Ahli di Unpad: OTG Bisa Lolos Rapid Test Antigen Covid-19

Rabu, 23 Desember 2020 22:14 WIB

Calon penumpang mengantre untuk mengikuti rapid test antigen di area Terminal 1 Bandara Internasional Juanda di Sidoarjo, Jawa Timur , Selasa, 22 Desember 2020. Pengelola Bandara Juanda membuka layanan rapid test antigen bagi calon penumpang jasa penerbangan sebagai upaya antisipasi dan menekan transmisi virus COVID-19 saat liburan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021. ANTARA FOTO/Umarul Faruq

TEMPO.CO, Bandung - Pemerintah menggelar kebijakan baru untuk tes cepat atau rapid test antigen secara massal di berbagai tempat. Hasil tes dijadikan syarat bagi orang yang ingin bepergian dengan pesawat atau kereta api menghadapi masa liburan akhir tahun ini. Harapannya, potensi lonjakan kasus Covid-19 pasca liburan nanti bisa ditekan.

Lia Faridah, Kepala Laboratorium Bio Safety Level-2 Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, memberi catatan atas kebijakan tersebut. “Kalau untuk massal apalagi pada orang yang tidak bergejala (OTG) dikhawatirkan tidak representatif,” katanya, saat dihubungi Rabu, 23 Desember 2020.

Baca juga:
Pakar di UI dan Unair Bicara Virus Corona Supercovid, Adakah di Indonesia?

Menurutnya, tes cepat antigen untuk mendeteksi Covid-19 sama seperti alat sejenis untuk memeriksa penyakit lain. Tujuannya untuk penegakan diagnosa pada orang yang bergejala sakit tertentu. “Kalau ada yang influenza like illness, flu, demam, atau di daerah pandemi pakai rapid test antigen itu boleh,” ujarnya

Selain itu pemakaian alat tes cepat antigen juga layak dipakai rumah sakit. Sasarannya pada pasien yang bergejala Covid-19. Misalnya untuk penyaringan awal bagi pasien yang akan dioperasi atau tindakan medis lainnya oleh dokter.

Advertising
Advertising

“Lumayan membantu rapid test antigen untuk itu, tidak nihil-nihil amat,” kata Lia sambil menambahkan, tes antibodi atau antigen merupakan sama-sama uji cepat yang hasilnya tidak seakurat swab test PCR.

Epidemiolog dari Unpad, Panji Fortuna Hadisoemarto, juga mengatakan kalau uji cepat antigen tidak akan terlalu efektif mencegah perpindahan dan penularan kasus selama liburan. Akurasi tes antigen, kata dia, sangat tergantung pada kapan sampel diambil dan kualitas pengambilan sampel.

Tes itu dinilainya hanya akan sangat baik mendeteksi adanya infeksi ketika viral load seseorang sedang tinggi. “Tapi bisa memberi hasil negatif palsu jika viral load rendah, walaupun orang itu sebenarnya infeksius,” katanya Rabu 23 Desember 2020.

Persyaratan uji cepat antigen memang masih mungkin mencegah sebagian orang yang menjadi agen penular bepergian. Sebagian lagi berfungsi untuk menangkap kasus Covid-19 baru. “Tapi pasti akan ada yang lolos dan bisa jadi sumber penularan dan pembentukan klaster-klaster baru,” ujar Panji.

Koordinator Peneliti Diagnostik Covid-19 Unpad, Muhammad Yusuf, membenarkan prinsip kerja rapid test antigen adalah mendeteksi ketika viral load atau jumlah virus sedang banyak-banyaknya. Dia memimpin riset rapid test antigen bernama CePAD.

Baca juga:
Rapid Test Antigen CePAD Buatan Unpad, Seperti Apa Pemanfaatannya?

Dia setuju ada kemungkinan hasil tes negatif pada orang yang bergejala Covid-19 dengan rapid test antigen. “Dia tidak terdeteksi karena viral load-nya masih rendah, atau dia sudah berangsur sembuh,” ujarnya saat dihubungi Selasa, 22 Desember 2020.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

8 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Wakil Ketua MWA: 7 Bakal Calon Berpotensi Jadi Rektor Unpad 2024-2029l

10 jam lalu

Wakil Ketua MWA: 7 Bakal Calon Berpotensi Jadi Rektor Unpad 2024-2029l

Terdapat 14 bakal calon dalam pemilihan Rektor Universitas Padjajaran atau Unpad.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Profil 14 Bakal Calon Rektor Unpad, Ada Dosen dari Universitas Sebelas April

2 hari lalu

Profil 14 Bakal Calon Rektor Unpad, Ada Dosen dari Universitas Sebelas April

Panitia Pemilihan Rektor Unpad sudah menetapkan 14 bakal calon dari total 16 pendaftar. Profilnya beragam, mulai dari wakil dekan hingga dosen.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

UTBK Hari Kedua di UPI Bandung Mulus, Gangguan Teknis Tak Terulang

3 hari lalu

UTBK Hari Kedua di UPI Bandung Mulus, Gangguan Teknis Tak Terulang

SNPMB jelaskan gangguan teknis yang mengganggu pelaksanaan UTBK hari pertama di banyak lokasi. Laporan dikelompokkan ke dalam 2 kategori.

Baca Selengkapnya

Aplikasi Soal UTBK Sempat Mati pada Hari Pertama, Bagaimana Kemungkinannya Hari Ini?

3 hari lalu

Aplikasi Soal UTBK Sempat Mati pada Hari Pertama, Bagaimana Kemungkinannya Hari Ini?

Hari kedua Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) sebagai jalur kedua penyaringan masuk perguruan tinggi negeri dijadwalkan Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya