Dokter Ini Beberkan Bukti Ampuh Terapi Plasma Konvalesen pada Pasien Covid-19

Rabu, 22 September 2021 07:23 WIB

Petugas melayani penyintas Covid-19 yang mendonorkan plasma konvalesen di Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta, Selasa, 24 Agustus 2021. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Rumah Sakit Pendidikan Unggul Karsa Medika Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung, Theresia Monica Rahardjo, membeberkan manfaat terapi plasma konvalesen pada pasien Covid-19 di beberapa rumah sakit swasta di Indonesia. Menurutnya, pemberian terapi tersebut mampu mengurangi angka kematian dan membuat pasien bisa lebih cepat dirawat di rumah sakit.

Di Rumah Sakit Primaya yang berkolaborasi dengan Universitas Kristen Maranatha, Monica melaporkan bahwa dari 54 pasien yang sembuh, 96 persen diberikan plasma konvalesen. Pasien yang mengalami komplikasi ringan hanya satu untuk periode April-Desember 2020. Untuk periode kedua Januari-April 2021, ada 69 pasien sembuh.

“Kami heran kenapa bisa 96 persen angka kesembuhannya, padahal ada yang bilang bahwa terapi ini tidak berefek, bahkan memperburuk,” ujar dia dalam acara webinar nasional evaluasi gerakan nasional pendonor plasma konvalesen, Selasa, 21 September 2021.

Berdasarkan kasus-kasus di rumah sakit Primaya itu, Monica menduga keberhasilan itu karena pemberian terapi plasma konvalesen dilakukan dalam 14 hari pertama, dan pada pasien sebelum atau saat awal mula sesak napas. “Sebelum badai sitokin terjadi,” katanya lagi.

Kemudian, di Rumah Sakit Mayapada Bandung, terapi plasma konvalesen diberikan kepada pasien mulai dari gejala ringan, sedang, bahkan kritis—awalnya fokus pada pasien kritis. Studi pada 33 pasien yang dibagi menjadi dua grup, yang diberi terapi memiliki kematian lebih rendah, hanya 7 pasien, daripada yang tidak diberikan terapi, sebanyak 13 pasien.

Advertising
Advertising

Sampai saat ini, kata Monica, koleganya di Rumah Sakit Mayapada sudah menangani lebih dari 100 pasien, dan angka keberhasilannya 67,5 persen. Hal ini sesuai dengan salah satu artikel di jurnal terindeks Scopus yang menyebutkan bahwa pemberian terapi plasma konvalesen dengan kadar antibodi tinggi secara dini bisa menghambat progresivitas penyakit. “Khususnya pada orang yang lanjut usia,” tutur dokter spesialis anestesi itu.

Dia juga melaporkan data dari Rumah Sakit Panti Wilasa, Semarang, di mana ada perbedaan angka kematian di bangsal dan di ICU. Angka kematian pada pasien yang diberikan terapi plasma konvalesen di bangsal jauh lebih rendah dibandingkan seluruh populasi dengan pasien ICU. “Hal ini mendukung validitas bahwa pemberian plasma yang dini akan meningkatkan efektivitas plasma tersebut,” katanya.

Sementara di Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta, wanita kelahiran Purwokerto, Jawa Tengah, itu melihat dari 74 pasien yang diberikan terapi plasma konvalesen dengan kategori sedang dan kritis, sembuh sekitar 50 pasien atau 68 persen. Sementara yang meninggal 24 pasien atau 32 persen.

Di RSUD Bali Mandara, plasma konvalesen diberikan terutama pada pasien kritis. Dari seluruh pasien 32, yang sembuh sebanyak 20 pasien dan 12 meninggal. Di Rumah Sakit Umum Saiful Anwar, Malang, dilaporkan bahwa pada pasien Covid-19 sedang dapat memberikan perbaikan dan kesembuhan di atas 95 persen.

Monica yang merupakan peraih Piagam Penghargaan MURI sebagai Pelopor Tatalaksana Terapi Plasma Konvalesen untuk Pasien Covid-19 pada 2020 itu, mengatakan bahwa banyak rumah sakit swasta yang melakukan terapi ini. Jadi, kata dia, ada baiknya agar pemerintah tidak hanya melihat rumah sakit milik pemerintah saja, tapi juga yang swasta.

“Datanya bisa dikumpulkan, karena berdasarkan data, dari PMI sudah menyebarkan 99 ribu kantong plasma konvalesen ke seluruh Indonesia,” ujar Monica.

Baca:
Uji Klinis Terapi Covid-19 Plasma Konvalesen Ditargetkan Selesai Akhir 2021

Berita terkait

Jokowi Hapus Pembagian Kelas BPJS Kesehatan, YLKI: Menguntungkan Asuransi Swasta

1 hari lalu

Jokowi Hapus Pembagian Kelas BPJS Kesehatan, YLKI: Menguntungkan Asuransi Swasta

YLKI menilai langkah Presiden Jokowi menghapus pembagian kelas BPJS Kesehatan hanya akan menguntungkan perusahaan asuransi swasta.

Baca Selengkapnya

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

1 hari lalu

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

Gedung putih mengatakan pemerintah AS berupaya mengevakuasi sekelompok dokter AS yang terjebak di Gaza setelah Israel menutup perbatasan Rafah

Baca Selengkapnya

Perkosa Bayi Berusia 5 Hari, Pria Brasil Dibekuk Polisi

1 hari lalu

Perkosa Bayi Berusia 5 Hari, Pria Brasil Dibekuk Polisi

Selain kasus bayi diperkosa, pria Brasil ini juga sedang menghadapi penyelidikan atas percobaan pemerkosaan terhadap seorang remaja

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

1 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

2 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Palang Merah Buka Rumah Sakit dengan Kapasitas 60 Tempat Tidur di Gaza

2 hari lalu

Palang Merah Buka Rumah Sakit dengan Kapasitas 60 Tempat Tidur di Gaza

Komite Internasional Palang Merah (ICRC) membuka rumah sakit dengan kapasitas 60 tempat tidur di Rafah, Gaza selatan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Hapus Kelas BPJS Kesehatan, Nilai Iuran belum Ditentukan

2 hari lalu

Jokowi Hapus Kelas BPJS Kesehatan, Nilai Iuran belum Ditentukan

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menghapus pembagian kelas rawat inap BPJS Kesehatan. Nilai iuran yang baru belum ditentukan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Hapus Sistem Kelas BPJS Kesehatan YLKI Pertanyakan Alasannya, Bea Cukai Banyak Disorot Sri Mulyani Rapat Internal

2 hari lalu

Terkini: Jokowi Hapus Sistem Kelas BPJS Kesehatan YLKI Pertanyakan Alasannya, Bea Cukai Banyak Disorot Sri Mulyani Rapat Internal

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia atau YLKI mempertanyakan alasan pemerintah menerapkan sistem Kelas Rawat Inap Standar dalam layanan BPJS Kesehatan.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia; Pasien Penerima Transplantasi Ginjal Babi Hasil Rekayasa Meninggal

3 hari lalu

Top 3 Dunia; Pasien Penerima Transplantasi Ginjal Babi Hasil Rekayasa Meninggal

Top 3 dunia pada 13 Mei 2024, di antaranya berita pasien penerima transplantasi ginjal babi hasil rekayasa genetika pertama meninggal

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

3 hari lalu

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

Terpopuler: Jokowi memberlakukan kelas standar untuk rawat inap pasien BPJS Kesehatan, Muhammadiyah tanggapi bagi-bagi izin tambang untuk Orman.

Baca Selengkapnya