Top 3 Tekno Berita Kemarin: Ivermectin, dari Dokter di AS untuk Warga di Sragen
Reporter
Tempo.co
Editor
Zacharias Wuragil
Senin, 5 Juli 2021 06:38 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Kemarin, Minggu 4 Juli 2021, seluruhnya seputar kontroversi obat antiparasit ivermectin yang digunakan untuk mengobati Covid-19. Pemuncaknya adalah artikel yang mengangkat cuitan seorang dokter asal University of Maryland, Amerika Serikat, Faheem Younus. Dia, menggunakan Bahasa Indonesia, tidak menganjurkan penggunaan ivermectin di luar label.
Pembagian obat yang sama di Sragen, Jawa Tengah, di mana satu pasien Covid-19 disebut mengkonsumsi lima tablet, menjadi berita terpopuler kedua. Setidaknya sekitar 400 warga positif Covid-19 dan tengah melakukan isolasi mandiri menerimanya. “Sudah saya minum sampai habis. Khasiatnya memang ampuh dan bagus,” kata satu di antaranya yang mengaku kini sudah negatif Covid-19.
Berita terpopuler ketiga datang dari Merck, yang membuat ivermectin. Perusahaan farmasi Jerman yang berbasis di New Jersey, Amerika Serikat, ini ternyata telah mengeluarkan sikapnya sejak Februari lalu. Mereka sendiri tidak yakian obat cacing yang diproduksinya tersebut bisa digunakan untuk Covid-19.
Berikut Top 3 Tekno Berita Kemarin, Minggu 4 Juli 2021, selengkapnya,
1. Pakai Bahasa Indonesia, Dokter Faheem Younus Sarankan Tak Konsumsi Ivermectin
Kasus Covid-19 di Indonesia yang kian parah, menarik perhatian salah seorang dokter asal University of Maryland, Amerika Serikat, Faheem Younus. Pemilik akun Twitter @FaheemYounus yang sehari-hari menggunakan Bahasa Inggris ini bahkan sampai menggunakan Bahasa Indonesia demi menarik perhatian warganet Indonesia. Dalam cuitannya tersebut, Younus bahkan juga tidak menganjurkan penggunaan Ivermectin.
Sebelumnya, Younus mengungkapkan keprihatinannya terhadap kasus Covid-19 di Indonesia lantaran menurutnya, hanya dalam dua minggu, situasi Indonesia mulai menyerupai India. “Within two weeks, Indonesia’s situation is beginning to resemble India. Watch the same horror unfolding,” cuit Younus.
Kemudian dalam cuitannya yang beberapa kali menggunakan Bahasa Indonesia, Younos membagikan sejumlah kiat untuk warganet Indonesia dalam mengahadapi Covid-19. “For My Indonesian Friends,” begitu cuitan Younus yang diunggah pada Jumat, 2 Juli 2021.
2. Ivermectin Dibagi Gratis di Sragen, Satu Pasien Covid-19 Konsumsi 5 Tablet
Kontroversi masih menyelimuti soal penggunaan Ivermectin sebagai obat Covid-19. BPOM belum mengizinkan Ivermectin sebagai obat Covid. Belakangan, salah satu pabriknya bahkan diblokir.
Epidemiolog Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono mengaku kecewa dengan cara sebagian kelompok mempromosikan Ivermectin sebagai obat Covid-19. Yang menurut Pandu, caranya tak ubahnya membagikan permen, padahal Ivermectin adalah obat keras yang penggunaannya harus atas dasar resep dokter.
Di Sragen Jawa Tengah, Tim relawan RSI Amal Sehat dan Ndayu Park justru telah membagikan obat tersebut kepada masyarakat Sragen, Jawa Tengah. Lalu bagaimana pengakuan pasien positif Covid-19 setelah mengonsumsi Ivermectin yang dibagikan layaknya membagikan seperti permen ini?
3. Pro Kontra Ivermectin Obati Covid-19, Ini Kata Perusahaan Farmasi Pembuatnya
Ramai pro dan kontra penggunaan obat antiparasit ivermectin untuk Covid-19. Sebagian mendesak penggunaannya secara luas demi bisa lepas dari cengkeraman pandemi yang semakin kuat saat ini, sebagian lainnya meminta menunggu hasil uji klinis skala besar untuk memastikan efikasi obat cacing itu dan keselamatan penggunanya.
Di antara kontroversi yang semakin tinggi, Merck, yang membuat ivermectin, ternyata telah mengeluarkan sikapnya sejak Februari lalu. Saat itu, perusahaan farmasi Jerman yang berbasis di New Jersey, Amerika Serikat, ini menyatakan tidak yakin obat cacing yang diproduksinya tersebut bisa digunakan untuk Covid-19.
"Perusahaan tidak yakin data yang ada saat ini mendukung keselamatan dan efikasi ivermectin untuk digunakan mengobati Covid-19," bunyi bagian dari pernyataan Merck pada 4 Februari 2021, seperti dikutip dari situs web resmi perusahaan itu.