Vaksin Sinovac untuk Anak, Dua Guru Besar Tekankan Hasil Uji dan Efek Samping

Selasa, 29 Juni 2021 18:47 WIB

Anak-anak bermain sepeda di depan spanduk gerakan pencegahan Covid-19 di Desa Ilie Ulee Kareng, Banda Aceh, Aceh, Selasa, 22 Juni 2021. BPOM telah mengeluarkan izin penggunaan darurat untuk vaksin Covid-19 Sinovac yang dinyatakan aman digunakan anak usia 12-17 tahun. ANTARA/Syifa Yulinnas

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan izin penggunaan darurat atau EUA untuk vaksin Covid-19 Sinovac untuk anak di atas usia 12 tahun. Persetujuan itu diberikan kepada produsen Sinovac, PT Biofarma, melalui surat bernomor RG.01.12.322.06.21.00169/T, tepat saat penambahan kasus baru Covid-19 kembali menanjak di tanah air sekarang ini.

Dalam surat rekomendasi itu dijelaskan bahwa penggunaan vaksin Sinovac untuk anak usia 12-17 tahun dengan dosis 600 SU/0,5 mL (medium dose) lebih baik daripada dosis rendah 300 SU/0,5 mL. Selain itu, dari data uji klinis fase I dan II, tidak ada laporan profil AE sistemik berupa fever pada populasi usia tersebut dibandingkan pada usia 3-5 tahun dan 6-11 tahun.

Guru besar dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam, menanggapi izin darurat penggunaan vaksin Sinovac untuk anak tersebut dengan memberikan sejumlah catatan. Menurutnya, penggunaan vaksin untuk anak sama saja ketentuannya dengan usia dewasa, yakni untuk mereka yang sehat.

Yang penting, kata Ari, dari produsen vaksin menyatakan aman digunakan dan telah dilakukan uji klinis pada kelompok remaja. "Yang harus diantisipasi adalah efek samping. Saya mesti cek, dan di finalnya BPOM pasti minta pendapat ahli untuk hal tersebut," kata Dekan FKUI yang juga dokter spesialis penyakit dalam itu, Selasa 29 Juni 2021.

Pertanyaan itu ditegaskan Ketua Tim Laboratorium Professor Nidom Foundation (PNF) di Surabaya, Jawa Timur, Chairul Anwar Nidom. Dia terang-terangan mempertanyakan vaksin yang diizinkan untuk diberikan kepada anak-anak secara luas itu.

Advertising
Advertising

Menurutnya, vaksin untuk orang dewasa dan anak sangat berbeda formulasi maupun aplikasi. Dia juga menekankan vaksin harus sudah melalui rangkaian uji yang selama ini dijadikan alat untuk screening obat dan vaksin. “Jadi ini vaksin yang mana? atau memang vaksin khusus anak, pedriatik?” ujar dia.

Pakar biologi molekuler di Universitas Airlangga itu menambahkan, "Atau jangan-angan (vaksin dimaksud) menumpang rangkaian uji yang sudah dilakukan pada umur dewasa? Padahal hasil uji klinis fase 3, belum terdengar final report-nya."

Baca juga:
AstraZeneca Bikin Vaksin Covid-19 Baru ZDC2816, Mulai Diuji Klinis

Berita terkait

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

2 jam lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Pusat UTBK UI Siapkan 57 Ruang dan 2.111 Komputer untuk 52.148 Peserta Ujian

3 jam lalu

Pusat UTBK UI Siapkan 57 Ruang dan 2.111 Komputer untuk 52.148 Peserta Ujian

Terdapat 52.148 peserta UTBK 2024 yang akan melaksanakan ujian di Pusat UTBK UI.

Baca Selengkapnya

UI Cetak Sejarah dalam Kompetisi Pemrograman ICPC 2023, Peringkat Setara Stanford dan KAIST

5 jam lalu

UI Cetak Sejarah dalam Kompetisi Pemrograman ICPC 2023, Peringkat Setara Stanford dan KAIST

Peringkat UI menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara bersama Nanyang Technological University (NTU).

Baca Selengkapnya

UI Open Days 2024 Dihadiri Ribuan Pengunjung, Ada Tur Kampus dengan Bus Kuning

7 jam lalu

UI Open Days 2024 Dihadiri Ribuan Pengunjung, Ada Tur Kampus dengan Bus Kuning

UI berupaya memberikan penguatan dalam perjalanan para siswa SMA/SMK/sederajat untuk menyongsong masa depan.

Baca Selengkapnya

Pelaksanaan UTBK di UI, Simak Lokasi dan Aturannya

12 jam lalu

Pelaksanaan UTBK di UI, Simak Lokasi dan Aturannya

Universitas Indonesia (UI) menjadi salah satu lokasi pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) untuk SNBT 2024

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

4 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung UI Racing Team Berlaga di Formula Student Czech 2024

4 hari lalu

Bamsoet Dukung UI Racing Team Berlaga di Formula Student Czech 2024

Bambang Soesatyo mendukung para mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang tergabung dalam UI Racing Team ikut dalam kompetisi Formula Student Czech 2024

Baca Selengkapnya

Universitas Indonesia Jaring Calon Mahasiswa Baru Melalui UI Open Days 2024

4 hari lalu

Universitas Indonesia Jaring Calon Mahasiswa Baru Melalui UI Open Days 2024

Universitas Indonesia menggelar UI Open Days 27-28 April 2024 untuk menjaring calon mahasiswa baru.

Baca Selengkapnya