TEMPO.CO, Bandung - PT Len Industri menuntaskan pembangunan 39 stasiun miniregional monitoring gempa bumi pesanan Badan Klimatologi Meteorologi dan Geofisika (BMKG). Pembangunannya berhasil mengatasi kendala pandemi Covid-19 sehingga sehingga rampung 100 persen mengikuti tenggat kontrak pengerjaan pada 18 Desember 2020.
“Situasi pandemi saat ini memang berpengaruh sekali dalam pelaksanaan proyek,” kata pimpinan proyek pemasangan 39 miniregional PT Len Industri, Randy Dwi Rahardian, dikutip dari rilis, Senin 28 Desember 2020.
Baca juga:
Cerita BMKG Lacak Gempa Lewat Alat dan Media Sosial
Sejumlah lokasi pembangunan stasiun miniregional monitoring gempa bumi milik BMKG berada di lokasi yang sulit dijangkau. Mereka tersebar di antaranya di Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, serta Papua. Jarak tempuhnya relatif jauh hingga akses jalan yang dilalui rusak.
“Ketersediaan moda transportasi untuk distribusi barang menjadi terbatas karena adanya pembatasan jadwal keberangkatan kapal dan jumlah kapal,” kata Randy menerangkan dampak pandemi Covid-19.
Manajer Rekayasa Sistem Unit Bisnis ICT dan Navigasi, PT Len Industri, Yudhistira Utomo, menambahkan, sebagian besar lokasi pemasangan stasiun miniregional monitoring gempa bumi BMKG berada di wilayah Indonesia sebelah timur. Jaringan sensor seismik di wilayah ini memang belum serapat di Indonesia bagian barat.
Pembangunan stasiun monitoring gempa bumi pesanan BMKG oleh PT Len Industri pada tahun ini. (DOK LEN INDUSTRI)
"Di barat, kami pasang dua stasiun yakni di selatan Pulau Jawa. Lokasinya di Yogyakarta,” kata Yudhistira dalam rilis yang sama.
Baca juga:
BMKG Tambah Seismograf di Jawa Barat, Total 31 Lokasi
Dengan penambahan stasiun miniregional akan menambah kerapatan jaringan sensor seismik BMKG. Data yang diterima semakin banyak sehingga akurasi dan kecepatan informasi penentuan gempa dapat meningkat. Saat ini kecepatan informasi peringatan gempa sudah di kisaran 4 hingga 5 menit.