LAPAN: Tak Ada Awan Ekstrem Saat Sriwijaya Air Hilang Kontak

Reporter

Tempo.co

Minggu, 10 Januari 2021 20:34 WIB

Rekaman liputan awan dan prakiraan hujan ekstrem di lokasi hilangnya pesawat Sriwijaya Air di perairan Kepulauan Seribu, pada Sabtu, 9 Januari 2021, pukul 15.00 WIB, dari pantauan Sadewa LAPAN. Menurut pantauan berdasarkan satelit dan model atmosfer itu, tidak ada indikasi cuaca esktrem yang terjadi saat itu. Analisa lebih detil masih dilakukan per Minggu 10 januari 2021. (ISTIMEWA)

TEMPO.CO, Jakarta - Analisa dinamika atmosfer yang dilakukan tim peneliti dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menunjukkan cuaca berawan di titik lokasi pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-182 hilang kontak pada Sabtu siang, 9 Januari 2021. Ada sistem konveksi udara yang tumbuh di lokasi tersebut, di sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu.

"Terdapat konvergensi angin dari utara dan barat di permukaan (10 meter) yang telah mengintrusi kelembapan dan menumbuhkan sistem konveksi baru dari Laut Jawa ke utara Jakarta," bunyi di antara hasil analisis itu yang dibagikan LAPAN dalam akun resmi media sosialnya, Minggu 10 Januari 2021.

Analisa dari skala yang lebih luas menyebut adanya vorteks Borneo dan angin baratan kuat dari Samudera Hindia berkecepatan 7-8 meter per detik. Kecepatan itu lebih kuat dari umumnya angin monsun baratan yang mendekati 3 meter per detik.

Meski begitu, cuaca saat itu tak tergolong ekstrem. Ini seperti keterangan tambahan yang disampaikan Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin dengan menyertakan citra satelit berisi rekaman liputan awan dan prakiraan hujan ekstrem di lokasi yang sama pada Sabtu, pukul 15.00--pesawat Sriwijaya hilang kontak Pukul 14.40 WIB.

"Tidak ada kondisi awan atau hujan ekstrem di titik kejadian," kata Thomas sambil menambahkan kondisi angin dan dinamika atmosfer secara lebih rinci masih dianalisis oleh tim peneliti di LAPAN. "Dinamika atmosfer ini mempengaruhi pesawat yang melintas, tetapi belum tentu menjadi penyebab jatuhnya pesawat," katanya lagi.

Advertising
Advertising

Analisis dinamika atmosfer saat Sriwijaya Air hilang pada 9 Januari 2021. (LAPAN)

Analisis dinamika atmosfer juga mengungkap sistem konveksi skala meso telah terbentuk di atas Lampung dan Laut Jawa sejak Pukul 11.00 WIB. Sistem konveksi ini lalu pecah dan berpropagasi atau bergerak ke selatan, yang berasosiasi dengan pertumbuhan sistem konveksi skala meso lain di atas Jawa bagian barat selama rentang Pukul 13-15 WIB.

Baca juga:
Cerita Penumpang Pesawat Lain Alami Turbulence Hebat Sebelum Mendarat di Jakarta

Analisis dilakukan tim LAPAN di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer menggunakan aplikasi sistem peringatan dini atmosfer esktrem berbasis satelit dan model atmosfer. Dikenal dengan nama SADEWA, aplikasi ini dikembangkan untuk mendukung riset atmosfer dan aplikasinya.

Berita terkait

Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

15 jam lalu

Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan awan atau terjadinya hujan di sebagian wilayah Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Kelembapan Udara Bisa Sampai 100 Persen

1 hari lalu

Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Kelembapan Udara Bisa Sampai 100 Persen

Prediksi cuaca Jakarta hari ini, Minggu 5 Mei 2024, diawali dengan cerah berawan merata di seluruh wilayahnya pada pagi ini.

Baca Selengkapnya

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

3 hari lalu

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

PT Sriwijaya Air didirikan oleh Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim pada 28 April 2003.

Baca Selengkapnya

Hendry Lie Pendiri Sriwijaya Air Tersangkut Kasus Timah, Apa Peran dan Dampaknya pada Maskapai?

3 hari lalu

Hendry Lie Pendiri Sriwijaya Air Tersangkut Kasus Timah, Apa Peran dan Dampaknya pada Maskapai?

Kejaksaan Agung menetapkan pendiri Sriwijaya Air Hendry Lie sebagai tersangka kasus dugaan korupsi PT Timah, bagaimana dampaknya ke Maskapai?

Baca Selengkapnya

Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Sama Cerah Berawan Pagi Ini, Bagaimana Siang dan Malam?

6 hari lalu

Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Sama Cerah Berawan Pagi Ini, Bagaimana Siang dan Malam?

Prediksi cuaca dari BMKG menyebut Jabodetabek seluruhnya cerah berawan pada pagi ini, Kamis 30 April 2024.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Waspada Potensi Hujan di Mana?

7 hari lalu

Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Waspada Potensi Hujan di Mana?

BMKG memprediksi seluruh wilayah Jakarta memiliki cuaca cerah berawan sepanjang pagi ini, Senin 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

KCIC Sebut Cuaca Buruk Picu Keterlambatan Perjalanan Kereta Cepat Whoosh

10 hari lalu

KCIC Sebut Cuaca Buruk Picu Keterlambatan Perjalanan Kereta Cepat Whoosh

Cuaca buruk membuat perjalanan kereta cepat Whoosh mengalami keterlambatan. PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memberi kompensasi makanan dan minuman untuk penumpang.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Olah TKP Pembunuhan Perempuan yang Mayatnya di Pulau Pari

11 hari lalu

Polda Metro Jaya Olah TKP Pembunuhan Perempuan yang Mayatnya di Pulau Pari

Selain olah TKP pembunuhan perempuan yang mayatnya ditemukan di Pulau Pari, polisi menyiita barang bungkus rokok hingga tisu magic.

Baca Selengkapnya

Motif Pembunuhan Perempuan yang Mayatnya Ditemukan di Pulau Pari karena Korban Minta Harga Lebih

12 hari lalu

Motif Pembunuhan Perempuan yang Mayatnya Ditemukan di Pulau Pari karena Korban Minta Harga Lebih

Pelaku diduga membunuh korban di Pulau Pari karena sakit hati.

Baca Selengkapnya

Ungkap Hasil Visum Mayat Perempuan di Pulau Pari, Polisi Sebut Ada Luka di Dada dan Leher

15 hari lalu

Ungkap Hasil Visum Mayat Perempuan di Pulau Pari, Polisi Sebut Ada Luka di Dada dan Leher

Polda Metro Jaya mengungkap hasil visum terhadap mayat perempuan berinisial R yang ditemukan di Pulau Pari,

Baca Selengkapnya