Sultan HB X Cermati Klaster Baru Covid-19 di SD Gunungkidul

Sabtu, 25 September 2021 01:05 WIB

Ilustrasi Sekolah Tatap Muka atau Ilustrasi Belajar Tatap Muka. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

TEMPO.CO, Yogyakarta - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X menyatakan turut mencermati temuan klaster baru Covid-19 di satu SDN di Gunungkidul. Sultan HB X selama ini bersikukuh agar pembelajaran tatap muka di sekolah sekalipun dilakukan secara terbatas tetap menunggu hingga cakupan vaksinasi cukup tinggi.

"Otomatis akan ada evaluasi dari kasus (Gunungkidul) itu," kata Sultan HB X, Jumat 24 September 2021.

Dari hasil penelusurannya, Dinas Kesehatan Gunungkidul menemukan sumber awal penularan adalah kontak erat siswa yang kemudian menulari teman satu kelasnya. Siswa itu menjadi kontak erat dari seorang guru taman kanak-kanak (TK) yang sudah lebih dulu dinyatakan positif Covid-19.

Dari informasi yang dihimpun, anak dari guru TK yang dimaksud adalah teman sepermainan siswa di SDN Panggang Gunungkidul tersebut. Guru TK dan keluarganya beserta siswa sekolah yang menjadi kontak erat itu diketahui melalui tes PCR, positif Covid-19 seluruhnya.

Setelah itu, sebanyak 25 siswa kelas 5 SDN Panggang dan satu guru turut dites PCR sebagai bagian dari pelacakan penularan virus. Pada tahap awal, Kamis kemarin, diketahui lima siswa positif ditambah dua lagi pada hari ini. SDN Panggang untuk sementara waktu langsung ditutup kembali. Sembari itu, pelacakan diperluas ke siswa kelas 6.

Advertising
Advertising

Sultan menuturkan masih menunggu perkembangan lebih lanjut. “Mungkin masih ada dua sampai tiga kali swab test bagi siswa di sekolah itu, jadi kami tunggu dulu perkembangannya. Jangan sampai ada klaster yang merugikan," kata Sultan.

Pemda DIY sendiri sampai saat ini masih mengizinkan penyelenggaraan pembelajaran tatap muka secara terbatas namun hanya bagi sekolah-sekolah yang dianggap telah memenuhi persyaratan. Dalam surat edaran yang dibuatnya, Sultan menegaskan bahwa sekolah yang diperbolehkan untuk menggelar tatap muka hanya sekolah yang minimal 80 persen warganya telah divaksin.

Warga sekolah yang dimaksud tidak saja tenaga pengajar, administrasi sekolah, namun juga siswa didik. Artinya, untuk jenjang SD semestinya belum melaksanakan ujicoba tatap muka karena saat ini vaksinasi hanya diperuntukkan bagi masyarakat yang berumur 12 tahun ke atas.

Camat Panggang Kabupaten Gunungkidul Winarno menuturkan, sumber penularan klaster sekolah di SDN Panggang itu bermula ketika seorang Guru TK menengok kerabatnya yang sakit di Klaten, Jawa Tengah, awal September.

Sepulang dari Klaten, beberapa hari kemudian guru itu merasa tak enak badan mengarah ke gejala Covid-19. Hasil tes menunjukkan positif. "Keluarga guru itu, termasuk anaknya juga positif," ujar Winarno.

Anak dari guru TK itu, merupakan teman dekat dari siswa SDN Panggang yang setiap hari bermain bersama. Tak menyadari dirinya tertular Covid-19, siswa ini pun masuk sekolah dan mulai menulari teman-temannya di sekolah.

Baca juga:
Remaja Hilang di Gunung Guntur Ditemukan Selamat Hari Keenam

Berita terkait

Sultan HB X Nobar Timnas U-23, Ini Katanya Saat Garuda Muda Gagal ke Final

6 jam lalu

Sultan HB X Nobar Timnas U-23, Ini Katanya Saat Garuda Muda Gagal ke Final

Sultan HB X lesehan bersama warga dijamu bakmi godog saat nobar pertandingan semifinal Indonesia vs Uzbekistan di PIala Asia U-23.

Baca Selengkapnya

Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

9 jam lalu

Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

Guru dan staf pengajar di Tennessee, Amerika Serikat dibolehkan bawa senjata api ke sekolah dan kampus. Begini aturannya.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

18 jam lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

1 hari lalu

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

Perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas di Bangladesh.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

3 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

3 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

3 hari lalu

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

4 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

4 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Kedutaan Besar Jepang Buka Beasiswa untuk Lulusan SMA dan SMK

8 hari lalu

Kedutaan Besar Jepang Buka Beasiswa untuk Lulusan SMA dan SMK

Beasiswa yang ditawarkan Kedutaan Besar Jepang ini bagian dalam Program Beasiswa Pemerintah Jepang Monbukagakusho.

Baca Selengkapnya