BBKSDA Riau Rawat Bayi Kucing Hutan Korban Pembersihan Lahan

Reporter

Antara

Senin, 12 Juli 2021 15:48 WIB

Seekor bayi kucing hutan dari jenis Prionailurus bengalensis, sering disebut pula kucing kuwuk atau leopard cat, yang sedang dirawat di BBKSDA Riau. Bayi berusia tiga pekan itu diserahkan warga yang sedang membersihkan lahan menggunakan alat berat dengan kondisi luka pada kaki belakang, Selasa 6 Juli 2021. (Antara/HO-Humas BKSDA Riau).

TEMPO.CO, Pekanbaru - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau kedatangan tamu seekor bayi kucing hutan dari jenis Prionailurus bengalensis atau sering disebut pula kucing kuwuk. Bayi kucing berusia tiga pekan ini dirawat karena luka pada kaki kanan belakangnya.

Juru bicara Balai Besar KSDA Riau, Dian Indriati, menerangkan kalau bayi kucing liar jantan itu ditemukan warga Petapahan, Kabupaten Kampar. Saat itu pembersihan lahan dilakukan menggunakan alat berat.

"Satwa diserahkan oleh warga Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau, pada Selasa 6 Juli 2021, melalui kantor seksi wilayah Duri," kata Dian lewat keterangan yang dibagikannya, Minggu 11 Juli 2021.

Melihat kondisi luka pada kaki, tim dari Duri menyerahkan bayi kucing liar kecil Asia Selatan dan Timur, disebut juga leopard cat, tersebut ke klinik Satwa Balai Besar KSDA Riau. Bayi kucing hutan itu akan mendapatkan perawatan dan rehabilitasi hingga nantinya siap dilepas liar kembali.

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Kehutanan RI Nomor 106 Tahun 2018, kucing hutan tersebut termasuk jenis satwa yang dilindungi. "Semoga semakin banyak masyarakat yang sadar akan konservasi dan turut serta dalam upaya pelestarian satwa yang dilindungi seperti ini," kata Dian.

Advertising
Advertising

Terpisah, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Riau, Suharyono, mengabarkan seorang warga di Desa Serapung Kecamatan Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan telah menjadi korban konflik dengan Harimau Sumatera. Kondisi warga itu terluka pada bagian kaki dan kini dirawat inap di Puskesmas Kuala Kampar.

Warga itu disebut berhasil selamat dari terkaman harimau yang terjadi pada Sabtu, 10 Juli 2021, pukul 16.00 WIB. "Call centre kami mendapat berita itu dan kiriman video serta foto-fotonya,” kata Kepala BBKSDA Provinsi Riau, Suharyono, Minggu 11 Juli 2021. Dia menambahkan, ada tim yang segera menuju lokasi pelaporan.

Suharyono menambahkan, konflik antara harimau dan manusia yang terjadi di Riau selalu berkaitan dengan hilangnya habitat satwa dilindungi itu. Aktivitas masyarakat menebang kayu di hutan-hutan primer disebutnya berpotensi mengancam keselamatan satwa, juga bisa menjadi penyebab harimau melakukan serangan mematikan.

“Jangan pula kita biarkan saudara-saudara kita, tetangga-tetangga kita memasang jerat di hutan dan berburu babi yang juga merupakan penopang hidup harimau karena termasuk makanan pokoknya," katanya.

Baca juga:
Kucing Kuwuk Memangsa Ayam dalam Kandang di Pasaman

Berita terkait

Pria di Riau Edit Suara Hakim MK Soal Putusan Sengketa Pilpres, Tambah Narasi Selamat Pendukung 02

11 hari lalu

Pria di Riau Edit Suara Hakim MK Soal Putusan Sengketa Pilpres, Tambah Narasi Selamat Pendukung 02

Polda Riau menciduk seorang pria di Rokan Hilir Riau karena mengedit suara hakim MK soal putusan sengketa pilpres. Ada narasi jogetin aja.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran 2024: 5 Rekomendasi Destinasi Wisata di Pekanbaru dan Sekitarnya

14 hari lalu

Libur Lebaran 2024: 5 Rekomendasi Destinasi Wisata di Pekanbaru dan Sekitarnya

Pekanbaru dan sekitarnya menawarkan pengalamanbaru bagi para wisatawan libur Lebaran 2024. Antara lain Istana Siak dan Asia Farm Pekanbaru.

Baca Selengkapnya

Satu Anak Gajah Sumatera Lahir di Pusat Konservasi Gajah Riau

21 hari lalu

Satu Anak Gajah Sumatera Lahir di Pusat Konservasi Gajah Riau

Satu anak Gajah Sumatera lahir di Pusat Konservasi Gajah Provinsi Riau, Sabtu 6 April 2024.

Baca Selengkapnya

Publikasi Penelitian Harimau Jawa di Jurnal Ilmiah, Peneliti Sempat Sepelekan Temuan

30 hari lalu

Publikasi Penelitian Harimau Jawa di Jurnal Ilmiah, Peneliti Sempat Sepelekan Temuan

Baru-baru ini ada publikasi hasil analisis pemeriksaan DNA dari sehelai rambut yang membuktikan keberadaan harimau jawa di Sukabumi, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Cara BRIN Meneliti Jejak Harimau Jawa di Sukabumi, Spesies yang Dikategorikan Punah Selama 40 Tahun

34 hari lalu

Cara BRIN Meneliti Jejak Harimau Jawa di Sukabumi, Spesies yang Dikategorikan Punah Selama 40 Tahun

Peneliti BRIN menelisik DNA pada temuan rambut yang diduga milik Harimau Jawa, hewan yang dkategorikan punah sejak puluha tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

34 hari lalu

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

Ekolog satwa liar Sunarto menjelaskan konflik Harimau Sumatera dengan manusia akibat beberapa faktor termasuk kondisi individual dan habitatnya.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Mahasiswa Pelaku Persetubuhan Anak di Bawah Umur di Riau

35 hari lalu

Polisi Tangkap Mahasiswa Pelaku Persetubuhan Anak di Bawah Umur di Riau

Mahasiswa yang menyetubuhi anak di bawah umur diciduk polisi Riau. Terungkap setelah korban cerita ke orang tua.

Baca Selengkapnya

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

35 hari lalu

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

Setelah dikonfirmasi BKSDA kembali, satwa dilindungi harimau sumatera itu diketahui sudah keluar dari saluran air namun masih sempat berkeliaran.

Baca Selengkapnya

Tanda Kehidupan Harimau Jawa, Ditemukan Sehelai Rambut di Sukabumi

35 hari lalu

Tanda Kehidupan Harimau Jawa, Ditemukan Sehelai Rambut di Sukabumi

Empat peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) baru-baru ini berhasil membuktikan adanya tanda-tanda jejak kehidupan harimau jawa.

Baca Selengkapnya

Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

37 hari lalu

Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

BKSDA Sumatera Barat melaporkan adanya harimau Sumatera di bak penampung di Desa Kajai Selatan, Kecamatan Talamau, Pasaman Barat.

Baca Selengkapnya