengaruhi posisinya di rumah sakit.

NPR | TEH VERGE

Berita terkait

AstraZeneca Siap Tarik Vaksin Covid-19 karena Surplus

19 jam lalu

AstraZeneca Siap Tarik Vaksin Covid-19 karena Surplus

AstraZeneca menyatakan dengan banyaknya varian vaksin Covid-19 yang sudah diproduksi, maka terdapat surplus dari vaksin-vaksin yang tersedia

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

5 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

5 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

5 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

5 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

6 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

7 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Groundbreaking Keenam di IKN, Kepala OIKN: Ada Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa hingga Universitas dari Malaysia

14 hari lalu

Groundbreaking Keenam di IKN, Kepala OIKN: Ada Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa hingga Universitas dari Malaysia

Kepala Otorita IKN Bambang Susantono buka suara soal peletakan batu pertama (groundbreaking) tahap keenam di ibu kota baru itu dalam waktu dekat.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Stanford University Akan Bangun Kampus di IKN, Begini Penjelasan Lengkap Bos Otorita IKN

51 hari lalu

Ramai soal Stanford University Akan Bangun Kampus di IKN, Begini Penjelasan Lengkap Bos Otorita IKN

Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono buka suara soal rencana pembangunan kampus oleh Stanford University di IKN.

Baca Selengkapnya

Stanford Mau Bangun Pusat Riset, Otorita IKN: Dekannya Sendiri yang Sampaikan LOI

51 hari lalu

Stanford Mau Bangun Pusat Riset, Otorita IKN: Dekannya Sendiri yang Sampaikan LOI

Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono mengklaim proses kerja sama dengan Standford University untuk membangun pusat riset di IKN sudah dimulai sejak 2023.

Baca Selengkapnya