Di Pesisir Utara Pulau Jawa, Pekalongan Tenggelam Lebih Dalam daripada Jakarta

Kamis, 16 September 2021 20:12 WIB

Seorang warga berdiri di tengah banjir rob yang merendam jalan desa di Desa Sriwulan, Demak, Jawa Tengah, Senin, 1 Juni 2020. Menurut data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), akibat adanya fenomena pasang maksimum air laut dengan kondisi gelombang tinggi, menyebabkan wilayah pesisir pantura Pekalongan dan Demak terdampak banjir rob. ANTARA/Aji Styawan

TEMPO.CO, Jakarta - Tenggelamnya pesisir utara Pulau Jawa bukan lagi sebuah prediksi, tapi sudah menjadi bahaya yang semakin nyata. Kerentanan kawasan ini terhadap kenaikan permukaan air laut ditemukan lebih cepat terjadi dibandingkan daerah lain.

Pakar iklim dan meteorologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN, Edvin Aldrian, mengungkap itu dalam webinar 'Ancaman Tenggelamnya Kota Pesisir Pantai Utara Jawa, Apa Langkah Mitigasinya?' pada Kamis 16 September 2021. Edvin adalah juga Wakil Ketua Kelompok Kerja I Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC).

“Perubahan iklim yang disebabkan aktivitas manusia memang menyebabkan tingkat banjir yang lebih tinggi, tapi ini diperburuk oleh pergeseran tektonik dan efek surutnya air tanah,” tutur dia menegaskan.

Edvin menyebut fenomena arus pasang surut yang lebih kencang pada masa kini. Penyebabnya, turunnya muka tanah di daratan sebagai dampak penurunan air tanah. Itu, kata Edvin, erat dengan tata kelola air oleh manusia. “Terlalu banyak air tanah yang dipompa ke luar, seperti untuk minuman,” katanya lagi.

Peneliti Ahli Utama Bidang Teknologi Penginderaan Jauh BRIN, Rokhis Khomarudin, menyediakan bukti penurunan permukaan tanah tersebut di sepanjang pesisir utara Jawa. Rokhis memaparkan berdasarkan hasil pemantauan citra satelit.

Advertising
Advertising

Untuk wilayah DKI Jakarta, misalnya, penurunan muka tanah di sepanjang pesisirnya terukur 0,1-8,0 sentimeter per tahun. Berturut-turut data di Cirebon, Jawa Barat, sebesar 0,3-4,0 cm per tahun; Pekalongan, Jawa Tengah, sebesar 2,1-11,0 cm per tahun; Semarang, Jawa Tengah, sebesar 0,9-6,0 cm per tahun; dan Surabaya, Jawa Timur, sebesar 0,3-4,3 cm per tahun.

“Ini perlu adanya monitoring terhadap penurunan tanah dan laju perubahan garis pantai akibat perubahan ketinggian air laut,” katanya sambil menambahkan Pekalongan terpantau mengalami perubahan paling tajam.

Yang mengejutkan, Ahli Utama BRIN, Eddy Hermawan, mengatakan bukan Jakarta, melainkan daerah-daerah Cirebon, Pekalongan, Semarang, dan Surabaya, yang lebih rawan terhadap penurunan tanah ekstrem di pesisir utara Jawa hingga 2050.

Eddy menerangkan, kondisi morfologi daerah pesisir yang relatif datar membuat hampir seluruh aktivitas pembangunan infrastruktur jalan dan perekonomian dipusatkan di pesisir utara Pulau Jawa. Ini, disebutnya, membuat beban tanah karena bangunan dan penyedotan atas penggunaan air tanah menjadi lebih intensif dibandingkan dengan wilayah lain.

“Untuk itu, upaya mitigasi dengan kebijakan penggunaan air tanah, penanaman mangrove, dan pencegahan perusakan lingkungan harus segera dilakukan,” katanya menambahkan.

Baca juga:
5 Temuan di Laporan Perubahan Iklim PBB: Suhu Naik Lebih Cepat, Cuaca Memburuk

Berita terkait

Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

3 jam lalu

Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

Ilmuwan NOAA mendeteksi badai geomagnetik terbaru yang terjadi pada 23 Maret 2024 dan dampaknya diperkirakan berlanjut hingga Mei ini.

Baca Selengkapnya

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

6 jam lalu

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

Demam berdarah dengue (DBD) menjadi masalah bagi negara-negara tropis di dunia. Acapkali dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.

Baca Selengkapnya

Seberapa Ekstrem Dampak Badai Matahari Pekan Ini? Simak Penjelasan Peneliti Antariksa BRIN

10 jam lalu

Seberapa Ekstrem Dampak Badai Matahari Pekan Ini? Simak Penjelasan Peneliti Antariksa BRIN

Badai matahari memicu paparan elektromagnetik yang mempengaruhi sejumlah alat komunikasi dan navigasi di bumi. Fenomena langka dari siklus surya.

Baca Selengkapnya

Ramai Film Vina, Polda Jabar Masih Cari Pelaku Pembunuhan di Cirebon yang Buron

1 hari lalu

Ramai Film Vina, Polda Jabar Masih Cari Pelaku Pembunuhan di Cirebon yang Buron

Pembunuhan Vina di Cirebon pada 2016 silam, Polisi hingga saat ini masih mencari 3 pelaku yang masih berstatus DPO.

Baca Selengkapnya

Ekspedisi Jalur Sesar Baribis, BPBD Jabar Sosialisasi Bahaya Gempa

1 hari lalu

Ekspedisi Jalur Sesar Baribis, BPBD Jabar Sosialisasi Bahaya Gempa

Ekspedisi Sesar Baribis akan tersebar ke beberapa titik untuk sosialisasi dan upaya mitigasi bahaya gempa.

Baca Selengkapnya

Potensi Gempa Sesar Lembang, Peneliti BRIN Sebut Tingkat Ancaman Besar Karena Dangkal

1 hari lalu

Potensi Gempa Sesar Lembang, Peneliti BRIN Sebut Tingkat Ancaman Besar Karena Dangkal

Sampai kedalaman 4,5 meter tanah ditemukan empat kejadian gempa yang berkaitan dengan Sesar Lembang

Baca Selengkapnya

Pemugaran Situs Candi di Jambi Ungkap 5 Lapisan Tanah Purba, Kota Besar yang Runtuh oleh Banjir?

1 hari lalu

Pemugaran Situs Candi di Jambi Ungkap 5 Lapisan Tanah Purba, Kota Besar yang Runtuh oleh Banjir?

Pemugaran situs Candi Parit Duku di Jambi mengungkap lima lapisan tanah purba atau lapisan budaya dalam istilah arkeologi.

Baca Selengkapnya

Harga Jual Maksimal Rp 1 Juta, Meteran Air Sistem Token Ala Telkom University Siap Menyaingi Produk Swasta

3 hari lalu

Harga Jual Maksimal Rp 1 Juta, Meteran Air Sistem Token Ala Telkom University Siap Menyaingi Produk Swasta

Alat dan perangkat lunak meteran air bersistem token yang dikembangkan Telkom University direncanakan masuk ke pasaran.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Bencana Geologi, BRIN Teliti Sebaran Sesar Pemicu Gempa

3 hari lalu

Antisipasi Bencana Geologi, BRIN Teliti Sebaran Sesar Pemicu Gempa

Tim BRIN meneliti sejumlah kondisi geologi yang bisa memicu gempa bumi di Indonesia. Salah satunya soal Sesar Lembang dan sesar lain di sekitarnya.

Baca Selengkapnya

Paket Sabu di Cirebon Diedarkan dalam Kemasan Coran Semen

3 hari lalu

Paket Sabu di Cirebon Diedarkan dalam Kemasan Coran Semen

Paket sabu itu dimasukkan dalam coran semen hingga menyerupai batu.

Baca Selengkapnya