BMKG: Pemanasan Global Dorong Musim Hujan Datang Lebih Cepat di Indonesia

Jumat, 27 Agustus 2021 04:38 WIB

Ilustrasi Siklon Tropis. Kredit: ANTARA Foto

TEMPO.CO, Jakarta - Pemanasan global telah mendorong musim hujan datang lebih cepat di Indonesia tahun ini. Musim hujan maju menjadi di antara periode September-Oktober di hampir 50 persen dari 342 zona musim yang membagi seluruh wilayah Indonesia.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG, Dwikorita Karnawati, menyebut itu dalam konferensi pers ‘Prakiraan Musim Hujan 2021/2022’ pada Kamis 26 Agustus 2021. Dasarnya, dia menuturkan, dinamika di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik yang biasa mempengaruhi cuaca di Indonesia terpantau normal.

Dinamika yang pertama disebut Dwikorita sebagai Indian Ocean Dipole (IOD) dan yang kedua El Nino Southern Oscillation (ENSO). Kondisi itu juga tergambar dari prediksi sifat hujan di sebagian besar (71 persen zona musim) wilayah Indonesia nanti yang normal.

“Musim hujan maju ini juga karena suhu muka laut semakin hangat,” kata Dwikorita sambil menambahkan BMKG mencatat bukti dan data yang menunjukkan pemanasan global benar terjadi. “BMKG mencatat semua.”

Dalam catatan BMKG, konsentrasi C02 di udara di wilayah Indonesia kini mencapai 415 ppm setara karbon. Ini lebih tinggi daripada angka rata-rata hasil pengukuran global yang sebesar 410 ppm.

Advertising
Advertising

Sedang suhu udara rata-rata di pulau-pulau besar di Indonesia diprediksinya sudah akan naik tiga derajat Celsius pada akhir abad 21 (tahun 2100) jika tidak ada upaya apapun dari sekarang untuk menghambatnya. Saat ini kenaikan suhu udara sudah sebesar satu derajat dibandingkan dengan suhu udara sebelum revolusi industri 1900.

“Kenaikan sekitar satu derajat saja sudah membuat iklim tidak keruan, kacau,” kata Dwikorita.

Dia menunjuk contoh frekuensi pembentukan badai tropis semakin tinggi yang dipicu oleh suhu muka air lautnya yang meningkat. Saat ini, Dwikorita menyebutkan, suhu muka laut yang dimaksudnya sudah mencapai 29 derajat Celcius dari normalnya 26 derajat.

“Contoh Seroja (siklon tropis yang menyebabkan hujan ekstrem di Nusa Tenggara Timur pada awal April lalu) yang seharusnya tak tembus ke ekuator atau biasanya ekornya saja tapi yang terjadi seluruh bodi, kepala dan ekor, masuk. Ini contoh dampak pemanasan global.”

Baca juga:
PVMBG: Gempa di Tojo Una-una Berpotensi Sebabkan Likuifaksi

Berita terkait

BMKG: Gempa Bumi di Pacitan Akibat Deformasi Batuan Lempeng Indo-Australia

3 jam lalu

BMKG: Gempa Bumi di Pacitan Akibat Deformasi Batuan Lempeng Indo-Australia

Dari analisis BMKG, gempa bumi dengan magnitudo M4.8 di Pacitan akibat deformasi batuan lempeng Indo-Australia.

Baca Selengkapnya

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

4 jam lalu

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

Bukan heatwave yang mengancam wilayah Indonesia. Simak hasil kajian tim peneliti BRIN berikut.

Baca Selengkapnya

Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter, BMKG Peringatkan Kapal Nelayan dan Tongkang

5 jam lalu

Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter, BMKG Peringatkan Kapal Nelayan dan Tongkang

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.

Baca Selengkapnya

Ada Bibit Siklon 91P, BMKG Prakirakan Hujan Guyur Mayoritas Kota Besar

11 jam lalu

Ada Bibit Siklon 91P, BMKG Prakirakan Hujan Guyur Mayoritas Kota Besar

Bibit siklon tropis 91P berdampak hujan sedang hingga lebat dan angin kencang di sekitar wilayah bibit siklon tersebut.

Baca Selengkapnya

5 Manfaat Energi Terbarukan yang Harus Dilestarikan

12 jam lalu

5 Manfaat Energi Terbarukan yang Harus Dilestarikan

Energi terbarukan perlu dijaga kelestariannya untuk generasi mendatang karena memiliki beberapa manfaat. Simak 5 manfaat energi terbarukan.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Jakarta Diprakirakan Berawan, Hujan Ringan Malam Hari

12 jam lalu

Mayoritas Jakarta Diprakirakan Berawan, Hujan Ringan Malam Hari

Seluruh wilayah DKI Jakarta diprakirakan cerah berawan pada pagi harinya dan sebagian besar berawan pada siang hari.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Teluk Kendari Mendangkal, Meteor Sporadis Terlihat di Yogya, Penyebab Suhu Panas

14 jam lalu

Top 3 Tekno: Teluk Kendari Mendangkal, Meteor Sporadis Terlihat di Yogya, Penyebab Suhu Panas

Topik tentang Teluk Kendari di Kota Kendari mengalami pendangkalan yang dramatis menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.

Baca Selengkapnya

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan

1 hari lalu

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan

BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 6 - 7 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kepala BMKG: Suhu Panas Akhir-akhir Ini karena Peralihan Musim

1 hari lalu

Kepala BMKG: Suhu Panas Akhir-akhir Ini karena Peralihan Musim

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menegaskan cuaca panas akhir-akhir ini bukanlah akibat gelombang panas (heatwave), tapi suhu panas.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Prestasi Teknik Sipil Unej, Investasi Microsoft, dan Cuaca Jawa Barat

1 hari lalu

Top 3 Tekno: Prestasi Teknik Sipil Unej, Investasi Microsoft, dan Cuaca Jawa Barat

Top 3 Tekno Berita Terkini Senin pagi ini, 6 Mei 2024, dimulai dari artikel prestasi tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej).

Baca Selengkapnya