Begini PVMBG Membaca Retakan di Jalan Tol Cipali yang Ambles

Selasa, 9 Februari 2021 20:25 WIB

Jalur arah Jakarta Tol Cipali KM 122 amblas. ANTARA/HO-PJR Cipali

TEMPO.CO, Bandung - Retakan yang terjadi menandakan amblesan yang terjadi di badan jalan tol Cipali (Cikopo-Palimanan) Kilometer 122 diakibatkan gerakan tanah lambat. Retakan terjadi pada badan jalan sepanjang 20 meter dengan kedalaman satu meter pada jalur arah Jakarta.

Analisis ini diberikan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Andiani. "Jenis gerakan tanah berupa nendatan lambat atau rayapan yang ditandai dengan retakan pada badan jalan," katanya lewat keterangan tertulis, Selasa, 9 Februari 2021.

Baca juga:
BMKG: Waspada Curah Hujan Tinggi dan Potensi Banjir Awal Februari

Andiani mengungkap berdasarkan laporan BPBD Purwakarta bahwa ambles terjadi pada Selasa, sekitar pukul 03.00 WIB. Lokasinya berada di daerah landai di bantaran Sungai Cipunagara, dengan kemiringan lereng kurang dari 20 derajat. Lokasi itu, menurutnya, termasuk wilayah dengan potensi gerakan tanah rendah.

"Pada zona ini jarang terjadi gerakan tanah kecuali pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai dan gawir, atau jika lereng itu mengalami gangguan," kata Andini menjelaskan.

Advertising
Advertising

Andini menduga sejumlah penyebab amblesnya badan jalan tol Cipali di KM 122 tersebut. Diantaranya adalah curah hujan tinggi yang memicu gerakan tanah, tapi kemiringan lereng yang tidak terlalu curam menyebabkan gerakan tanah relatif lambat.

Kemungkinan, dia menambahkan, ada faktor material timbunan kurang padu atau mudah tererosi pula. Selain pengaruh dari erosi air permukaan di kaki lereng mengingat lokasi berada tak jauh dari sungai besar.

Badan Geologi, kata Andini, merekomendasikan perbaikan jalan yang retak dan amblas itu sesegera mungkin. "Segera menutup retakan dan dipadatkan agar air tidak meresap ke dalam yang dapat mempercepat pergerakan," katanya.

Yang juga harus dilakukan adalah mengarahkan aliran air permukaan agar menjauhi area retakan dan memperkuat lereng di tepian badan jalan. Tujuannya, mengurangi laju erosi dan meningkatkan kestabilan lereng. "Lokasi yang ambles tersebut juga harus terus dipantau selama pengerjaan perbaikan," katanya.

Ahli dan peneliti longsor dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Adrin Tohari, secara terpisah, menyesalkan terjadi apa yang disebutnya sebagai kegagalan konstruksi tersebut. Seharusnya, menurut dia, faktor-faktor yang bisa menyebabkan kegagalan konstruksi itu sudah bisa diketahui dari penyelidikan geologi dan geoteknik yang komprehensif.

"Perlu langkah antisipasi saat menjumpai lapisan tanah yang mudah melunak ketika terkena air hujan," kata dia merujuk kepada tipe badan jalan tersebut yang berupa timbunan.

Sebelumnya, jalanTol Cipali KM 122+400 ambles setelah curah hujan tinggi mengguyur wilayah Jawa Barat, Selasa dinihari. Kondisi tersebut menyebabkan jalan tidak dapat dilalui oleh kendaraan sehingga pengelola tol melakukan penutupan sementara.

Berita terkait

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

7 jam lalu

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

Kabupaten Luwu turut dilanda banjir dan longsor akibat hujan sejak Jumat dinihari, 3 Mei 2024. BNPB melaporkan 14 warga lokal meninggal dunia.

Baca Selengkapnya

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

7 jam lalu

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

Banjir merendam 33 desa di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan pada Jumat, 3 Mei 2024, pukul 03.03 WITA.

Baca Selengkapnya

BNPB: Pemerintah Terus Upayakan Evakuasi 9.000 Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

1 hari lalu

BNPB: Pemerintah Terus Upayakan Evakuasi 9.000 Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Pemerintah akan mengambil langkah permanen untuk memindahkan permukiman warga, khususnya di Pulau Ruang, pulau utama di kaki Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

1 hari lalu

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

2 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Ancaman dari Erupsi Gunung Ruang, 2 Desa Akan Dikosongkan Permanen

2 hari lalu

Ancaman dari Erupsi Gunung Ruang, 2 Desa Akan Dikosongkan Permanen

Sebanyak dua desa di Gunung Ruang di Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, bakal dikosongkan.

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

2 hari lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

3 hari lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

4 hari lalu

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

Data terakhir korban gempa mencapai 464 rumah rusak.

Baca Selengkapnya

Erupsi Setinggi 2 Kilometer, Gunung Ruang Kembali Bestatus Awas

4 hari lalu

Erupsi Setinggi 2 Kilometer, Gunung Ruang Kembali Bestatus Awas

Gunung Ruang kembali meletus dan mengeluarkan kolom erupsi mencapai 2.000 meter dari atas puncak.

Baca Selengkapnya