Lepas Masker Bikin Jumlah Kasus Melejit Lagi, Israel: Varian Delta

Reporter

Terjemahan

Senin, 28 Juni 2021 01:36 WIB

Penonton memakai masker dan mendengarkan musik setelah mereka harus menunjukkan "Paspor Hijau", izin untuk mereka yang divaksinasi penyakit virus corona (COVID-19) atau mereka yang diduga memiliki kekebalan, untuk mengikuti pertunjukan langsung oleh penyanyi Israel Nurit Galron, di Taman Yarkon, di Tel Aviv, Israel 24 Februari 2021. [REUTERS / Amir Cohen]

TEMPO.CO, Jakarta - Israel kembali berlakukan aturan yang mewajibkan warganya memakai masker pada akhir pekan lalu. Kewajiban itu kembali hanya berselang sepuluh hari setelah dihapus. Gara-garanya, jumlah kasus baru penularan Covid-19 yang langsung menanjak lagi sepanjang pekan lalu dan bahkan mencapai yang tertinggi sepanjang dua bulan ke belakang pada Kamis, 24 Juni 2021.

Lonjakan kasus terkini telah memukul Israel yang selama ini mengkampanyekan diri sebagai negara pelaksana program vaksinasi paling sukses. Per pekan lalu otoritas kesehatan di negara itu mendata telah memberikan vaksin Covid-19 dosis lengkap kepada 5,2 juta dari total 9 juta warganya. Vaksin yang digunakan adalah yang dikembangkan Pfizer/BioNTech.

Kepala Gugus Tugas Penanganan Pandemi Covid-19 Israel, Nachman Ash, mengungkapkan kalau peningkatan penambahan kasus baru terjadi empat hari berturut-turut hingga Kamis lalu. Penambahan kasus sebanyak lebih dari 100 per hari dan puncaknya pada Kamis lalu yang sebesar 227 kasus. Ini terjadi tak lama setelah kebijakan lepas masker diumumkan per 15 Juni lalu, karena keyakinan wabah telah berhasil dikendalikan.

Tapi yang terjadi situasinya dinilai berkembang lebih parah. Jika sebelumnya gugus tugas hanya memantau ada dua kota dengan penyebaran infeksi virus, kini ada lebih banyak kota yang melaporkannya. "Kami melihat jumlah kasusnya meningkat dua kali lipat setiap hari," kata Ash saat memutuskan mewajibkan kembali pakai masker di ruang publik yang tertutup, pada Jumat 25 Juni 2021.

Ash mencurigai SARS-CoV-2 varian Delta (B.1.617.2) penyebabnya. Varian paling agresif dari antara mutasi virus corona Covid-19 yang ada saat ini tersebut diduga dibawa oleh warga yang baru kembali dari luar negeri. Varian virus yang berkembang dari India itu kemudian mendominasi hingga 70 persen kasus-kasus baru yang muncul setelah kebijakan lepas masker tersebut.

Advertising
Advertising

Meski begitu, Ash menambahkan, belum terlihat peningkatan data pasien Covid-19 di rumah sakit dan angka kematian pada saat ini. Diyakininya, itu akan menyusul menunggu waktu. "Tapi kami harap vaksin bisa melindungi dari peningkatan jumlah pasien maupun kasus gejala infeksi yang berat," katanya.

Bersama keputusan mewajibkan kembali pakai masker di ruang publik yang tertutup, otoritas kesehatan di Israel juga mengharuskan masker tetap dipakai di luar ruangan bila terjadi kerumunan.

NEW SCIENTIST | THE GUARDIAN

Baca juga:
Kasus Infeksi Varian Delta juga Meningkat Pesat di Amerika Serikat

Berita terkait

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

49 menit lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

1 jam lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

3 jam lalu

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

Kantor kejaksaan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menyerukan diakhirinya apa yang mereka sebut sebagai intimidasi terhadap stafnya.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

9 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

10 jam lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

11 jam lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

11 jam lalu

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kota Tel Aviv dan Be'er Sheva di Israel.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

12 jam lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

12 jam lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

12 jam lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya