Kesejahteraan Hewan, Selandia Baru Larang Ekspor Ternak Lewat Laut

Reporter

Antara

Selasa, 20 April 2021 17:00 WIB

Petugas menurunkan sapi impor dari Australia di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis, 15 April 2021. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

TEMPO.CO, Wellington - Selandia Baru pada pekan lalu, tepatnya Rabu 14 April 2021, memutuskan menghentikan ekspor ternak melalui laut dengan alasan kesejahteraan hewan. Berlaku masa transisi selama dua tahun ke depan sebelum larangan diterapkan sepenuhnya.

Larangan ekspor hewan hidup lewat laut itu di sambut baik kelompok pemerhati kesejahteraan hewan. Namun, sebagian kalangan yang lain mengkhawatirkan keputusan bakal mempengaruhi hubungan dengan mitra dagang utama Selandia Baru, termasuk Australia dan Cina.

Bahkan badan industri peternakan setempat mengaku terkejut. "Kami tidak memiliki informasi pelanggaran tingkat tinggi yang telah terjadi terhadap standar ekspor ternak melalui laut," kata juru bicara Federasi Petani Selandia Baru Wayne Langford.

Sejak izin diberikan per 2015 lalu, ekspor ternak hidup melalui laut menyumbang sekitar 0,2 persen dari pendapatan ekspor sektor primer Selandia Baru. Nilainya, rata-rata, sekitar 42,32 juta dolar AS (sekitar Rp 619 miliar) per tahun dari 2015 hingga 2019.

Adapun pada tahun lalu, Selandia Baru tercatat mengekspor 113.285 sapi melalui laut. Angka ini meningkat tajam dari 39.479 sepanjang 2019 dan 16.938 pada 2018. Nilai ekspor tahun lalu disebut Langford mencapai $250 juta.

Di tengah peningkatan itu, pemerintah Selandia Baru pada tahun lalu memang pernah mengatakan sedang meninjau standar ekspor ternak hidup. Saat itu menyusul peristiwa kapal ternak Gulf Livestock 1 tenggelam di Laut Cina Selatan karena terjangan taifun. Sebanyak 5.800 ekor sapi serta 41 dari 43 awak kapal tewas dalam insiden itu.

"Kami belum dapat menjamin keamanan hewan-hewan ini di laut dan itu adalah risiko yang tidak dapat diterima untuk Selandia Baru," kata Menteri Pertanian Damien O'Connor menjelaskan soal pelarangan ekspor lewat laut yang akhirnya diputuskan.

Menurut O'Connor, para mitra dagang utama Selandia Baru telah diberi tahu tentang keputusan tersebut. Dia mengungkapkan bahwa, meskipun ada perbaikan proses, perjalanan laut yang panjang ke pasar belahan bumi utara terus menimbulkan tantangan bagi kesejahteraan hewan.

Advertising
Advertising

"Saya menyadari pentingnya hubungan perdagangan dengan mitra internasional dan kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan mereka saat kami beralih dari pengiriman ternak melalui laut," katanya.

Saat ditanya mengenai adanya kekhawatiran bahwa langkah tersebut akan mengecewakan Cina, importir utama ternak hidup dari Selandia baru, O'Connor menjawab, "Ini bukan tentang Cina. Ini tentang kesejahteraan hewan dan reputasi kami."

Bangkai hewan ternak mengapung di area tempat Gulf Livestock 1, sebuah kapal kargo pengangkut ternak dan puluhan awak kapal yang hilang usai diterjang Taifun Maysak, di Laut Cina Timur, di sebelah barat pulau Amami Oshima di barat daya Jepang, 3 September 2020. Japan Coast Guard/Handout via REUTERS


Direktur eksekutif World Animal Protection New Zealand, Simone Clarke, mengatakan keputusan itu adalah momen penting dalam sejarah Selandia Baru untuk perlindungan hewan. Menurut dia, keputusan tersebut harus diikuti oleh pemerintah lain di seluruh dunia.

Perkembangan terbaru dari implementasi kebijakan itu, Pelabuhan Taranaki di Distrik New Plymouth menyatakan akan memanfaatkan secara maksimal masa transisi dua tahun untuk tetap menyediakan layanan dan fasilitas ekspor ternak. Alasannya, pelabuhan itu baru beroperasi melayani kapal-kapal ternak awal tahun lalu.

Ribuan sapi ternak mati usai terbaliknya kapal Lebanon yang membawa 5.000 sapi ternak berserta 750 ton minya di pelabuhan Vila do Conde di Bacarena, Brasil, 10 Oktober 2015. Ribuan sapi tersbeut merupakan milik Minerva SA. REUTERS

Sebanyak sekitar 113 ribu sapi Friesian telah dikirim ke Cina lewat Taranaki pada tahun lalu. "Kami menyediakan fasilitas untuk eksportir, dan kami akan tetap komitmen menyediakannya kepada para pelanggan yang memang berhak untuk melakukan perdagangan--ekspor ternak adalah di antaranya," kata Pejabat di Pelabuhan Taranaki, Guy Roper, Senin 19 April 2021.

Pemimpin Distrik New Plymouth Anneka Carlson menyayangkan pernyataan Roper. Dia sebelumnya telah menyerukan pelarangan ekspor ternak lewat laut agar bisa diterapkan lebih cepat.

"Kita bisa saja langsung menghentikannya (ekspor ternak hidup lewat laut). Pelabuhan Taranaki memiliki kesempatan untuk memberi contoh," katanya sambil menegaskan bahwa masa transisi diberikan bukan berarti isu kesejahteraan hewan baru akan ditegakkan per 2023.

ANTARA | REUTERS | STUFF

Baca juga:
Video Viral Pengunjung Beri Makan Kuda Nil Sampah Plastik, Ini Reaksi TSI

Berita terkait

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

6 jam lalu

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

AS membatasi izin ekspor teknologi untuk Cina. Qualcomm dan Intel tak lagi bisa memasok produknya ke perusahaan seperti Huawei.

Baca Selengkapnya

Tingkat Perekonomian Indonesia Turun, Ada Dampak dari Perlambatan di Cina

11 jam lalu

Tingkat Perekonomian Indonesia Turun, Ada Dampak dari Perlambatan di Cina

Perlambatan perekonomian di Cina memberi dampak ke Indonesia. Sebab sasaran pasar terbesar untuk kegiatan ekspor komoditas alam berada di Cina

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

20 jam lalu

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

Terpopuler: Jokowi memberlakukan kelas standar untuk rawat inap pasien BPJS Kesehatan, Muhammadiyah tanggapi bagi-bagi izin tambang untuk Orman.

Baca Selengkapnya

Huawei Vs Amerika: Pura 70 Pro Gunakan Komponen Lokal Cina Lebih Banyak

1 hari lalu

Huawei Vs Amerika: Pura 70 Pro Gunakan Komponen Lokal Cina Lebih Banyak

Smartphone Huawei seri Pura 70 dinilai hampir menjadi simbol kemandirian Cina menghadapi tekanan sanksi dari Amerika. Chip masih titik terlemah.

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

1 hari lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya

Liburan ke Selandia Baru, Nana Mirdad Menangis Haru Melihat Aurora Australis Merah yang Langka

1 hari lalu

Liburan ke Selandia Baru, Nana Mirdad Menangis Haru Melihat Aurora Australis Merah yang Langka

Nana Mirdad dan Andrew White berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat sehingga bisa menyaksikan aurora australis merah.

Baca Selengkapnya

Pasukan Penjaga Pantai Filipina Pastikan Jaga Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Pasukan Penjaga Pantai Filipina Pastikan Jaga Laut Cina Selatan

Penjaga Pantai Filipina berkomitmen menjaga wilayah Laut Cina Selatan yang dipersengketakan agar Beijing tidak bisa reklamasi.

Baca Selengkapnya

Warga Cina Diduga Menambang Emas Secara Ilegal, Ini Modusnya

1 hari lalu

Warga Cina Diduga Menambang Emas Secara Ilegal, Ini Modusnya

Seorang warga Cina berinisial YH diduga menambang bijih emas secara ilegal dan memproduksi emas batangan di bawah tanah di Kabupaten Ketapang

Baca Selengkapnya

Dongkrak Ekonomi dan Pariwisata, SPMT Layani Kapal Pesiar Sandar di Pelabuhannya

2 hari lalu

Dongkrak Ekonomi dan Pariwisata, SPMT Layani Kapal Pesiar Sandar di Pelabuhannya

PT Pelabuhan Indonesia (Persero) membeberkan bagaimana ramainya kapal pesiar yang bersandar di pelabuhan yang dikelolanya belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Australia Siapkan 20 Program Beasiswa untuk Indonesia Timur

2 hari lalu

Australia Siapkan 20 Program Beasiswa untuk Indonesia Timur

Pemerintah Australia menyiapkan 20 program beasiswa untuk Indonesia Timur pada tahun ini guna memperkuat hubungan diplomatik.

Baca Selengkapnya