Peneliti Utama Vaksin Nusantara: Uji Klinis Tahap II Tetap Diselesaikan

Sabtu, 19 Juni 2021 12:26 WIB

Peneliti utama Uji Klinik Tahap II Vaksin Nusantara Kolonel Jonny menjelaskan tahapan penyuntikan Vaksin Nusantara di Gedung Cellcure Center RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, 14 April 2021. Tempo/Friski Riana

TEMPO.CO, Jakarta - Riset terapi kekebalan tubuh berbasis vaksin sel dendritik untuk melawan Covid-19, Vaksin Nusantara, yang dikembangkan mantan Menteri Kesehatan, Letnan Jenderal (Purn.) Terawan Agus Putranto, masih terus berjalan. Riset uji klinis berjalan di tahap dua sambil menunggu diizinkan ke tahap tiga atau final yang melibatkan responden atau relawan dalam jumlah yang besar.

"Fase II tetap dilanjutkan, karena awal mulainya sebelum MoU diteken, jadi kami selesaikan, tapi fase III tidak bisa. Kami harus taat aturan,” kata Kolonel Jonny, dokter di RSPAD Gatot Soebroto yang juga peneliti utama dalam riset uji klinis terapi tersebut.

Jonny merujuk kepada nota kesepahaman yang diteken Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan TNI AD. Dalam MoU yang diteken pada 19 April 2021 itu, tim peneliti Vaksin Nusantara tidak diizinkan melanjutkan uji klinis. Bahkan diminta agar tidak ada lagi pengembangan vaksin Nusantara secara massal, dan hanya diperbolehkan untuk riset serta pelayanan.

Itu sebabnya riset Vaksin Nusantara belakangan dipindahkan dari semula di RSUP dr Kariadi Semarang ke RSPAD Gatot Soebroto milik TNI AD di Jakarta. Semua berawal dari hasil evaluasi hasil uji klinis tahap satu dari terapi individual--bukan vaksin yang bisa digunakan secara massal--itu oleh BPOM yang menemukan sejumlah mekanisme standar uji klinis tak ditempuh Terawan dkk.

Saat memberikan keterangannya kepada Tempo, Jumat malam 18 Juni 2021, Jonny memaparkan kalau hingga kini riset uji klinis fase I sudah berjalan enam bulan, dan fase II sudah 2,5 bulan. "Hasilnya cukup baik,” ujar dokter spesialis penyakit dalam ginjal-hipertensi itu.

Advertising
Advertising

Tangkapan layar saat mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto memperagakan pembuatan Vaksin Nusantara, vaksin berbasis sel dendritik untuk melawan Covid-19, di hadapan pimpinan dan anggota Komisi VII DPR RI, Rabu 16 Juni 2021. (ANTARA/ Zubi Mahrofi)

Terpisah, Guru Besar Biologi Molekuler dari Universitas Airlangga (Unair), Chairul Anwar Nidom, mengungkap perkembangan lain dari terapi Vaksin Nusantara berupa penetapan penggunaan antigen quadrivalent yang sesuai dengan varian virus Covid-19 yang berkembang. “Waktu yang dibutuhkan untuk menyiapkannya tidak kurang dari 30-40 hari,” kata Nidom.

Seperti diketahui, Nidom menguji titer antibodi dan memori sel imun dari sampel serum milik relawan Vaksin Nusantara. Dia telah memaparkan hasil ujinya atas relawan asal Surabaya, termasuk di antaranya adalah mantan Dirut PLN Dahlan Iskan. "Ini benar-benar ilmiah kok, ada penelitiannya,” kata Nidom melalui pesan WhatsApp, Jumat.

Baca juga:
Uji Awal Vaksin Nusantara, Terawan: Antibodi Masih Awet di Bulan Ketiga

Berita terkait

Jangan Sembarang Pakai Skincare Etiket Biru, BPOM Sebut Alasannya

1 hari lalu

Jangan Sembarang Pakai Skincare Etiket Biru, BPOM Sebut Alasannya

Masyarakat diminta untuk tertib dalam menggunakan skincare sesuai peruntukannya, terutama yang beretiket biru, cek sebabnya.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

4 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

5 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

10 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

11 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

12 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya