TNI AL dan Len Industri Uji Amunisi Meriam 76 mm dengan GFR

Rabu, 17 Februari 2021 19:36 WIB

Dinas Material Senjata dan Elektronika TNI AL saat menguji fungsi amunisi meriam 76 mm Otomelara yang merupakan hasil pengadaan Dissenlekal di Pusat Latihan Tempur Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Kamis 11 Februari 2021. Uji menggunakan sistem kendali meriam jarak jauh yang dikembangkan PT Len Industri yang mensimulasikan situasi saat berada di kapal perang. (FOTO/PT LEN INDUSTRI)

TEMPO.CO, Bandung - Dinas Material Senjata dan Elektronika TNI Angkatan Laut bersama PT Len Industri sukses menguji fungsi amunisi meriam Otomelara 76 mm. Pengujian amunisi tersebut menggunakan meriam yang ditembakkan dari jarak jauh, sebuah metode Combat Management System (CMS) pengendali Gunnery Firing Range (GFR) yang juga dibangun PT Len Industri untuk keperluan latihan menembak meriam layaknya tengah berada di atas kapal perang.

Menurut Kepala Dinas Material Senjata dan Elektronika, TNI AL, Laksamana Pertama Endarto Pantja I., amunisi yang diuji diperuntukkan bagi Meriam 76 mm Otomelara yang saat ini telah terpasang di beberapa KRI. "Saya berharap ke depan tidak hanya meriam 76 mm saja yang dapat dimanfaatkan untuk pelaksanaan uji fungsi, namun juga meriam tipe lainnya dengan juga melibatkan siswa-siswa Kodiklatal (Komando Pendidikan Operasi Laut TNI AL),” katanya lewat keterangan tertulis yang dibagikan PT Len Industri, Rabu 17 Februari 2021.

Uji dilakukan di Pusat Latihan Tempur Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, pada 11 Februari 2021. Amunisi yang ditembakkan meriam Otomelara dari command center disebutkan sukses mengenai sasaran yang ditentukan. Dengan keberhasilan pengujian tersebut, baik amunisi Otomelara 76 mm hasil pengadaan TNI AL, serta GFR dinyatakan siap digunakan untuk latihan sekaligus operasional TNI AL.

GFR yang dibangun seluruhnya oleh PT Len Industri di fasilitas latihan tempur TNI AL di Paiton tersebut terdiri dari sensor, persenjataan, dan command center meniru kapal perang. Meriam Otomelara yang digunakan berasal dari salah satu meriam milik KRI Slamet Riyadi. “Combat system itu full kami kerjakan sendiri. PT Len juga me-refurbish senjata meriam OTO Melara KRI Slamet Riyadi (352) untuk diintegrasikan pada GFR ini,” kata Direktur Bisnis dan Kerja Sama PT Len Industri, Wahyu Sofiadi.

Advertising
Advertising

Dinas Material Senjata dan Elektronika TNI AL saat menguji fungsi amunisi meriam 76 mm Otomelara yang merupakan hasil pengadaan Dissenlekal di Pusat Latihan Tempur Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Kamis 11 Februari 2021. Uji menggunakan sistem kendali meriam jarak jauh yang dikembangkan PT Len Industri yang mensimulasikan situasi saat berada di kapal perang. (FOTO/PT LEN INDUSTRI)

Wahyu mengatakan, PT Len Industri telah mulai mengembangkan CMS sejak 2010. Sementara GFR yang dibangun di Paiton, Jawa Timur, dan menjadi satu-satunya di Indonesia dan ASEAN, dibangun sejak 2018 dan rampung pada 2020. Komando Pendidikan Operasi Laut, TNI AL, menjadi pengguna pertamanya.

Dinas Material Senjata dan Elektronika TNI AL saat menguji fungsi amunisi meriam 76 mm Otomelara yang merupakan hasil pengadaan Dissenlekal di Pusat Latihan Tempur Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Kamis 11 Februari 2021. Uji menggunakan sistem kendali meriam jarak jauh yang dikembangkan PT Len Industri yang mensimulasikan situasi saat berada di kapal perang. (FOTO/PT LEN INDUSTRI)

“Insya Allah ada rencana GFR ini akan dikembangkan lagi dengan menambahkan meriam kaliber 57 mm, dan 40 mm. CMS-nya juga pasti akan di-upgrade karena berarti ada fitur yang harus ditambahkan lagi,” kata Wahyu.

Baca juga:
Perang Lawan Covid-19, Pindad Bikin Ventilator dan Meriam Ini

Wahyu menambahkan, GFR merupakan sarana untuk melatih manajemen tempur prajurit altileri. GFR di Paiton tersebut diperuntukkan untuk sarana berlatih prajurit TNI AL untuk mengoperasikan meriam kapal perang. Bisa pula dikembangkan agar dapat menembak target di udara atau antipesawat tapi dengan syarat, "GFR harus dilengkapi dengan radar tracking, karena yang sekarang baru dilengkapi dengan radar navigasi,” kata Wahyu.

Berita terkait

Bedah Buku Karya KSAL, Bamsoet Tegaskan Dukung Peningkatan Alutsista

6 hari lalu

Bedah Buku Karya KSAL, Bamsoet Tegaskan Dukung Peningkatan Alutsista

Peningkatan Alutsista sangat diperlukan seturut posisi Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.

Baca Selengkapnya

Mengenal Bintang Jalasena, Penghargaan TNI AL yang Berjiwa Kesatria

9 hari lalu

Mengenal Bintang Jalasena, Penghargaan TNI AL yang Berjiwa Kesatria

Tak hanya prajurit TNI AL, Bintang Jalasena juga diberikan kepada WNI bukan prajurit, bahkan WNA yang telah berjasa.

Baca Selengkapnya

Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Mabes Polri: Penyelesaian Berjalan Baik

10 hari lalu

Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Mabes Polri: Penyelesaian Berjalan Baik

Mabes Polri bungkam untuk penjelasan berikutnya perihal proses hukum terhadap anggota Brimob yang terlibat bentrok.

Baca Selengkapnya

TNI AL Kerahkan Kapal Perang untuk Evakuasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

10 hari lalu

TNI AL Kerahkan Kapal Perang untuk Evakuasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

TNI AL mengerahkan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Kakap-811 untuk mengevakuasi masyarakat terdampak erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Bentrok TNI AL Vs Brimob di Sorong Berakhir Damai, Patroli Bersama Digalakkan Usai Baku Pukul

10 hari lalu

Bentrok TNI AL Vs Brimob di Sorong Berakhir Damai, Patroli Bersama Digalakkan Usai Baku Pukul

Pasca-bentrokan antara Brimob dan TNI AL di Pelabuhan Sorong, diketahui sebelumnya di beberapa daerah di Indonesia, konflik serupa pernah terjadi.

Baca Selengkapnya

Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Pengamat Singgung Cara Pandang Keliru tentang Jiwa Korsa

11 hari lalu

Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Pengamat Singgung Cara Pandang Keliru tentang Jiwa Korsa

Menurut Al Araf, TNI dan Polri harus mengubah pola pikir tentang jiwa korsa untuk menghentikan bentrok TNI vs Polri yang kerap terjadi.

Baca Selengkapnya

Kemenhan Teken Kontrak Pengadaan Kapal Perang Fregat dari Italia

11 hari lalu

Kemenhan Teken Kontrak Pengadaan Kapal Perang Fregat dari Italia

Kapal fregat pertama pesanan Kemenhan akan dikirimkan ke Indonesia dari Italia pada Oktober tahun ini.

Baca Selengkapnya

Top 3 Hukum: Admin Akun IG Ikut Jadi Tersangka Kasus Perselingkuhan Anggota TNI, Bentrok Brimob - TNI AL Dinilai Memalukan

12 hari lalu

Top 3 Hukum: Admin Akun IG Ikut Jadi Tersangka Kasus Perselingkuhan Anggota TNI, Bentrok Brimob - TNI AL Dinilai Memalukan

Admin akun Instagram @ayoberanilaporkan6 ikut terseret dalam kasus dugaan perselingkuhan anggota TNI di Polres Denpasar.

Baca Selengkapnya

Bentrok Brimob-TNI AL di Papua Dinilai Memalukan, Kompolnas: Jiwa Korsa yang Kebablasan

12 hari lalu

Bentrok Brimob-TNI AL di Papua Dinilai Memalukan, Kompolnas: Jiwa Korsa yang Kebablasan

Kompolnas menyebut bentrokan antara anggota Brimob dan TNI AL di Sorong, Papua Barat, peristiwa yang memalukan

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Bentrok TNI vs Polri di Sorong Tak Boleh Dianggap Hanya karena Salah Paham, Ini Alasannya

12 hari lalu

Pengamat Sebut Bentrok TNI vs Polri di Sorong Tak Boleh Dianggap Hanya karena Salah Paham, Ini Alasannya

Polda Papua Barat akan menyelidiki penyebab terjadinya bentrok TNI vs Polri di Sorong.

Baca Selengkapnya