Situs Prasejarah dekat Gelaran PON Papua: dari Jalan Arwah sampai Ayauge

Kamis, 30 September 2021 11:14 WIB

Arkeolog menemukan lukisan prasejarah di Situs Ambesibui, Teluk Wondama, Papua Barat, Oktober 2019. Motif lukisan berupa manusia, kadal, cicak, penyu, ikan, gambar geometris, garis silang, dan bulatan. (Dok. Balar Papua/Hari Suroto)

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti dari Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto, mempromosikan beberapa situs prasejarah yang bisa dijadikan pilihan wisata di antara penyelenggaraan PON XX Papua. Seperti diketahui, pesta olahraga nasional tundaan tahun lalu itu akan digelar dan resmi digulirkan 2-15 Oktober 2021.

“Ada banyak kawasan menarik yang bisa dikunjungi, ada situs megalitikum, ada juga kasawan Danau Sentani yang penah dihuni manusia prasejarah,” ujar dia saat dihubungi, Rabu malam, 29 September 2021.

Berikut detail beberapa situs prasejarah yang ada di Papua, tepatnya di wilayah Jayapura,

1. Situs Megalitikum Khulutiyauw

Advertising
Advertising

Situs Megalitikum Khulutiyauw berada di Distrik Ebungfauw, Kabupaten Jayapura. Lokasi tepatnya berada di puncak Bukit Khulutiyauw, sebelah barat Kampung Abar dengan pemandangan yang disebut Hari, "Instagramable." Di sekelilingnya berupa hamparan savana dan akan terlihat pemandangan Danau Sentani.

Peninggalan megalitik di Bukit Khulutiyauw berupa menhir dan papan batu. Kedua benda ini pada masa prasejarah digunakan sebagai media pemujaan terhadap roh nenek moyang. “Untuk menjangkau situs ini, perlu dilakukan dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak sekitar 30 menit saja,” kata Hari.

Namun, pada bagian lereng dan kaki Bukit Khulutiyauw ini hanya terdapat sinyal 2G. Sementara, pada bagian puncaknya terdapat jaringan 4G. “Pengunjung bisa melakukan live streaming melalui media sosialnya, atau hanya sekadar berswafoto saja,” tutur Hari.

Di wilayah ini, terdapat juga jalan arwah—jalan peninggalan masa megalitikum—berupa struktur batu yang disusun satu lapisan. Jalan ini memanjang pada permukaan lereng dari kaki bukit hingga puncak bukit yang berada pada ketinggian 90 mdpl.

Jalan arwah ini memiliki panjang 30 meter dengan lebar 2 meter yang terletak di sisi selatan Bukit Khulutiyauw. Pada masa prasejarah, jalan arwah ini dikaitkan dengan kepercayaan, sebagai media perjalanan arwah dari dunia manusia yang digambarkan sebagai dunia bawah di kaki bukit menuju puncak sebagai dunia atas yang dianggap suci atau sakral.

Seorang mahasiswa arkeologi Universitas Cambridge sedang menikmati pemandangan Danau Sentani. Dok. Hari Suroto

“Pada masa prasejarah, tempat yang tinggi seperti puncak bukit merupakan tempat bersemayamnya roh nenek moyang atau tempat tinggal dewa-dewa,” katanya, sambil menambahkan, jalan arwah ini mengarah ke Gunung Cyclops yang ada di sebelah utara Danau Sentani.

2. Situs hunian prasejarah Kampung Abar

Kampung Abar, Distrik Ebungfauw, Kabupaten Jayapura, dikenal sebagai penghasil kerajinan gerabah di Papua. Untuk mencapai kampung ini, dapat dilakukan dengan naik perahu motor dari Dermaga Yahim, Distrik Sentani, sekitar 15 menit, atau dicapai dari Bandara Sentani sekitar 25 menit.

Menurut Hari, aktivitas pembuatan gerabah oleh masyarakat itu sudah dilakukan sejak zaman prasejarah. Arkeolog lulusan Universitas Udayana, Bali, itu juga beberapa waktu lalu telah menemukan pecahan gerabah unik di kawasan Kampung Abar, yang merupakan situs hunian prasejarah.

<!--more-->

Pecahan gerabah di situs prasejarah ini berbeda dengan gerabah masa kini yang dihasilkan oleh masyarakat Abar. “Pecahan gerabah yang ditemukan di situs, terdapat dua jenis, berdinding tebal dan berdinding tipis,” katanya.

Gerabah berdinding tebal merupakan tempayan, pada masa lalu digunakan untuk menyimpan tepung sagu dan air. Sedangkan, gerabah berdinding tipis, merupakan periuk, digunakan untuk memasak.

Selain itu, Kampung Abar juga memiliki acara tahunan festival makan papeda dalam gerabah, yang dilakukan pada 30 September. Dalam festival ini, pengunjung makan papeda dan ikan kuah kuning gratis sepuasnya, dan selesai makan, gerabah boleh dibawa pulang.

3. Situs Megalitium Tutari

Situs megalitikum Tutari terletak di Kampung Doyo Lama, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura. Kawasan ini memiliki destinasi wisata yang cukup dikenal yaitu Bukit Teletubbies atau dalam bahasa Sentani disebut Bukit Tungkuwiri yang berarti bertemu di tempat itu.

Ada juga destinasi Bukit Tutari dengan tinggalan Megalitikum Tutari. Situs ini berada di ketinggian dengan pemandangan Danau Sentani dan Kota Sentani, yang menyimpan sejarah kebudayaan masyarakat di pinggir Sungai Sentani pada masa prasejarah, tepatnya zaman neolitik akhir.

“Pada zaman itu manusia sudah hidup bercocok tanam, berkelompok, menetap, dan tinggal bersama dalam kampung. Sejarah kebudayaannya terlihat dari peninggalan-peninggalan yang ada di Situs Megalitik Tutari,” ujar Hari.

Diberi nama Tutari karena konon suku yang pernah mendiami wilayah sekitar situs ini adalah suku Tutari. Mereka memperoleh makanan dengan berburu, menangkap ikan, beternak, dan bercocok tanam. Sedang bukit digunakan sebagai tempat penyembahan.

Peninggalan di situs ini antara lain batu lukis, batu bongkahan berbentuk arca, batu berbaris dan menhir. “Di Papua dan Papua Nugini (PNG) yang model begini hanya di sini saja. Kawasannya luas dan peninggalannya bisa dilihat langsung,” tutur Hari.

Lukisannya ada motif manusia, manusia setengah ikan, binatang, tumbuhan, dan benda budaya seperti gelang, kapak batu serta motif geometris seperti lingkaran dan matahari. Semuanya adalah ekspresi pengetahuan manusia saat itu tentang alam sekitar. Makna motif-motif ini tertulis dalam Jurnal Arkeologi Papua berjudul Makna Motif Lukisan Megalitik Tutari.

Kampung Doyo Lama, dapat dicapai sekitar 15 menit dari Bandara Sentani atau 10 menit dari Kompleks Kantor Bupati Jayapura.

4. Situs Warakho

Situs Warakho terletak di Tanjung Warakho, yang juga berada di Kampung Doyo Lama. Situs ini merupakan sebuah tanjung yang dikelilingi oleh perairan danau. Peninggalan arkeologi yang terdapat di situs ini yaitu pecahan gerabah dan papan batu.

“Berdasarkan cerita rakyat Doyo Lama, Situs Warakho pada masa lalu pernah dijadikan sebagai lokasi hunian nenek moyang masyarakat Doyo Lama ketika mereka berpindah dari Pulau Kwadeware,” kata Hari.

Gerabah tradisional karya warga Kampung Abar. Dok. Hari Suroto

Selain itu, perairan sekitar Kampung Doyo Lama juga terdapat bekas-bekas tiang rumah di dalam air. Tiang-tiang rumah ini dari batang pohon soang (Xanthostemon sp). Kayu pohon ini keras dan mampu bertahan lama, sehingga secara tradisional oleh masyarakat Sentani dijadikan sebagai tiang rumah. “Lokasi bekas-bekas tiang rumah ini disebut Ayauge.”

Ayauge merupakan situs hunian dengan rumah-rumah panggung di tepi Danau Sentani. Ayauge pada masa lalu dipilih sebagai lokasi hunian oleh nenek moyang masyarakat Doyo Lama ketika mereka berpindah dari Tanjung Warakho. Lingkungan sekitar Situs Ayauge banyak ditumbuhi pohon sagu dan permukaan airnya banyak terdapat bunga teratai.

Baca juga:
Pemburu Batu Mulia Dunia Kesengsem Manakarra, Disebut Setengah Permata

Berita terkait

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

10 hari lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Banjir di Distrik Sentani Jayapura Merendam 111 Rumah

27 hari lalu

Banjir di Distrik Sentani Jayapura Merendam 111 Rumah

Banjir merendam banyak hunian warga di Distrik Sentani, Kota Jayapura, Provinsi Papua. Genangan muncul akibat hujan pada 8 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

41 hari lalu

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.

Baca Selengkapnya

Piramida Purba di Gunung Padang, Begini Suara Kontra Arkeolog Asing

42 hari lalu

Piramida Purba di Gunung Padang, Begini Suara Kontra Arkeolog Asing

Arkeolog asal Singapura ini lega publikasi laporan penelitian situs Gunung Padang ditarik penerbit jurnal. Sebut kental pseudoarchaeological.

Baca Selengkapnya

Publikasi Gunung Padang Piramida Tertua di Dunia Dicabut, Penelitinya: Saya Nyaman-nyaman Saja

43 hari lalu

Publikasi Gunung Padang Piramida Tertua di Dunia Dicabut, Penelitinya: Saya Nyaman-nyaman Saja

Dia mengaku nyaman-nyaman saja saat pertama mendengar kepastian laporan penelitian situs Gunung Padang dicabut publikasinya dari jurnal ilmiah.

Baca Selengkapnya

Korban Penembakan KKB Diterbangkan ke Jayapura, Kapolda Papua Sampaikan Belasungkawa

43 hari lalu

Korban Penembakan KKB Diterbangkan ke Jayapura, Kapolda Papua Sampaikan Belasungkawa

Jenazah korban penembakan kelompok bersenjata di Paniai, Papua diterbangkan ke Jayapura untuk dimakamkan hari ini.

Baca Selengkapnya

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

46 hari lalu

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.

Baca Selengkapnya

Banjir Melanda Tiga Distrik di Jayapura. Imbas Drainase yang Tersumbat

47 hari lalu

Banjir Melanda Tiga Distrik di Jayapura. Imbas Drainase yang Tersumbat

Tiga distrik di Jayapura, Papua, terendam banjir akibat hujan pada 19 Maret 2024. Drainase tersumbat lumpur dan membuat air meluap.

Baca Selengkapnya

Dua Kali Polisi Terbitkan SP3 Kasus Teror Bom pada Jurnalis Victor Mambor di Jayapura Papua

47 hari lalu

Dua Kali Polisi Terbitkan SP3 Kasus Teror Bom pada Jurnalis Victor Mambor di Jayapura Papua

Selain SP3 pada 1 Maret 2024, polisi disebut menerbitkan SP3 kasus teror bom terhadap Victor Mambor secara diam-diam pada 12 Mei 2023.

Baca Selengkapnya

Pelecehan Seksual 7 Siswi SMK di Jayapura oleh Pembina Pramuka, Dilakukan Sejak 2022 dengan Lokasi Berbeda-beda

53 hari lalu

Pelecehan Seksual 7 Siswi SMK di Jayapura oleh Pembina Pramuka, Dilakukan Sejak 2022 dengan Lokasi Berbeda-beda

Tujuh siswi SMK di Jayapura jadi korban pelecehan seksual oleh pembina pramuka. Dilakukan sejak 2022 dengan lokasi berbeda-beda.

Baca Selengkapnya