Israel Umumkan Patahkan Serangan UUV dan Drone Hamas di Laut
Reporter
Terjemahan
Editor
Zacharias Wuragil
Senin, 24 Mei 2021 18:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Bukan cuma lewat udara, sayap militer Hamas juga mencoba menyerang Israel juga dari laut. Buktinya disodorkan oleh militer Israel, IDF, lewat video pada Senin sepekan lalu.
Sebelum merilis video itu, IDF menyatakan berhasil mematahkan serangan drone bawah laut yang disebut diluncurkan dari Gaza sebelah utara tersebut. Video menunjuk rekaman ledakan yang diklaim dilakukan oleh serangan kapal perang terhadap drone tak lama setelah peluncurannya.
Ada video kedua yang juga dirilis, menunjukkan serangan oleh pesawat tempur Israel ke sebuah mobil putih yang sedang melaju menjauhi lokasi peluncuran drone itu. Disebutkan IDF, di mobil itulah operator drone berada.
IDF menyatakan serangan drone bawah laut berhasil dipatahkan setelah intelijen mendeteksi pergerakannya yang mendekati pantai. Saat drone selam belum jauh meninggalkan pantai, kapal perang Israel membidiknya dan hancur. "Dan sebuah pesawat tempur IDF menyerang operator yang meluncurkan drone itu karena menganggapnya sebagai ancaman," bunyi pernyataan militer Israel.
Hamas diduga telah bertahun-tahun mengembangkan drone laut. Angkatan Laut Israel memperkirakan model yang berhasil dibidiknya pada Senin sepekan lalu adalah unmanned underwater vehicle (UUV) yang menggunakan teknologi GPS dan mampu membawa 30 kilogram bahan peledak.
Persenjataan jenis ini bisa diarahkan ke target di tengah laut atau di pantai Israel. Tapi IDF tidak merinci apa yang akan ditarget oleh serangan drone tersebut dan hanya mengatakan, "Peluncurannya mengarah ke wilayah laut Israel."
Dugaan terkuat, yang disasar drone pembawa bom Hamas adalah rig di atas ladang gas alam Tamar yang dioperasikan Chevron di perairan selatan Israel. Tamar berlokasi 23 kilometer dari Ashkelon, kota di Israel selatan yang sempat dihujani roket Hamas.
Selama ini roket-roket Hamas memang tak mampu menjangkau Tamar, tapi belakangan rudal udara-ke-udara Phyton 5 Israel telah menembak jatuh setidaknya dua drone yang terbang mengarah sana. Drone ketiga rontok oleh sistem pertahanan udara Iron Dome yang juga melindungi rig tersebut.
Baca juga:
Heboh Nelayan Temukan Drone Bawah Laut, Apa Itu UUV Sea Wing dari Cina?
<!--more-->
Kalau benar, UUV dari Gaza utara adalah percobaan serangan yang keempat. Sebanyak 30 kilogram bahan peledak yang dibawanya mungkin tak sampai menjungkalkan rig itu, tapi cukup untuk memberi kemenangan secara psikologis bagi pejuang Hamas.
Terbukti, sepanjang konflik selama sekitar dua pekan lalu, otoritas Israel meminta Tamar menghentikan operasinya sementara. Meski ditutup, juru bicara Chevron mengatakan operasional perusahaan tetap berjalan di ladang gas Leviathan yang lebih besar di perairan utara Israel.
Sehari sebelum deteksi UUV, Kepala Staf Angkatan Laut Israel Mayor Jenderal Eli Sharvit mengaku berhasil mencegah upaya Hamas menyerang Israel lewat laut dan pantai. Dia mengatakan telah menghancurkan hampir seluruh infrastruktur persenjataan yang dimiliki Hamas dan kelompok-kelompok bersenjata lainnya sepanjang sepekan sebelumnya.
Termasuk drone laut, Eli mengatakan telah dihancurkan--meski dia mengakui masih ada beberapa yang dimiliki Hamas.
Dalam catatan IDF, ada sebanyak 3.100 roket yang diluncurkan dari Gaza ke wilayahnya sejak saling serang bermula di awal bulan ini. Sebanyak sepuluh warga Israel , termasuk bocah berusia 5 tahun dan remaja 16 tahun, tewas karena serangan roket-roket itu. Ratusan orang cedera.
Di kubu rakyat Palestina, berdasarkan data kementerian kesehatannya, jumlah korban tewas lebih dari 200 orang termasuk belasan anak. Yang terluka lebih dari 1.200 orang.
Hamas dan kelompok Jihad Islam mengkonfirmasi kehilangan 20 orang yang menempati posisi penting dalam organisasi--meski Israel mengklaim angka itu lebih besar, setidaknya sampai 150 dari mereka yang dilabeli sebagai teroris. Sebagai tambahan, IDF mengatakan sebagian kematian di antara warga Palestina dikarenakan roket yang malfungsi, jatuh di wilayah sendiri.
TIMES OF ISRAEL | HAARETZ | ASIA TIMES
Baca juga:
Peneliti di Israel Kembangkan Metode Baru Lacak Operator Drone