Top Tekno Berita Kemarin: Anjlok Kasus Covid-19 Yogya, Aturan Vaksin dan Opname

Reporter

Tempo.co

Minggu, 18 Juli 2021 06:00 WIB

Sejumlah pasien menjalani perawatan di tenda barak IGD tambahan RSUP Dr Sardjito, Sleman, DI Yogyakarta, Ahad, 4 Juli 2021. RSUP Sardjito mengatakan tidak semua pasien yang meninggal dalam rentang 24 jam ini akibat kehabisan oksigen. ANTARA/Hendra Nurdiyansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Kemarin, Sabtu 17 Juli 2021, didominasi artikel Covid-19. Dimulai dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang mencatat penurunan drastis jumlah kasus infeksi baru pada Jumat. Penurunan terjadi di tengah penularan yang masih tinggi dan terbukti jumlahnya naik lagi pada Sabtu.

Berita kedua mengenai Vaksin Covid-19 dosis pertama dan kedua. Seperti diketahui jenis vaksin yang didistribusikan di Indonesia seluruhnya mensyaratkan dua dosis atau dua kali suntik. Pertanyaan lalu muncul, apakah boleh menerima dosis yang kedua di tempat atau oleh penyelenggara yang berbeda?

Berita ketiga datang dari diskusi daring, berisi penjelasan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Abdul Kadir, tentang kondisi ketersediaan dan kebutuhan ruang di rumah sakit untuk pasien Covid-19. Kebijakan baru disosialisasikannya bahwa hanya pasien dengan saturasi oksigen kurang dari 95 persen yang kini bisa diterima dirawat inap.

Berikut Top 3 Tekno Berita Kemarin, Sabtu 17 Juli 2021, selengkapnya,

Advertising
Advertising

1. Dari Hampir 3.000, Kasus Baru Covid-19 Yogya Dilaporkan Anjlok Hari Ini

Gugus Tugas Covid-19 Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat penambahan kasus baru yang menurun drastis pada Jumat 16 Juli 2021. "Penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 di DIY hari ini sebanyak 1.661 kasus, sehingga total kasus terkonfirmasi menjadi 87.442 kasus," kata Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 DIY, Berty Murtiningsih, Jumat.

Penurunan kasus baru di DIY ini cukup drastis dibanding kasus baru harian tiga hari terakhir yang sempat mendekati 3.000 kasus. Pada S elasa lalu, misalnya, ada tambahan 2.731 kasus baru, lalu Rabu sedikit menurun jadi 2.350 kasus dan Kamis naik lagi jadi 2.706.

Penambahan kasus hari ini hanya terpaut tipis dengan penambahan kasus sembuh yang mencapai sebanyak 1.235 kasus. Untuk kasus aktif masih ada 24.614 dan penambahan kasus meninggal sebanyak 65 orang. "Total kasus meninggal menjadi 2.249 kasus," kata Berty.

2. Bolehkah Vaksin Covid-19 Dosis Pertama dan Kedua Dilakukan di Tempat Berbeda?

Guna meningkatkan efektivitas, vaksin Covid-19 umumnya diberikan dalam dua dosis. Dilansir dari JAMA Patient Page, suntikan dosis pertama vaksin Covid-19 tidak membuat sistem imun tubuh bereaksi cukup untuk menangkal virus SARS-CoV-2. Vaksinasi ke-2 membuat imun tubuh menjadi jauh lebih kuat lagi.

Seorang perempuan berfoto usai mengikuti Vaksinasi Massal Covid-19 di lapangan parkir kantor Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Rabu, 14 Juli 2021. TEMPO/Nurdiansah

Pemberian vaksin dalam dua dosis ini berlaku untuk beberapa jenis vaksin. Dilansir dari Healthline, berikut adalah beberapa jenis vaksin yang memerlukan vaksinasi dua dosis:

  • Oxford-AstraZeneca: dua dosis diberikan secara terpisah dalam rentang waktu 8 hingga 12 minggu
  • Novavax:dua dosis diberikan secara terpisah dalam rentang waktu 3 minggu
  • Sputnik V: dua dosis diberikan secara terpisah dalam rentang waktu 3 minggu
  • Coronavac: dua dosis diberikan secara terpisah dalam rentang waktu 1 bulan

3. Aturan Opname Pasien Covid-19, Kemenkes: Saturasi Oksigen di Bawah 95 Persen

Kementerian Kesehatan menetapkan kebijakan baru, hanya pasien Covid-19 dengan saturasi di bawah 95 persen yang bisa diterima dirawat di rumah sakit atau opname. Jika kadar oksigen dalam darahnya masih di atas 95 persen, rumah sakit diminta memotivasi pasien untuk jalani isolasi, terpusat ataupun mandiri.

Seorang pasien beristirahat di lantai di tenda darurat di tengah pandemi COVID-19 di rumah sakit daerah Bekasi di Bekasi, 25 Juni 2021. REUTERS/Willy Kurniawan

"Ini biar orang tidak berlomba-lomba mencari rumah sakit hanya setelah mengetahui hasil PCR dari laboratorium positif Covid-19, padahal banyak yang sebenarnya tidak butuh (dirawat di rumah sakit)," kata Direktur Jenderal Layanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Abdul Kadir, dalam diskusi daring yang digelar daring oleh Vox Point Indonesia pada Jumat malam, 16 Juli 2021.

Menurut Abdul Kadir, penuhnya rumah sakit seperti yang sekarang terjadi membuat petugas medis kelelahan dan bisa berdampak kepada penurunan standar pelayanan. Jika itu terjadi, Abdul Kadir menambahkan, menyumbang kepada banyak korban meninggal, baik pasien maupun petugas kesehatan.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

3 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

2 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

2 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

4 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

4 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya