Penjelasan Observatorium Bosscha Lembang Batalkan Pengamatan Virtual

Senin, 5 Juli 2021 18:15 WIB

Anak-anak SD bergantian melihat gerhana matahari melalui teleskop di lapang sekitar observatorium Bosscha di Lembang, Bandung Barat, Kamis, 26 Desember 2019. Saat menyaksikan gerhana matahari, masyarakat dihimbau untuk tidak melihat secara langsung karena dapat merusak pengelihatan. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung - Direktur Observatorium Bosscha Premana Premadi menutup total akses dan kegiatan ilmiah di area peneropongan bintang di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, itu, Senin 5 Juli 2021. Tahap pertama penutupan direncanakan selama sepekan. “Sepekan ini lockdown artinya tidak ada staf yang ngantor kecuali satpam dan petugas kebersihan,” kata Premana, Senin 5 Juli 2021.

Bagi para staf dan peneliti, dia meminta agar mereka bekerja di rumah dan istirahat yang cukup untuk menjaga kebugaran dan daya tahan tubuh atau imunitas. “Sekarang semua istirahat 1-2 pekan ini fokus ke badan dan lingkungan kita,” ujarnya. Penutupan bisa dilanjutkan selama dua pekan jika kasus Covid-19 masih tinggi.

Dampak penutupan Observatorium Bosscha itu seperti penundaan agenda pengamatan langit malam secara virtual 10 Juli 2021. Kegiatan rutin sebulan sekali itu sebagai pengganti kunjungan malam untuk umum di masa pandemi. Narasumbernya astronom dari ITB, Bosscha, dan amatir.

Walaupun berlangsung secara daring, kata Premana, biasanya ada beberapa orang yang berkumpul di ruang studio. Penggunaan teleskop juga direncanakan oleh dua orang. “Enggak bisa jaga jarak, sudah jelas,” kata dia sambil menambahkan, penutupan observatorium sejalan dengan pembatasan darurat oleh pemerintah.

Dampak penutupan juga mengimbas ke para astronom peneliti dan mahasiswa astronomi ITB. Padahal menurut Premana, bulan Juli menjadi saat yang tepat untuk memulai pengamatan langit karena cuaca malam sedang cerah. “Biasanya dari Mei-Juni tapi masih ada hujan, Juli langitnya bagus kita mau kencang mengamati,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Jadwal pengamatan itu membidik eksoplanet, gugus bintang, okultasi, atau bintang variabel. Khususnya bagi mahasiswa, dampak pandemi ini sangat berpengaruh karena masa studinya juga dibatasi waktu. Premana berharap setelah dua pekan penutupan bisa dibuka lagi dengan tetap menjaga protokol kesehatan.

Sejauh ini, menurutnya, di lingkungan observatorium tidak ada temuan kasus positif Covid-19. Namun laporan konfirmasi positif datang dari beberapa warga desa sekitar. Sebanyak 11 keluarga peneliti, mantan Direktur Observatorium Bosscha, termasuk Premana sendiri dan beberapa mahasiswa tinggal di komplek perumahan sekitar observatorium.

Observatorium Bosscha sudah pernah tutup sementara pada Maret tahun lalu. Kunjungan publik dihentikan sementara saat itu atas alasan yang sama, yakni status pandemi virus corona Covid-19 dan kasusnya yang meningkat di tanah air.

Baca juga:
Bumi Berada Terjauh dari Matahari Besok, Benarkah Pagi Bakal Lebih Dingin?

Berita terkait

ITB Siap Gelar UTBK SNBT 2024, Peserta Disarankan Datang Pakai Angkutan Umum

21 jam lalu

ITB Siap Gelar UTBK SNBT 2024, Peserta Disarankan Datang Pakai Angkutan Umum

ITB siap 100 persen menggelar UTBK SNBT 2024.

Baca Selengkapnya

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

1 hari lalu

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

Salah satu Rukun Tetangga (RT) di wilayah Jakarta Timur kini tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Budi Gunadi Sadikin Terpilih sebagai Ketua Majelis Wali Amanat ITB

3 hari lalu

Budi Gunadi Sadikin Terpilih sebagai Ketua Majelis Wali Amanat ITB

Pemilihan Budi Gunadi Sadikin itu berlangsung secara musyawarah untuk mufakat dalam rapat pleno perdana MWA ITB di Gedung Kemenristekdikti.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Biaya Kuliah ITB 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

5 hari lalu

Biaya Kuliah ITB 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

Rincian perkiraan biaya kuliah jalur SNBP, SNBT, dan Seleksi Mandiri ITB tahun akademik 2024

Baca Selengkapnya

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

7 hari lalu

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Penulisan jurnal ilmiah bagi dosen akan membantu menyumbang angka kredit dosen, meskipun tak wajib publikasi di jurnal Scopus.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

9 hari lalu

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

Menjadi seorang aktuaris memang tidak mudah karena dalam pekerjaannya mengaplikasikan beberapa ilmu sekaligus seperti matematika hingga statistika.

Baca Selengkapnya