Anggota IAVG, Guru Besar FKUI Atur Pembagian Vaksin Covid-19 di Dunia

Kamis, 30 September 2021 17:12 WIB

Botol vaksin dan tongkat Komandan Guspurla Koarmada III Laksamana Pertama Retiono Punto, di Pulau Selaru, Maluku, 16 Agsutus 2021. ANTARA FOTO/FB Anggoro

TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Tjandra Yoga Aditama menjadi salah satu dari 12 ahli internasional dalam Independent Allocation Vaccine Group (IAVG) COVAX yang bertugas memvalidasi pembagian vaksin Covid-19 ke berbagai negara di dunia.

Menurut Tjandra, IAVG selalu memperhatikan perkembangan pandemi serta dampaknya pada kesehatan, sosial dan ekonomi, serta selalu memberi dukungan maksimal untuk proses akses vaksin Covid-19 untuk berbagai negara di dunia. “IAVG prihatin dengan relatif rendahnya jumlah vaksin yang diberikan ke COVAX,” ujar dia, Kamis, 30 September 2021.

IAVG, Tjandra melanjutkan, selalu menekankan kepada produsen vaksin serta negara yang memproduksi vaksin yang sudah memiliki angka tinggi cakupan di negaranya agar memberi perhatian pada keadilan ketersediaan vaksin (vaccine equity) dan transparansi, serta memberi informasi yang jelas tentang kapasitan produksi serta jadwal asupan ke COVAX.

“Kami mengkhawatirkan adanya prioritas pendekatan bilateral ketimbang solidaritas internasional/multilateral, dan juga adanya kebijakan restriksi ekspor pada sebagian keadaan,” katanya lagi.

Tjandra, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Jakarta, mengatakan IAVG menyadari perlunya dosis tambahan untuk melindungi kelompok rentan masyarakat dan mereka dengan gangguan kekebalan tubuh (immune-compromised).

Advertising
Advertising

IAVG juga menganjurkan agar negara-negara mengumpulkan dan menganalisa lebih banyak lagi bukti ilmiah sebelum memutuskan kebijakan pemberian vaksin booster pada masyarakatnya.

Salah satu upaya untuk membantu pemerataan, Tjandra berujar, adalah memprioritaskan alokasi vaksin dari COVAX pada negara yang masih rendah cakupan vaksinnya Oktober ini. Hal ini juga dengan mempertimbangkan kemungkinan negara-negara itu mendapat vaksin dari sumber lainnya.

“Kami di IAVG juga terus menganalisa informasi dan data tentang masalah kapasitas absorpsi vaksin di negara-negara yang cakupannya masih rendah,” tutur Tjandra.

Menurut IAVG, advokasi di tingkat internasional dan regional masih sangat perlu dilakukan untuk mengatasi kurangnya kemauan politis pada situasi tertentu karena hal itu mengakibatkan gangguan implementasi pemerataan vaksin di dunia. Negara-negara yang membutuhkan juga perlu mendapat akses pendanaan dan dukungan teknis untuk implementasi vaksinasi di negaranya.

Mengenai sumber vaksin yang didapat oleh COVAX, Tjandra berujar, IAVG berpendapat bahwa donasi memang sumber yang penting, tapi harus dilihat sebagai upaya tambahan dari pembelian vaksin oleh COVAX sendiri. Jangan sampai donasi menggantikan kegiatan pembelian, karena masalah pengurusan dan administrasi yang rumit.

“Kami di IAVG kembali menekankan agar negara yang menyumbangkan vaksin ke COVAX dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan catatan khusus tentang negara mana yang boleh menerima sumbangannya atau earmarking,” kata dia sambil menambahkan penyumbang harus menjamin bahwa vaksin yang disumbangkan tidak punya waktu kadaluarsa yang singkat.

Selain itu, IAVG juga menyoroti berbagai upaya dan program untuk mengatasi kelompok yang menolak di vaksin (vaccination hesitancy) di berbagai negara. Upaya ini sebaiknya bersifat lokal spesifik dan memerlukan keterlibatan aktif masyarakat setempat.

“Di berbagai belahan dunia terjadi keresahan sosial, situasi konflik, serta bencana alam, yang mempengaruhi implementasi vaksinasi, sehingga diperlukan solidaritas dan kerja sama internasional untuk mendukung program vaksinasi,” ujar Tjandra yang merupakan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara periode 2018-2020.

Baca:
Pakar Ingatkan Terlalu Dini Bahas Booster dan Vaksin Berbayar Saat Ini

Berita terkait

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

18 jam lalu

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

Koordinator Humas Badan Pengawas Makanan dan Obat (BPOM) Eka Rosmalasari angkat bicara soal penarikan vaksin AstraZeneca secara global.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

1 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

1 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Alasan Sosiolog Unair Sebut Penarikan Vaksin AstraZeneca Bisa Memicu Kecemasan Publik

2 hari lalu

Alasan Sosiolog Unair Sebut Penarikan Vaksin AstraZeneca Bisa Memicu Kecemasan Publik

Peneliti Unair menilai penarikan vaksin AstraZeneca dari pasar akan memicu pro dan kontra. Masyarakat bisa ragu terhadap program vaksinasi nasional.

Baca Selengkapnya

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

2 hari lalu

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

Tim peneliti di Pusat Studi HAM Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin mengkaji proses Ibu Kota Negara (IKN): sama saja dengan PSN lainnya.

Baca Selengkapnya

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

3 hari lalu

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

Seorang jurnalis warga yang dipenjara selama empat tahun setelah dia mendokumentasikan fase awal wabah virus COVID-19 dari Wuhan pada 2020.

Baca Selengkapnya

Guru Besar Unair Ungkap Pentingnya Deteksi Dini Pendengaran pada Bayi

3 hari lalu

Guru Besar Unair Ungkap Pentingnya Deteksi Dini Pendengaran pada Bayi

Deteksi dini pada bayi baru lahir bisa menggunakan alat bernama auditory brainstem response (ABR).

Baca Selengkapnya

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

5 hari lalu

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

UGM mengukuhkan Edi Suharyadi sebagai guru besar aktif FMIPA UGM ke-42.Ini profil dan pidato pengukuhannya soal perkembangan riset bidang nanomaterial

Baca Selengkapnya

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

6 hari lalu

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

Jamaah Haji 2024 wajib menerima 3 vaksin, namun khusus jamaah dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, ada penambahan vaksin polio.

Baca Selengkapnya

UIN Jakarta Jadi Kampus Islam Negeri dengan Guru Besar Terbanyak, Berapa Jumlahnya?

6 hari lalu

UIN Jakarta Jadi Kampus Islam Negeri dengan Guru Besar Terbanyak, Berapa Jumlahnya?

UIN Jakarta jadi PTKIN dengan guru besar terbanyak.

Baca Selengkapnya