Ditemukan, Enzim di Perut Sapi Mampu Mengurai Plastik

Reporter

Terjemahan

Selasa, 6 Juli 2021 18:17 WIB

Sejumlah sapi ternak dibawa turun pemiliknya dari pegunungan Alpen ke lembah dalam acara tradisional `Almabtrieb` di Bad Hindelang, Jerman, 11 September 2014. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Sapi memiliki lambung dengan empat kompartemen dan bakteri yang hidup dalam satu kompartemen itu--rumen--memproduksi enzim yang dapat mengurai material plastik yang banyak digunakan sehari-hari. Temuan ini bisa membimbing kepada teknologi baru pengolahan plastik bekas pakai.

Penemuan itu berawal ketika Georg Guebitz dari University of Natural Resources and Life Sciences, Austria, dan koleganya berkunjung ke rumah jagal setempat. Mereka mengumpulkan sampel cairan dari rumen seekor sapi muda yang biasa digembalakan di padang rumput Pegunungan Alpen. Guebitz dkk menemukan cairan itu mengandung banyak jenis enzim, termasuk cutinase.

Seperti yang diungkap dalam jurnal Frontiers in Bioengineering and Biotechnology, terbit 2 Juli 2021, studi oleh Guebitz dan timnya mendemonstrasikan kalau enzim itu mampu mengurai tiga jenis poliester yang luas digunakan. Ketiganya adalah polyethylene terephthalate (PET), polybutylene adipate terephthalate (PBAT) dan polyethylene furanoate (PEF).

Ketiga poliester kerap digunakan dalam produksi barang kebutuhan sehari-hari seperti botol, tekstil, dan tas. Aktivitas enzim cutinase mampu membuat ketiga macam poliester tersebut hancur dalam satu sampai tiga hari ketika suhu dipertahankan sekitar 40 derajat Celsius--untuk menyerupai kondisi dalam lambung si sapi.

Usut punya usut, Guebitz mengatakan, "Kami menemukan diet sapi engandung makanan yang memiliki sebuah 'cangkang' yang mirip dengan poliester." Ini yang menerangkan kenapa mikroba-mikroba dalam rumen memproduksi enzim-enzim yang dapat mencerna poliester sintetis.

Advertising
Advertising

Menurut Guebitz, enzim-enzim ini bisa digunakan untuk memecah poliester pada skala komersial, yang lebih besar, di masa depan. Ini, kata dia lagi, setidaknya berpotensi lebih murah daripada teknologi pengolahan plastik yang sekarang digunakan.

Sejumlah pakar yang lain memilih berhati-hati menanggapi antusiasme Guebitz dan tim. Ramani Narayan dari Michigan State University, Amerika Serikat, misalnya. Menurut dia, harus dibuktikan terlebih dahulu kalau aktivitas enzim sama efektif atau bahkan lebih baik daripada teknologi komersial yang diimplementasikan saat ini.

"Jika mereka terlalu cepat membawanya ke proses rekayasa, maka akan ada begitu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan terkait apa yang dihasilkan oleh produk enzim sapi, seperti apa produktivitasnya, dan lain-lain, untuk dibandingkan dengan teknologi enzim eksisting."

NEWSCIENTIST | FRONTIERSIN

Baca juga:
Kesejahteraan Hewan, Selandia Baru Larang Ekspor Ternak Lewat Laut

Berita terkait

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

3 hari lalu

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

Penelitian menunjukkan bahwa hampir semua makanan kita mengandung mikroplastik, dalam bentuk apa saja? Apa bahaya bagi kesehatan?

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

4 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

4 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

5 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

10 hari lalu

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

TEMPO, Jakarta- Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil mendesak pemimpin ASEAN untuk mengambil sikap tegas dalam negosiasi yang sedang berlangsung untuk mengembangkan instrumen hukum internasional yang mengikat demi mengatasi pencemaran plastik, termasuk di lingkungan laut.

Baca Selengkapnya

Ratusan Sapi Impor dari Australian Mati di Perjalanan, Bapanas Klaim Stok Daging Aman

28 hari lalu

Ratusan Sapi Impor dari Australian Mati di Perjalanan, Bapanas Klaim Stok Daging Aman

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi klaim stok daging sapi aman, meski ada impor sapi hidup mati dalam perjalanan laut.

Baca Selengkapnya

Rumania dan Bulgaria Resmi Bergabung dengan Zona Schengen, Tapi Tanpa Jalur Darat

28 hari lalu

Rumania dan Bulgaria Resmi Bergabung dengan Zona Schengen, Tapi Tanpa Jalur Darat

Rumania dan Bulgaria mulai Minggu 31 Maret 2024 bergabung dengan sebagian Wilayah Schengen pada jalur laut dan udara, tetapi tidak jalur darat

Baca Selengkapnya

Kementan Bakal Lakukan Investigasi dan Penutupan Sumber Ternak Impor Imbas Sapi Hidup Australia Mati di Atas Kapal

33 hari lalu

Kementan Bakal Lakukan Investigasi dan Penutupan Sumber Ternak Impor Imbas Sapi Hidup Australia Mati di Atas Kapal

Kementan akan berkoordinasi dengan Badan Karantina Indonesia untuk melakukan investigasi terkait kasus tersebut di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Teror Penembakan di Gedung Konser Moskow, Sebelumnya Terjadi di Austria, Belanda, dan Amerika Serikat

35 hari lalu

Teror Penembakan di Gedung Konser Moskow, Sebelumnya Terjadi di Austria, Belanda, dan Amerika Serikat

Serangan teror penembakan di gedung konser Moskow tewaskan ratusan orang. Kejadian penembakan massa pernah terjadi di beberapa negara. Mana saja?

Baca Selengkapnya

KBRI Austria Buka Puasa Bersama dengan WNI Muslim di Wina

35 hari lalu

KBRI Austria Buka Puasa Bersama dengan WNI Muslim di Wina

Dubes RI untuk Austria mengadakan acara buka puasa bersama dengan organisasi-organisasi Islam dan 200 WNI di Wina.

Baca Selengkapnya