Covid-19: Tekan Mobilitas di Permukiman, Yogya Sekat Ratusan Jalan Kampung

Rabu, 4 Agustus 2021 01:13 WIB

Suasana di salah satu kampung Wirobrajan, Yogyakarta, pascakasus penularan Covid-19. Satu RT di kampung tak jauh dari Malioboro ini terpaksa di-lockdown sementara. (Dok. Kampung Tangguh Bencana Wirobrajan)

TEMPO.CO, Yogyakarta - Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menyatakan ada ratusan wilayah rukun tetangga (RT) di wilayah kota itu yang membatasi akses keluar masuk di masa PPKM Level 4 yang diperpanjang hingga 9 Agustus nanti.

"Saat ini ada 235 RT yang sudah melakukan penyekatan jalan ke luar masuk lingkungannya. Jadi begitu ada pertumbuhan kasus Covid-19 dan ada kontak erat, maka posko dan satgas kelurahan langsung menutupnya," kata Heroe Selasa 3 Agustus 2021.

Heroe mengatakan untuk penyekatan akses permukiman ini, satgas dan posko kelurahan di Kota Yogya wajib memonitor setiap gang di kampungnya untuk membatasi mobilitas warga. Khususnya untuk permukiman yang kasusnya masuk kategori oranye, merah, ada pertumbuhan kasus, atau mobilitasnya tinggi.

"Sehingga penularan yang terjadi di permukiman bisa ditekan semaksimal mungkin," kata dia.

Heroe yang juga Wakil Walikota Yogya itu mengatakan konsentrasi Pemerintah Kota Yogya di masa perpanjangan PPKM Level 4 ini menurunkan mobilitas di pemukiman dan cara penanganan kasus Covid-19 ringan, atau tanpa gejala. Sebab saat PPKM Darurat dan Level 4 tahap pertama yang berlangsung 3 Juli-2 Agustus lalu, penyekatan di jalan raya dan tempat-tempat umum berhasil menurunkan mobilitas mencapai 50-60 persen.

Advertising
Advertising

"Tetapi ketika evaluasi, mobilitas di permukiman hanya turun 19 persen. Artinya mobilitas pemukiman masih signifikan untuk terjadinya penularan kasus," ujar Heroe.

Padahal, kecenderungan kasus penukaran Covid-19 yang terjadi di Kota Yogyakarta belakangan ini tak lain melalui kontak erat di rumah dan perkantoran. Pascaberkembangnya Covid-19 varian Delta, ujar Heroe, setiap kasus baru ditemukan, sebagian besar lokasinya terjadi di lingkungan rumah atau ruangan kantor.

"Maka masa perpanjangan PPKM ini fokus kami penyekatan dan pemisahan secepatnya kasus di pemukiman," ujar Heroe.

Pemerintah Kota Yogya telah menginstruksikan posko dan satgas setiap kelurahan dan kecamatan juga merespon cepat setiap kasus baru agar segera ditangani secara terintegrasi agar tak meluas. "Kalau ketemu kasus baru, kami minta secepatnya dilakukan isolasi, baik di shelter kota maupun shelter wilayah. Sehingga yang negatif tidak tertular dari satu rumah atau satu ruangan," kata dia.

Heroe mengatakan pemerintah kota tetap akan menutup jalan-jalan utama secara berkala di jalan raya serta pembatasan akses. Pengawasan pada pasien yang isolasi mandiri juga jadi fokus guna menekan kematian.

"Pemantauan pasien isolasi mandiri yang selama ini dilakukan petugas puskesmas, kami minta juga dilakukan lewat tim PKK wilayah setempat. Jadi warga yang isolasi tetap ada yang menemani dan mengajak bicara soal keluhannya," ujar Heroe.

Warga yang isolasi mandiri, ujar Heroe, selain harus dijamin mendapat multivitamin atau obat, juga musti dijamin kebutuhan makanan setiap hari minimal dua kali. "Satgas Covid-19 kelurahan yang akan mengantar makanan sehari dua kali bagi pasien isolasi mandiri di rumahnya," kata Heroe.

Baca juga:
Dokter Tak Rekomendasikan Penggunaan Tabung Oksigen saat Isolasi Mandiri

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

8 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

14 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

20 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

23 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

8 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

11 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

15 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya