Cerita dari Olimpiade Tokyo: Swab PCR 7 Hari Beruntun Lanjut Saliva Tiap Hari

Jumat, 13 Agustus 2021 19:29 WIB

Seorang pria memakai masker pelindung di tengah wabah COVID-19 di depan arena Olimpiade raksasa di Tokyo, Jepang, 13 Januari 2021. Belum ada pernyataan resmi dari Pemerintah Jepang atau pun penyelenggara ajang itu. Presiden IOC, Thomas Bach, sebelumnya sempat menyatakan bahwa Olimpiade Tokyo masih sesuai jadwal dan mereka tak menyiapkan rencana cadangan. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

TEMPO.CO, Jakarta - Olimpiade Tokyo 2020 telah resmi ditutup pada Minggu, 8 Agustus 2021. Salah satu anggota tim medis dari kontingen Indonesia, Antonius Andi Kuniawan, menceritakan bagaimana perjuangan para atlet dan tim pendukungnya dalam mengikuti gelaran pesta olahraga kelas dunia itu.

Dalam sebuah Instagram Live, Jumat 13 Agustus 2021, Andi yang merupakan spesialis kedokteran olahraga itu menceritakan bahwa sebelum berangkat seluruh atlet dan tim pendukung harus melaporkan hasil negatif Covid-19 tes swab PCR selama tujuh hari berturut-turut. “Hasilnya di-submit ke penyelenggara, kami tes setiap hari 10-16 Juli,” ujar dia.

Andi melanjutkan bahwa tim Indonesia berangkat ke Tokyo, Jepang, 17 Juli 2021. Sesampainya di Negeri Sakura itu, dia dan para atlet juga kembali dites Covid-19. Bedanya, tes dengan cara mengumpulkan sampel air liur yang dimasukkan ke dalam tabung.

Tes saliva juga dilakukan setiap hari selama beraktivitas di perkampungan atlet. “Itu rutin, untungnya kami hanya meludah saja yang ditampung dalam tabung kecil, dan diserahkan ke tim panitia,” kata Andi yang mengaku sudah menjalani karantina setelah selama delapan hari setelah pulang dari Jepang.

Advertising
Advertising

Seorang jurnalis peliput Olimpade Tokyo melakukan tes PCR Covid-19 dengan metode saliva di Shinjuku, Tokyo, Jepang, Senin, 19 Juli 2021. ANTARA/Sigid Kurniawan

Menurut Andi, di awal keberangkatan dirinya sebenarnya menginginkan pesta olahraga empat tahun sekali itu ditunda. Dia mengaku ragu untuk berangkat, karena saat itu, akhir Juni dan awal Juli, kasus Covid-19 di Indonesia sedang meningkat, dan suasananya tidak ideal untuk sebuah kegiatan. “Pandemi masih ada, negara kita lagi tinggi-tingginya dan termasuk kategori yang syarat kedatangannya di Jepang itu ketat,” tutur Andi.

Selain tes PCR tujuh hari berturut-turut sebelum keberangkatan, seluruh tim juga harus sudah divaksin dosis lengkap. Andi menyebutkan semuanya harus sudah memiliki sertifikasi vaksin. “Untungnya tidak harus vaksin khusus. Kami menggunakan vaksin ada yang Sinovac, ada juga AstraZeneca, mereka menerimanya,” ujar dia menambahkan.

Sebagai informasi, tim Indonesia mendapatkan total sebanyak lima medali di Olimpiade Tokyo 2020, satu emas dan perak, dan tiga perunggu. Emas didapatkan pasangan ganda putri bulu tangkis Greysia Polii dan Apriyani Rahayu.

Baca juga:
Tes Covid-19 Metode Ini Bisa Lampaui PCR, Hasil Kurang dari Sejam

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Tim Piala Uber Capai Final, Greysia Polii: Ini Kemenangan Perempuan Indonesia yang Selalu Diremehkan

4 jam lalu

Tim Piala Uber Capai Final, Greysia Polii: Ini Kemenangan Perempuan Indonesia yang Selalu Diremehkan

Greysia Polii merasa, meski kalah melawan China, pencapaian tim Uber Indonesia 2024 ini merupakan kemenangan bagi para perempuan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tim Piala Uber Indonesia Masuk Final, Greysia Polii Merasa Bangga

1 hari lalu

Tim Piala Uber Indonesia Masuk Final, Greysia Polii Merasa Bangga

Greysia Polii menonton perjuangan tim Piala Uber Indonesia melalui streaming bersama mantan atlet bulu tangkis Korea Selatan, Yena Chang.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

2 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Piala Uber 2024: Ester Nurumi Tri Wardoyo Singgung Peran Greysia Polii Usai Bawa Indonesia ke Semifinal

2 hari lalu

Piala Uber 2024: Ester Nurumi Tri Wardoyo Singgung Peran Greysia Polii Usai Bawa Indonesia ke Semifinal

Ester Nurumi Tri Wardoyo sempat merasa tegang sebelum melakoni laga penentuan di perempat final Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

2 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya