Paparkan Efek Kekebalan Vaksin Sinovac, Peneliti: Jangan Terkecoh

Sabtu, 16 Januari 2021 12:41 WIB

Raffi Ahmad saat diberikan vaksin Sinovac di Istana Merdeka, Jakarta, 13 Januari 2021. Foto/youtube.com

TEMPO.CO, Bandung - Ketua tim riset uji vaksin Covid-19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Kusnandi Rusmil, mengatakan, orang yang telah divaksinasi bebas bepergian ke mana saja. Dia mencontohkan dalam uji klinis yang hingga kini masih berlangsung di Bandung, tim riset tidak melarang relawan atau subyek penelitian yang telah menerima suntikan vaksin Sinovac bebas bepergian ke luar kota.

“Setelah suntikan pertama sudah bebas, ada yang ke Semarang, Yogyakarta, waktu itu, tapi tetap harus jaga protokol kesehatan,” katanya saat dihubungi Kamis malam, 14 Januari 2021.

Baca juga:
Hati-hati, Demam karena Infeksi Akut Tak Boleh Terima Vaksin Covid-19

Tim riset uji klinis masih melanjutkan pemantauannya terhadap 1.603 relawan hingga Maret 2021. Kepada mereka telah disuntikkan dosis vaksin Sinovac, vaksin yang sama yang telah mulai disuntikkan oleh pemerintah dalam imunisasi massal sekarang ini. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan izin penggunaan darurat vaksin asal Cina itu pada 11 Januari 2021.

Yang harus diingat, menurut Kusnandi, satu kali suntikan vaksin Sinovac atau satu dosis belum membuat penerimanya kebal dari paparan Covid-19. “Belum cukup kalau sekali, masih lemah kekebalannya,” katanya

Advertising
Advertising

Berdasarkan hasil sementara uji klinis vaksin Sinovac selama 3 bulan imunisasi di Bandung, respon kekebalan tubuh dinilainya bagus hingga mencapai 99 persen. Kondisi itu disebutnya muncul pada 14 hari setelah suntikan vaksin yang kedua. “Memang ini akan menurun terus, nanti kita ikuti selama 6 bulan,” ujarnya.

Kusnandi menegaskan, hasil sementara uji klinis yang dilaporkan kepada sponsor uji riset, Bio Farma, lalu diteruskan ke BPOM pada 8 Januari lalu baru perhitungan untuk izin darurat penggunaan (EUA). “Kalau mau selesai bagus semuanya, bulan Juni itu selesainya,” ujarnya.

Peneliti dari Bio Farma, Neni Nuraeny, juga mengatakan, sistem imunitas yang sempurna terbentuk setelah 14 hari dari suntikan kedua. “Jangan terkecoh sudah divaksin tapi kok masih kena Covid-19. Itu mungkin saja baru dapat suntikan pertama atau baru saja dapat suntikan kedua,” katanya dalam perbincangan daring gelaran Akademi Ilmuwan Muda Indonesia, Rabu 13 Januari 2021.

Sampai hari ini, menurut Neni, hasil uji-uji klinis hanya mengetahui bagaimana vaksin ini dapat mengurangi risiko kesakitan Covid-19. Orang yang sudah divaksin akan aman dan kalau masih terpapar virus tidak sampai sakit jadi mengurangi komplikasi penyakit penyerta.

“Tapi apakah mengurangi penularan secara ilmiah belum tertuang, mungkin saja dia masih membawa virus ke rumah, kemungkinan masih bisa menularkan,” ujar Neni.

Karena itu, dia menambahkan, dalam kondisi sudah divaksin, siapa pun tetap harus menjaga protokol kesehatan. “Sampai pandemi berhenti atau kekebalan komunitas (herd immunity) tercapai.”

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

1 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

2 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

3 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

4 hari lalu

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

Jangan memberi obat penurun demam seperti parasetamol saat anak mengalami demam usai imunisasi. Dokter anak sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya